Kabupaten Bombana: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Isur (bicara | kontrib)
Isur (bicara | kontrib)
Baris 32:
Tau Bonto menjadi pusat [[pemerintahan]] di zaman kekuasaan ''mokole'', gelar raja di wilayah Moronene pada masa lalu. Di masa pemerintahan ''swapraja Buton'' pascakemerdekaan, wilayah kekuasaan mokole berubah menjadi wilayah [[distrik]], dan selanjutnya menjadi [[kecamatan]].
 
Secara historis, wilayah Moronene di daratan besar jazirah [[Sulawesi Tenggara]] mencakup [[Watubangga, Kolaka|Kecamatan Watubangga]] di [[Kabupaten Kolaka]] sekarang. Namun, yang masuk wilayah administrasi [[Kabupaten Buton]] (waktu itu) hanya Kecamatan [[Poleang, Bombana|Poleang]] dan Kecamatan [[Rumbia, Bombana|Rumbia]]. Saat iniitu telah berkembang menjadi empat kecamatan. Dua kecamatan tambahan sebagai hasil pemekaran adalah [[Poleang Timur, Bombana|Poleang Timur]] dan [[Rarowatu, Bombana|Rarowatu]]. Kecamatan Rarowatu berpusat di Tau Bonto.
 
[[Pulau [[Kabaena]] juga termasuk wilayah Moronene sebab penduduk asli pulau penghasil gula merah itu adalah suku Moronene. Meski demikian, pemerintahan mokole di Kabaena bersifat otonom, tidak ada hubungan struktural maupun hubungan afiliatif dengan kekuasaan mokole di daratan besar. Kekuasaan mokole di Kabaena berada di bawah kontrol [[Kesultanan Buton]], seperti halnya mokole di daratan besar jazirah [[Sulawesi Tenggara]]. Sultan Buton menempatkan petugas keraton di Kabaena yang bergelar ''Lakina Kobaena''. Karena itu, secara struktural, Kabaena lebih dekat dengan Buton.
 
==Keadaan Wilayah==