Saronen: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Dubaya (bicara | kontrib)
hubungan sumunep dan ponorogo
Dubaya (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 6:
Sering berkunjunganya penguasa [[Kabupaten Sumenep|Sumenep]] Arya Panoleh ke tempat kakaknya Batara Katong Berkuasa di [[Kabupaten Ponorogo|Ponorogo]] untuk bersilatuhaim. Saat di ponorogo, rombongan dari sumenep di sambut dengan persembahan reyog dan atraksi memukau yang dilakukan oleh orang-orang berpakaian hitam. Dari sinilah awal mulanya Selompret pada gamelan reyog dikenal oleh rombongan sumenep dengan nama Saronen.
 
Selain gamelan reyog yang di terapkan di Sumenep, juga pakaian warok serba hitam dengan kaos bergaris-garris, makanan seperti Sate yang awalnya dari tuduktusuk lidi dan angklung yang hanya dapat di temukan di sumenep saja di seluruh dataran madura. Dengan begitu, Sumenep yang merupakan kiblat orang madura, budaya dari ponorogo yang di terapkan di sumunep mulai menyebar ke seluruh madura. Tetapi bagaimanapun juga setelah di terapkan di madura, masih terdapat perbedaan anatara budaya dari tanah budaya Ponorogo dengan budaya madura.
 
Adalah seorang Kyai Khatib Sendang ( cicit [[Sunan Kudus]] ) bertempat tinggal di Desa Sendang [[Pragaan,Sumenep|Kecamatan Pragaan]] ratusan tahun silam menggunakan musik ini sebagai media dakwah dalam mensyiarkan Agama Islam. Konon setiap hari pasaran yang jatuh pada setiap hari senin , Kyai Khatib Sendang dan para pengikutnya menghibur pengunjung pasar disertai penari berpakaian ala badut. Setelah para pengunjung pasar pada berkumpul , mulailah Kyai Khatib Sendang berdakwah memberi pemaparan tentang Islam dan kritik sosial. Gaya dakwah yang kocak humoris tapi mampu menggetarkan hati pengujung membuat masyarakat yang hadir tertarik langsung minta baiat masuk Islam.