Selamat Ginting: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k +perbaiki, +rapikan, replaced: Refrensi → Referensi using AWB
Rachmat-bot (bicara | kontrib)
k Robot: Perubahan kosmetika
Baris 24:
Selamat Ginting berperan dalam pergerakan nasional ketika masih berusia remaja, ketika menempuh pendidikan menengah di zaman kolonial (HIS). Setelah menamatkan pendidikan dari HIS, Selamat Ginting meneruskan pendidikan di Sekolah Ekonomi Kayutanam, [[Sumatera Barat]].
 
== Perjuangan Militer ==
Setelah menamatkan pendidikan di Sekolah Ekonomi Kayutanam, Selamat Ginting pulang ke [[Tanah Karo]]. Tak lama berselang, Perang Pasifik meletus dan [[Jepang]] menginvasi Indonesia. Hal itu menandai berakhirnya era penjajahan [[Kolonial]] [[Belanda]] dan dimulainya masa pendudukan Jepang di nusantara, termasuk di Tanah Karo. Selamat Ginting memutuskan untuk berjuang menghadapi penjajahan Jepang dengan bergabung ke partai yang dibentuk oleh [[Mohammad Hatta]], yaitu Partai Pendidikan Nasional Indonesia.
 
Pemerintah Jepang melarang segala kegiatan berbau politik dan membubarkan Partai Pendidikan Nasional Indonesia. Selamat Ginting membentuk Pusat Ekonomi Rakyat (Pusra) untuk membantu menggerakkan perekonomian rakyat pada masa itu.
 
Setelah [[Proklamasi Kemerdekaan Indonesia]], Indonesia masih terus menghadapi fase perang kemerdekaan, ketika Belanda kembali berusaha menduduki nusantara termasuk Tanah Karo. Disini Selamat Ginting kembali terpanggil untuk berjuang demi kemerdekaan penuh Republik Indonesia. Dia kemudian masuk [[Tentara Keamanan Rakyat]] (TKR) dan sekaligus diangkat menjadi Komandan Sektor III Subteritorium VII Komando Sumatera yang meliputi wilayah Dairi, Tanah Karo, Aceh Tenggara dan Langkat.
 
Semasa era revolusi, pasukan Selamat dijuluki dengan sebutan ”pasukan halilitar” yang dikenal garang dalam setiap pertempuran melawan Belanda. Pasukan Selamat juga dikenal tidak pernah kompromi dengan musuh karena Selamat memiliki prinsip daripada mundur, lebih baik maju mengejar musuh.
 
== Pengabdian Politik ==
Setelah perang kemerdekaan selesai, Selamat Ginting akhirnya memutuskan mengundurkan diri dari dunia militer, dan memilih berkecimpung di dunia politik melalui partai yang dibentuk [[Soekarno]] pada masa kolonial, [[Partai Nasional Indonesia]] (PNI). Melalui partai ini, Selamat pernah menduduki jabatan tertinggi di [[Dewan Perwakilan Rakyat Daerah]] (DPRD) Sumatera Utara pada tahun 1950.
 
Baris 43:
Berbekal pendidikan dari Sekolah Ekonomi Kayutanam, [[Sumatera Barat]], Selamat Ginting mendirikan Pusat Ekonomi Rakyat (PUSRA). Ia mendirikan bank kerajinan rakyat.
 
== Keluarga ==
Selamat Ginting menikah pada tahun 1944 dengan Piah Malem Rondangena Br Manik. Dari hasil perkawinan ini terlahir seorang anak bernama Tampak Kita Tuah Ginting.
 
== Referensi ==
{{reflist}}
{{tni-stub}}
 
[[Kategori:Tokoh Indonesia]]
Baris 55 ⟶ 56:
[[Kategori:Tokoh Sumatera Utara]]
[[Kategori:Marga Ginting|Selamat]]
 
 
{{tni-stub}}