V for Vendetta (film): Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan
reviewed
Baris 38:
! Berperan sebagai
|-
| [[Natalie Portman]] || Evey Hammond Bodat
|-
| [[AhmadHugo MadaniWeaving]] || V
|-
| [[Stephen Rea]] || Eric Finch
Baris 78:
Alasannya tambah mereka, Wachowski bersaudara tampaknya sengaja untuk tidak mengetengahkan apa yang secara eksplisit diangkat oleh Alan Moore, V yang dalam versi grafis menceritakan tentang seorang [[anarkis]] yang menentang pemerintah saat itu mengajarkan tentang bagaimana sebuah masyarakat tidak seharusnya dikuasai oleh sekelompok orang saja yang mencekokkan kebenarannya sendiri, mengacu pada sebuah slogan klasik, “Semua kekuasaan adalah korup, dan kekuasaan absolut tentu juga korup secara absolut.” Dalam novel grafisnya, V menjelaskan secara teatrikal tentang bagaimana tatanan masyarakat tersebut akan berjalan dan apa fase yang perlu dilalui untuk mencapai pada tahapan pembentukan masyarakat yang bebas tersebut. Fase pertama adalah sebuah ide destruktif yang dibenarkan untuk menghancurkan atau mendekonstruksi tatanan masyarakat yang eksis saat ini, lantas setelah kehancuran total terjadi—-yang tentu hal ini akan direspon oleh sebagian besar masyarakat dengan tindak kerusuhan dan kekacauan sosial—-diharapkan masyarakat akan mulai belajar untuk mengatur diri mereka sendiri.
 
Dalam novel grafisnya, ada sebuah episode di manadimana kekacauan merebak di seluruh penjuru negeri dan V berdiam diri merenung di Shadow Gallery, tempat persembunyiannya. Saat ditanya oleh Evey, sang perempuan yang ia didik sebagai penerusnya, tentang apakah situasi seperti itu yang diinginkan oleh V (di manadimana kekacauan merebak, penjarahan terjadi dimana-mana). V menjawab, ''“[[Anarki]] bukanlah seperti demikian. Ini adalah chaos.”'' Lanjutnya, ''“Anarki adalah masyarakat “do-what-you-will”'' (lakukan apa yang ingin kamu lakukan), sementara kekacauan [[sosial]] hanyalah masyarakat ''“take-what-you-want”'' (ambil yang kamu inginkan).
 
Hal tersebut, yang tampaknya menjadi pesan utama Alan Moore dalam novel grafisnya, menjadi kabur—apabila tidak dapat dikatakan hilang.