Nusa Tenggara Timur: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 60:
Jauh sebelum nama NTT tersebar, gugusan pulau-pulau di selatan Nusantara tersebut telah menjadi perhatian dunia. Harumnya aroma cendana dari Timor telah menerobos sampai [[Timur Tengah]], [[Tiongkok]], dan [[Eropa]], dan berbagai penjuru bumi. Kekuatan aroma cendana tersebut menjadikan para pedagang dari Malaka, Gujarat, Jawa dan Makasar, Tiongkok melakukan pelayaran niaga untuk mencapai wilayah sumber [[cendana]]. Dan mereka melakukan kontak dagang secara langsung dengan raja-raja di Timor dan pulau-pulau sekitarnya, sang pemilik wilayah dan pemimpin rakyat.<ref name=laporankupang/>
 
Catatan sejarah dari [[Tiongkok]], "manuskrip Dao Zhi", sejak tahun 1350 dinasti Sung sudah mengenal Timor dan pulau-pulau sekitar, dan salah satu pelabuhan terkenal di Timor adalah "''Batumiao-Batumean Fatumean Tun Am''", yang ramai dikunjungi kapal dari Makassar, Malaka, [[Jawa]], [[Tiongkok]] dan kemudian Eropa seperti Spanyol, Britania, Portugis, Belanda. [[Negarakertagama]] (1365) mencatat bahwa Timor yang terkenal dengan hasil cendananya merupakan wilayah [[Majapahit]] yang mempunyai raja-raja otonom dan mandiri.<ref name=laporankupang/>
 
Tahun 1510, [[Goa, India]] dikuasai [[Portugis]], mereka melanjutkan eskpansinya dengan cara menguasai [[Malaka]] pada tahun [[1511]]. Malaka dijadikan pusat perdagangan serta kekuasaan wilayah Nusantara. Setelah Portugis berhasil mencapai Maluku, Solor (Flores) pada tahun 1511, armada [[Ferdinand Magellan]] dengan dua kapal singgah di [[Alor]] dan Kupang, Pulau Timor. Dalam penyeberangan ke selat Pukuafu, kedua kapal ini diterjang badai, salah satu kapal hancur dan karam. Jangkar raksasa salah satu kapal ini masih bisa ditemui di pantai Rote. Satu lainnya berhasil lolos dari amukan ombak lalu melanjutkan perjalanan ke Sabu, kemudian ke [[Tanjung Harapan]] lalu kembali ke [[Spanyol]].<ref name=laporankupang/>