Datuk ri Bandang: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Akhmad zailani (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Rachmat-bot (bicara | kontrib)
k Robot: Perubahan kosmetika
Baris 14:
| occupation = [[Ulama]]
}}
'''Datuk Ri Bandang''' yang bernama asli Abdul Makmur dengan gelar Khatib Tunggal adalah seorang [[ulama]] dari Koto Tangah, [[Minangkabau]] yang menyebarkan agama [[Islam]] ke kerajaan-kerajaan di wilayah timur [[nusantara]], yaitu [[Kerajaan Luwu]], [[Kerajaan Gowa]], [[Kerajaan Tallo]] dan [[Kerajaan Gantarang]] ([[Sulawesi]]) serta [[Kerajaan Kutai]] ([[Kalimantan]]) dan [[Kerajaan Bima]] ([[Nusa Tenggara]]).
Datuk ri Bandang bersama dua orang saudaranya yang juga ulama, yaitu [[Datuk Patimang]] yang bernama asli Datuk Sulaiman dengan gelar Khatib Sulung dan [[Datuk Ri Tiro]] yang bernama asli Nurdin Ariyani dengan gelar Khatib Bungsu dan seorang temannya, [[Tuan Tunggang Parangan]] melaksanakan syiar Islam sejak kedatangannya pada penghujung abad ke-[[16]] hingga akhir hayatnya ke kerajaan-kerajaan yang ada di timur nusantara pada masa itu.<ref>[http://books.google.co.id/books?id=HiZvFZbm6sgC&pg=PA79&lpg=PA79&dq=Datuk+Ri+Tiro&source=bl&ots=OVQPY9HjCU&sig=bdTusXah_SxwD6VsIuQvGIZ-9K4&hl=en&sa=X&ei=jiUAUYWUBMi4rAfyrYHwCw&ved=0CE0Q6AEwBDgK#v=onepage&q=Datuk%20Ri%20Tiro&f=false Marwati Djoened Poesponegoro, Nugroho Notosusanto, Sejarah nasional Indonesia, Volume 3]</ref><ref>www.wisatanews.com [http://www.wisatanews.com/more.php?id=1216 Tradisi Hanta Ua Pua, Bentuk Penghormatan Atas Rasulullah dan Ulama]</ref>
 
=== Dakwah Islam ===
Pada awalnya, Datuk Ri Bandang berdakwah ke Kutai (Kerajaan Kutai, Kalimantan Timur , tapi karena situasi masyarakat yang belum memungkinkan dia pergi ke Makassar (Kerajaan Gowa, Sulawesi), dan melaksanakan syiar Islam bersama temannya, Tuan Tunggang Parangan di kerajaan tersebut. Temannya, Tuan Tunggang Parangan tetap bertahan di Kutai, dan akhirnya berhasil mengajak Raja Kutai (Raja Mahkota) beserta seluruh petinggi kerajaan masuk Islam.
 
Setelah kembali lagi ke Makassar, Datuk Ri Bandang bersama dua saudaranya Datuk Patimang dan Datuk Ri Tiro menyebarkan agama Islam dengan cara membagi wilayah syiar mereka berdasarkan keahlian yang mereka miliki dan kondisi serta budaya masyarakat Sulawesi Selatan atau [[Bugis]]/[[Makassar]] ketika itu. Datuk Ri Bandang yang ahli [[fikih]] berdakwah di [[Kerajaan Gowa]] dan Tallo, sedangkan Datuk Patimang yang ahli tentang [[tauhid]] melakukan syiar Islam di Kerajaan Luwu, sementara Datuk Ri Tiro yang ahli [[tasawuf]] di daerah [[Tiro]] dan [[Bulukumba]]<ref>[http://books.google.co.id/books?id=HOcUtQAtl00C&pg=PA95&lpg=PA95&dq=datuk+ribandang+dan+tunggang+parangan&source=bl&ots=S3lBFKkfZQ&sig=U0NsvsynXyX801j_XwRQEjjWDcs&hl=en&sa=X&ei=Dy0AUfTdJsfUrQfZ84GoCA&ved=0CEsQ6AEwAw#v=onepage&q=datuk%20ribandang%20dan%20tunggang%20parangan&f=false Ahmad M. Sewang, Islamisasi Kerajaan Gowa: abad XVI sampai abad XVII]</ref>
 
Pada mulanya Datuk ri Bandang bersama Datuk Patimang melaksanakan syiar Islam di wilayah Kerajaan Luwu, sehingga menjadikan kerajaan itu sebagai kerajaan pertama di Sulawesi [[Selatan]], Tengah dan [[Tenggara]] yang menganut agama Islam. Kerajaan Luwu merupakan kerajaan tertua di Sulawesi Selatan dengan wilayah yang meliputi [[Luwu]], [[Luwu Utara]], [[Luwu Timur]] serta [[Kota Palopo]], [[Tana Toraja]], [[Kolaka]] ([[Sulawesi Tenggara]]) hingga [[Poso]] ([[Sulawesi Tengah]]).
Baris 26:
Dengan pendekatan dan metode yang sesuai, syiar Islam yang dilakukan Datuk ri Bandang dan Datuk Patimang dapat diterima Raja Luwu dan masyarakatnya. Bermula dari masuk Islam-nya seorang petinggi kerajaan yang bernama Tandi Pau, lalu berlanjut dengan masuk Islam-nya raja Luwu yang bernama Datu' La Pattiware Daeng Parabung pada [[4]]-[[5 Februari]] [[1605]], beserta seluruh pejabat istananya setelah melalui dialog yang panjang antara sang ulama dan raja tentang segala aspek agama baru yang dibawa itu. Setelah itu agama Islam-pun dijadikan agama kerajaan dan hukum-hukum yang ada dalam Islam-pun dijadikan sumber hukum bagi kerajaan.<ref>www.seputar-indonesia.com [http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/512986/ JEJAK ULAMA DI SULSEL - Datuk Sulaiman, Penyebar Islam di Luwu]</ref>
 
=== Wafat ===
Setelah Raja Luwu dan keluarganya beserta seluruh pejabat istana masuk Islam, Datuk ri Bandang pergi dari Kerajaan Luwu menuju wilayah lain di Sulawesi Selatan dan kemudian menetap di [[Makassar]] sambil melakukan syiar Islam di [[Gowa]], [[Takalar]], [[Jeneponto]], [[Bantaeng]]. Dakwah Islam yang dilaksanakan Datuk ri Bandang akhirnya juga berhasil mengajak Raja Gowa, I Manga'rangi Daeng Manrabia dan Raja Tallo, I Malingkang Daeng Manyonri beserta rakyatnya masuk Islam. Dikemudian hari sang ulama itu-pun akhirnya wafat dan dimakamkan di wilayah Tallo.
 
Sementara itu Datuk Patimang menetap di Kerajaan Luwu dan meneruskan syiar Islamnya ke rakyat Luwu, Suppa, [[Soppeng]], [[Wajo]] dan lain-lain yang masih banyak belum masuk Islam. Dikemudian hari sang penyebar Islam itu-pun akhirnya wafat dan dimakamkan di Desa Patimang, Luwu. Sedangkan Datuk ri Tiro melakukan syiar Islam di wilayah selatan, yaitu [[Tiro]], [[Bulukumba]], Bantaeng dan Tanete, yang masyarakatnya masih kuat memegang budaya sihir dan mantera-mantera. Datuk ri Tiro yang kemudian berhasil mengajak raja Karaeng Tiro masuk Islam dikemudian hari juga wafat dan dimakamkan di Tiro atau sekarang Bontotiro.