Wilhelmina dari Belanda: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
reviewed
correction
Baris 26:
 
'''Ratu Wilhelmina ''' (Wilhelmina Helena Pauline Marie van [[Orange-Nassau]]; ({{lahirmati||31|8|1880||28|11|1962}}), Putri [[Orange-Nassau]], adalah [[Ratu Belanda]] sejak [[1890]] - [[1948]] dan [[Ibu Suri]] (dengan sebutan Putri) sejak [[1948]] - [[1962]].
Ia memimpin [[Belanda]] selama lebih dari 50 tahun, lebih lama daripada penguasa monarki kerajaan Belanda lainnya. Masa kekuasannya menjadi saksi beberapa titik perubahan di Belanda dan sejarah dunia: [[Perang Dunia I]] dan [[Perang Dunia II]], Krisis Ekonomi tahun [[1933]], dan juga kejatuhan Belanda sebagai [[penguasa kolonial]].
 
Ia paling dikenang untuk perannya dalam Perang Dunia II dimanadi mana ia membuktikan dirinya sebagai inspirasi besar bagi gerakan perlawanan rakyat Belanda dan sebagai pemimpin utama pemerintahan Belanda di pengasingan.
 
== Masa kecil ==
Baris 38:
Raja [[Willem III]] wafat pada tanggal [[23 November]] [[1890]] dan meskipun Wilhelmina seketika menjadi Ratu Belanda, ibunya, Emma, ditunjuk sebagai wali sampai usia Wilhelmina mencapai 18 tahun.
 
Pada tahun [[1901]], ia menikah dengan Hendrik, Pangeran dari Mecklenburg-Schwerin. Walaupun perkawinan itu dikatakan tidak berlandaskan cinta, Wilhelmina sebenarnya sangat menyayangi Hendrik, dan tampaknya perasaan Hendrik pun sama. Kenyataannya Hendrik tidak berbahagia dengan perannya sebagai pasangan ratu dan menyatakan, hal ini sangat membosankan, apalagi ia hanya dianggap "dekorasi" dan selalu berjalan di belakang istrinya. Ia juga tidak punya kekuasaan di Belanda.
 
Ratu Wilhelmina beberapa kali mengalami keguguran. Namun kelahiran anak satu-satunya, [[Juliana dari Belanda|Juliana]] pada tanggal 30 April [[1909]], menjadi obat penawar setelah perkawinan 8 tahun tanpa anak.
 
== Masa kekuasaan ==
Bersikap taktis dan hati-hati dalam masa kekuasaan - di luar dugaan dan harapan rakyat dan para anggota DPR - Wilhelmina menjadi pribadi yang sangat kuat. Kualitas ini tercermin dalam masa awal kekuasaannya di usia 20 tahun, Ratu Wilhelmina memerintahkan angkatan perang menuju [[Afrika Selatan]] untuk membantu [[Paul Kruger]], presiden dari wilayah [[Transvaal]]. Untuk itu, Wilhelmina memperoleh pengakuan internasional.
 
Wilhelmina menunjukkan sikap tidak senang terhadap Kerajaan Britania, yang meng[[aneksasi]] Republik Transvaal dan [[Orange Free State]] dalam [[Perang Boer]]. Kaum [[Boer]] adalah keturunan Belanda pertama dimanadi mana Wilhelmina merasa sangat dekat dengan mereka.
 
Ratu Wilhelmina juga dikenal mahir dalam mengelola bisnis dan investasi, membuat dia sebagai salah satu wanita terkaya di dunia. Investasinya merambah [[Amerika Serikat]] dan sampai ke sumur minyak di wilayah [[Hindia Belanda]].
 
== Perang Dunia I ==
Meskipun Belanda bersikap netral dalam Perang Dunia I, investasi [[Jerman]] yang besar di Belanda, ditambah dengan hubungan perdagangan yang erat, memaksa Inggris memblokade pelabuhan-pelabuhan Belanda untuk melemahkan Jerman.
 
Dalam perang, Wilhelmina menjadi "Ratu-Pengawal." Ia selalu waspada terhadap serangan Jerman, khusunya di awal perang. Namun ancaman terhadap kedaulatan muncul dari Inggris dan AS yang memblokade kapal dagang dan kargo - untuk memutus upaya perang pihak Jerman. Hal ini menyulut ketegangan antara Belanda dan kekuatan Sekutu.
Baris 57:
 
== Perang Dunia II ==
Pada tanggal 10 Mei [[1940]], [[Nazi]] Jerman menyerbu Belanda. Wilhelmina dan keluarganya mengungsi ke Inggris 3 hari kemudian. Sebenarnya Wilhelmina mau tinggal di Belanda. Ia merencanakan untuk pergi ke Zeeland bersama pasukannya untuk mengatur koordinasi serangan dari kota [[Breskens]] sambil menanti bantuan - yang diperkirakan sama seperti dialami oleh [[Raja Albert I]] dari [[Belgia]] selama Perang Dunia I. Ia naik kapal Inggris di [[Den Haag]] yang akan membawa dia kesana. Namun saat ratu berada di kapal, kapten kapal meyatakan dia dilarang mengontak pantai wilayah Belanda karena Zeeland sedang diserang oleh AU Jerman ([[Luftwaffe]]) dan terlalu berbahaya untuk kembali. Wilhelmina memutuskan pergi ke Inggris dimanadi mana ia memimpin pemerintahan dalam pengasingan.
 
Seusai perang, Ratu Wilhelmina memutuskan untuk tidak tinggal di istana namun pindah ke sebuah rumah di [[Den Haag]] selama 8 bulan dan mengunjungi seluruh pelosok negeri untuk memotivasi rakyat Belanda. Kadang-kadang ratu menggunakan sepeda.
 
== Masa-masa akhir kekuasaan ==
Pada tanggal 4 September [[1948]], Wilhelmina menyerahkan tampuk kekuasaan kepada anaknya, Putri [[Juliana dari Belanda|Juliana]].
 
Ia juga menulis otobiografi yang berjudul: ''Eenzaam, maar niet alleen'' (Kesepian tetapi bukan Kesendirian).