Kepulauan Kei: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 24:
Tom Goodman bersama tim ekspedisi ''Duyikan'' dari Universitas Hawaii adalah salah satu dari beberapa ilmuwan asing yang meneliti Goa kuno Ohoidertavun yang berada pada ketinggian sekitar 15 meter dari permukaan laut di Kei Kecil. Di sekitar goa kuno ini ditemukan dinding batu sepanjang 200 meter yang terukir apik dengan beragam gambar dan tulisan kuno. Lukisan kuno yang terpajang di dinding goa Ohoidertavun menggambarkan beragam kehidupan masyarakat di masa lampau dalam kaitannya dengan alam sekitarnya seperti matahari, bulan, dan bintang, serta perahu sebagai sarana transportasi, kehidupan fauna dan flora, bahkan lukisan topeng. Pada situs tersebut juga tergambar lukisan mengenai seni tari gembira sebagai ungkapan syukur yang lebih terfokus pada kehidupan religius.
Lukisan di dinding goa Ohoidertavun mengekspresikan tingginya kebudayaan bangsa Indonesia pada ribuan tahun silam yang memiliki spesifikasi dengan karya lukisan suku Aboringin yang ditemukan di wilayah Papua dan Australia. Adanya kemiripan sejarah dan budaya ini mengundang perhatian khusus Direktur/Produser Film dari Australia, Marcus Gillezeau untuk mengabdikannya dalam film dokumenter untuk disebarluaskan ke seluruh dunia guna mengundang semakin banyak ilmuwan, wisatawan, dan petualang berkunjung ke daerah rempah-rempah ini, yang pernah kesohor di masa lalu.
''Apa yang ditemukan di goa Ohoidertavun merupakan sesuatu yang tergolong langka, unik, dan luar biasa menarik untuk diteliti dan dikaji,'' ungkap Marcus. Karenanya perlu diangkat ke permukaan untuk dipromosikan karena lukisan tangan para leluhur yang tergolong langka di tebing batu setinggi 24 meter itu secara antropologis mengisyaratkan adanya semacam kesamaan hubungan keturunan antara suku asli kepulauan Kei dengan suku asli [[Aborigin]] di [[Australia]].
 
===Sejarah Lisan===