Misbach Yusa Biran: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Marfiadi (bicara | kontrib)
Marfiadi (bicara | kontrib)
Baris 3:
==Karir==
 
Misbach Yusa Biran, sosok yang melegenda dalam dunia perfilman Indonesia. Ia sudah menghabiskan 3/4 usianya untuk aktivitas di dunia film. Misbach kelahiran Rangkasbitung ini, memulai kariernya di film pada tahun 1954. Pada kurun waktu 1960-1972, ia menyutradarai beberapa film layar lebar. Salah satu filmnya yang berjudul Di Balik Tjahaja Gemerlapan (1967) mendapat penghargaan untuk sutradara terbaik. Ia juga mendapat penghargaan skenario terbaik, untuk film Menyusuri Jejak Berdarah. Film lainnya yang ia tulis skenarionya adalah Ayahku (1987). Film yang penyutradaraannya ditangani Agus Elias ini pun meraih penghargaan yang sama.
Misbach Yusa Biran memasuki dunia perfilman ketika berusia 21 tahun di studio Perfini yang dipimpin oleh Usmar Ismail. Di lembaga itu dia menjadi asisten sutradara dan anggota sidang pengarang. Setahun kemudian skenario pertamanya muncul dan difilmkan dengan judul Saodah. Setelah itu kreativitasnya seakan tak terbendung. Selama tiga tahun (1957-1960) ia membuat film pendek dan dokumenter. Pada kurun waktu 1960-1972, ia menyutradarai beberapa film layar lebar. Salah satu filmnya yang berjudul Di Balik Tjahaja Gemerlapan (1967) mendapat penghargaan untuk sutradara terbaik. Misbach memutuskan berhenti menyutradarai pada 1971 karena tidak mau menulis untuk industri film yang getol membuat film-film porno pada saat itu. Ia juga mendapat penghargaan skenario terbaik, untuk film Menyusuri Jejak Berdarah. Film lainnya yang ia tulis skenarionya adalah Ayahku (1987). Film yang penyutradaraannya ditangani Agus Elias ini pun meraih penghargaan yang sama.
 
==Kepenulisan==