Arief Koeshariadi: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Rachmat-bot (bicara | kontrib) k Robot: Perubahan kosmetika |
|||
Baris 30:
[[Laksamana]] [[TNI]] ([[Purnawirawan|Purn.]]) '''Arief Koeshariadi''' (lahir di [[Malang]], [[Jawa Timur]]<ref>[http://profil.merdeka.com/indonesia/a/arief-kusharyadi/ "Profil atau Biografi Arief Koeshariadi"], Harian Merdeka</ref>[[1945]]) adalah mantan [[KASAL]] periode [[1996]] - [[1998]].
== Masa kecil ==
Sejak kecil Arief sudah dikenal sebagai pemuda yang suka tantangan, punya rasa ketertarikan dan keingintahuan yang besar pada lingkungan sekitar, dan, tentu saja, hobi bermain di air. Selepas masa [[SMA]], Arief masuk ke [[Akademi Angkatan Laut]] Surabaya pada tahun [[1963]]. Menyelesaikan pendidikan Akademi Kelautan pada tahun [[1967]], iaberhasil lulus dengan pangkat Letnan Dua.
== Karier ==
Selepas menjalani pendidikan di Akademi Angkatan Laut, Arief langsung mendapat panggilan dan posisi di atas KRI pada jajaran TNI-AL. Debut tugasnya diawali dengan menjadi Komandan [[KRI Angin Gending]], sebuah kapal cepat bertorpedo yang berpangkalan di Ujung, [[Surabaya]]. Pasca penugasan tersebut, Arief memperoleh amanat untuk menduduki banyak posisi dan jabatan di Angkatan Laut RI yang semuanya dijalankan dengan baik, termasuk Komandan [[KRI Sartamina]], Palaksa Kapal Penyapu Ranjau [[KRI Pulau Raja]] dan Nahkoda [[KM Antareja]].
Baris 40:
Selama menjadi awak KRI, ia sempat mendapatkan kesempatan untuk menembakkan peluru kendali berhulu ledak di [[Samudera Hindia]] pada Latihan Gabungan TNI AL dan TNI AU. Selain itu, pria yang pernah menyusuri seluruh lautan wilayah barat Indonesia ini juga pernah menjadi Staf Perencanaan dan Anggaran Armada RI, Staf Operasi Kapal Escortadan Komandan Komando Persiapan Pengambilan Kapal di [[Belanda]] dan Kasubdit Strategi Taktik di Direktorat Operasi dan Latihan AL.
== Peristiwa 22 Mei 1998 ==
Ia merupakan saksi [[sejarah]] dan terlibat langsung dalam detik-detik pergantian kepemimpinan [[Nasional]] atau era awal [[reformasi]], [[Laksamana]] [[TNI]] Arief seperti dituturkannya dalam berbagai kesempatan sangat heran ketika terjadi [[kerusuhan Mei 1998]], Arief berkeliling Jakarta dan tak melihat adanya pasukan di lapangan. Padahal, jumlah pasukan yang di bawah kendali operasi di Jakarta kala itu 110 satuan setingkat kompi. Pasukan tersebut terdiri dari pasukan Yonif 327 Brawijaya, Grup I Kopassus, Kostrad, Marinir, dan tiga skuadron helikopter TNI Angkatan Udara.
Baris 47:
Pasukan yang tiba di Halim Perdanakusuma ditempatkan di Cilandak. Dari markas marinir di Jakarta tersebut, pasukan disebar. Pasukan tiba sebelum Jenderal Wiranto ke Malang, tidak ada pasukan yang terlihat atau berusaha melakukan pengamanan sehingga atas inisiatifnya dia mengkontak Kesatuan [[Korps Marinir]] dari [[Surabaya]] untuk mengirim pasukan ke [[Jakarta]].
== Rujukan ==
{{reflist}}
|