Kota Palembang: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k rv motto - lihat lambang kota dan tambah sdkt
kTidak ada ringkasan suntingan
Baris 23:
|-
| '''[[Kode telepon]]''' || [[Daftar kode telepon di Indonesia|0711]]
|-
| '''[[Makanan khas]]''' || [[Daftar makanan di Indonesia|Pempek]]
|-
| align=center colspan=2 | <small>Situs web resmi: [http://www.palembang.go.id http://www.palembang.go.id]
|}
 
'''Kota Palembang''' adalah salah satu {{kotam}} sekaligus merupakan [[ibu kota]] dari [[Provinsi]] [[Sumatra Selatan]]. Palembang adalah kota terbesar kedua di [{[Sumatra]] setelah [[Medan]]. Kota ini dahulu merupakan pusat Kerajaan [[Sriwijaya]] sebelum dihancurkan oleh [[Majapahit]]. Sampai sekarang bekas area Kerajaan Sriwijaya masih ada di Bukit Siguntang, di Palembang Barat.
 
Setelah dihancurkan oleh berbagai peristiwa mulai dari penyerbuan pasukan maritim barbar dan isolasi dari majapahit, kota ini lalu sangat terpengaruh budaya Jawa dan Melayu. Sampai sekarang pun hal ini bisa dilihat dalam budayanya. Kota ini memiliki komunitas [[Tionghoa]] yang besar. Makanan khas daerah ini adalah [[pempek Palembang]], [[tekwan]], model, [[celimpungan]], [[kue maksuba]], [[kue 8 jam]], [[laksan]], [[burgo]], dll.
 
Palembang merupakan [[kota tertua di Indonesia]], hal ini didasarkan pada prasasti Kedukan Bukit yang diketemukan di Bukit Siguntang, sebelah barat Kota Palembang, yang menyatakan pembentukan sebuah wanua yang ditafsirkan sebagai kota yang merupakan ibukota Kerajaan Sriwijaya pada tanggal [[16 Juni]] [[683]] Masehi. Maka tanggal tersebut dijadikan patokan hari lahir Kota Palembang.
 
Kota Palembang juga dipercayai oleh masyarakat melayu sebagai tanah leluhurnya. Karena di kota inilah tempat turunnya cikal bakal raja Melayu pertama yaitu [[Parameswara]] yang turun dari Bukit Siguntang. Kemudian Parameswa meninggalkan Palembang bersama Sang Nila Utama pergi ke Tumasik dan diberinyalah nama [[Singapura]] kepada Tumasik. Sewaktu pasukan Majapahit dari Jawa akan menyerang Singapura, Parameswara bersama pengikutnya pindah ke Malaka disemenanjung Malaysia dan mendirikan [[Kerajaan Malaka]]. Beberapa keturunannya juga membuka negeri baru di daerah Pattani dan Narathiwat (sekarang wilayah Thailand bagian selatan). Setelah terjadinya kontak dengan para pedagang dan orang-orang Gujarat dan Persia di Malaka, maka Parameswara masuk agama Islam dan mengganti namanya menjadi [[Sultan Iskandar Syah]].