Pegunungan Menoreh: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Berkas Menoreh_vor_borobudur.jpg dibuang karena dihapus dari Commons oleh JuTa
Itox (bicara | kontrib)
menjelaskan kondisi geomorfologis menoreh
Baris 1:
{{untuk|kereta api milik [[PT Kereta Api Indonesia]]|Kereta api Menoreh}}
 
'''Pegunungan Menoreh''' adalah kawasan pe[[gunung]]an/per[[bukit]]an yang membentang di wilayah barat laut [[Kabupaten Kulon Progo]], sebelah timur [[Kabupaten Purworejo]], dan sebagian [[Kabupaten Magelang]]; sekaligus menjadi batas alamiah bagi ketiga [[kabupaten]] tersebut. Perbukitan ini terbentuk dari karang dan bukan bentuk vulkanik, memanjang mulai dari wilayah [[Bagelen, Purworejo|Bagelen]] ke utara hingga mencapai sisi barat [[Kota Magelang]].
 
Daerah Pegunungan Menoreh secara geomorfologis mempunyai bentuklahan yang kompleks. Kompleksnya kondisi fisik daerah Pegunungan Menoreh adalah adanya proses endogenik dan eksogenik yang bekerja pada berbagai batuan hingga membentuk bentanglahan yang ada saat ini. Beberapa batuan ditemukan antara lain: batu pasir, napal pasiran, batu lempung, dan batu gamping pada Eosen Tengah; batuan andesit, breksi andesit dan tuff yang merupakan hasil aktivitas Gunungapi Menoreh pada Oligosen; batu gamping dan koral yang terendapkan pada Miosen Bawah; dan material koluvium yang terendapkan pada Zaman Quarter.
Perbukitan Menoreh dikenal dalam [[sejarah]] sebagai basis pertahanan [[Pangeran Diponegoro]] bersama para pengikutnya dalam [[Perang Jawa]] (1825–1830) melawan [[Hindia-Belanda]]. Salah satu puteranya yang bernama Bagus Singlon atau [[Raden Mas Sodewo]] (putera Pangeran Diponegoro dengan [[R.Ay. Mangkorowati]]) memimpin perlawanan di wilayah ini. Raden Mas Sodewo atau Ki Sodewo bertempur di wilayah Kulonprogo mulai dari pesisir selatan sampai ke Bagelen dan [[Samigaluh, Kulon Progo|Samigaluh]].
Baris 14 ⟶ 16:
== Pranala luar ==
* {{id}} [http://teamtouring.net/jelajah-pegunungan-menoreh.html Jelajah Pegunungan Menoreh]
* http://blh.jogjaprov.go.id/2013/09/pegunungan-menoreh-dengan-suroloyonya/
 
{{Topik Yogyakarta}}