Pangkalan Udara Suryadarma: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Arif putra 2302 (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 37:
== Sejarah ==
Pangkalan TNI AU Suryadarma yang sebelumnya bernama Pangkalan TNI AU Kalijati sebagai Pangkalan Udara militer pertama di [[Indonesia]], memiliki latar belakang sejarah yang tidak bisa dipisahkan dari perlawanan bangsa [[Indonesia]] terhadap penjajahan Belanda dan pendudukan Tentara Jepang. Sejarah Pangkalan Udara Kalijati diawali tanggal [[30 Mei]] [[1914]] ketika Belanda membangun satuan udara bernama PVA (Proef Vlieg Afdeling) yaitu Bagian Penerbangan Percobaan sebagai bagian dari Pasukan Belanda di Hindia Belanda bernama KNIL. Sejak itulah lapangan terbang di Kalijati beroperasi, walaupun masih sangat sederhana yaitu berupa rumput dan bangsal-bangsal dari bambu. Fasilitas dan bangunan selesai dinamgun pada tahun [[1917]] termasuk gedung markas Pangkalan, namun untuk gedung markas Lanud yang ditempati sekarang ini di bangun tahun [[1962]]. Setelah digunakan selama 42 tahun sebagai Markas Komando Lanud Kalijati yang berubah nama sejak tanggal [[7 September]] [[2001]] menjadi Lanud Suryadarma. Sebelumnya, pada tanggal [[20 Juni]] [[2000]], [[Soerjadi Soerjadarma|Marsekal TNI Raden Soerjadi Soerjadarma]] dikukuhkan menjadi Bapak AURI. Ia merupakan tokoh yang pertama kali menata [[TNI Angkatan Udara]] pada awal kemerdekaan. Perkembangan selanjutnya sejalan dengan perencanaan Lanud Suryadarma akan ditingkatkan menjadi Lanud Type A.<ref>[http://www.kotasubang.com/3132/status-lanud-suryadarma-dinaikan-jadi-tipe/ "Status Lanud Suryadarma Dinaikan Jadi Tipe A"] ''website kotasubang.com''</ref>[[Berkas:KALIDJATI+vliegschool_kalidjati_1947.jpg|thumb|250px|Lanud Kalijati (1947)]]Pangkalan TNI AU Kalijati kali pertama digunakan oleh Pemerintah [[Republik Indonesia]] pada tanggal [[27 Desember]] [[1949]] bersamaan dengan pengakuan Kedaulatan Republik Indonesia oleh Pemerintah Belanda dan digunakan oleh TKR Jawatan Penerbangan sebagai pusat pendididkan untuk melatih tenaga-tenaga penerbang dan teknik. Dalam perkembangannya kemudian, pada tahun [[1989]] telah dilaksanakan “Operasi Boyong“ atau pemindahan secara bertahap [[Skadron Udara 7]] yang saat itu mengoperasikan pesawat Helikopter Tipe Bell 47 G Soloy, Hughes 500 dan Bell 204 Iroquois dari [[Pangkalan Udara Atang Senjaya|Pangkalan TNI AU Atang Sandjaja]] ke Pangkalan TNI AU Kalijati, karena wilayah atau area latihan di [[Bogor]] dirasakan terlalu padat untuk mendukung kegaiatan latihan berbagai jenis pesawat [[Helikopter]], disamping itu kepindahan ini juga dimaksudkan untuk mengaktifkan kembali kegiatan penerbangan di Lanud Kalijati yang memiliki nilai historis bagi perkembangan kedirgantaraan di Nusantara, yang selama ini sepi dan vakum oleh kegiatan penerbangan. Dengan telah dijadikan Kalijati sebagai Home Base [[Skadron Udara 7]], selanjutnya diputuskan Skadron Udara 7 menjadi satuan pelaksana tugas Pangkalan TNI AU Kalijati atas dasar Keputusan [[Kepala Staf TNI Angkatan Udara]] nomor : Kep/19/XI/1990.<ref>[http://www.tni.mil.id/view-15556-sewindu+penggunaan+nama+suryadarma+sebagai+nama+pangkalan+tni+au.html "Sewindu Penggunaan Nama Suryadarma, Sebagai Pangkalan TNI AU"] ''website tni.mil.id''</ref>
 
== Peristiwa penting ==
Pada tanggal [[8 Maret]] [[1942]] terjadi peristiwa sejarah penting di Pangkalan Udara Kalijati. Di sebuah rumah dinas di dalam kompleks Pangkalan Udara Kalijati tejadi perundingan antara pemerintah Hindia Belanda dengan Jepang. Dalam perundingan tersebut Pemerintah Hindia Belanda menyerah tanpa syarat kepada Jepang. Hal ini menjadi akhir dari 350 tahun penjajahan Belanda dan awal penjajahan Jepang di Indonesia.<ref>[http://www.kotasubang.com/3092/arti-penting-seabad-lanud-suryadarma-kalijati "Arti Penting Seabad Lanud Suryadarma Kalijati, Subang"] website kotasubang.com/</ref>
 
== Referensi ==