Tampirwetan, Candimulyo, Magelang: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Wagino Bot (bicara | kontrib)
k top: fix edit
Hosi (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 16:
[[Desa]] ini mudah dijangkau karena selain tersedianya angkutan umum, jalanan menuju desa ini sudah dilapisi [[aspal]]. Desa Tampirwetan dapat ditempuh sejauh kurang lebih 4 km dari Blabak, 6 km dari [[Mertoyudan]] (Jl. [[Daerah Istimewa Yogyakarta|Yogyakarta]] - [[Semarang]]) dan 4 km dari Candimulyo. Kondisi lalu lintas akan menjadi ramai saat menjelang hari raya Idul Fitri dan selama libur lebaran mengingat jalan ini merupakan jalur alternatif ketika terjadi kemacetan di jalur utama Yogyakarta - Semarang.
 
Dalam hal kebudayaan, terdapat beberapa [[tradisi]] yang dilakukan warganya, seperti di antaranya nyadran dan padusan. Nyadran adalah ritual mengirim do'a untuk arwah para leluhur yang umumnya dilakukan penduduk desa secara bersama-sama di sekitar area [[pemakaman]] saat menjelang bulan [[Ramadan]], sedangkan padusan ialah ritual mensucikan badan dengan cara mandi keramas untuk mengawali ritual puasa Ramadan. [[Tradisi]] nyadran dan padusan sebenarnya tidak hanya ada di desa Tampirwetan, tetapi juga dilakukan masyarakat di desa-desa lain di [[Kabupaten Magelang|Magelang]]. Selain itu di desa ini juga terdapat beberapa macam seni [[budaya]] berupa kesenian tradisional, di antaranya yaitu [[Kuda Lumping]] dan, [[Topeng Ireng]] dan [[Jathilan]] yang dimainkan oleh laki-laki dan perempuan dari kalangan anak-anak hingga orang tua.
Karena letak desa yang strategis yakni berada di persimpangan jalan raya Blabak-Candimulyo dan Mertoyudan-Candimulyo menjadikan [[desa]] ini cukup dikenal di [[Kabupaten Magelang|Magelang]]. Singgah di desa ini jangan lupa untuk mencicipi satu jajanan kulinernya yang sudah terkenal dan telah menjadi ikon jajanan kuliner di Tampirwetan, yaitu rica-rica kambing balap Mbahmbah Bagong dengan ciri khas rasanya yang pedas.
 
Secara geografis letak desa ini berada di sebelah baratdaya lereng gunung [[Merbabu]] dengan radius sekitar 25 km dari puncak Merbabu. Untuk batas wilayah, desa Tampirwetan berbatasan dengan desa Tampirkulon di sebelah barat, desa Tegalsari dan desa Podosoko di sebelah utara, desa Beningan di sebelah timur serta desa Treko dan desa Piyungan dari kecamatan [[Sawangan, Magelang|Sawangan]] di sebelah selatan. Wilayah desa Tampirwetan diapit oleh dua aliran [[sungai]] yaituyakni sungai Anggas di sebelah utara dan sungai LegonoAnggono di sebelah selatan. Kedua sungai ini bermuara di sungai Elo yang berada di sebelah barat kecamatan [[Candimulyo, Magelang|Candimulyo]].
 
Sebagian besar wilayah desa Tampirwetan merupakan area pertanian berupa [[ladang]] dan [[sawah]] dengan sistem [[irigasi]] bersumber dari mata air Ngudal yang mengalir sepanjang tahun. [[Desa]] Tampirwetan terdiri dari beberapa dusun, yaitu Tampirwetan I, Tampirwetan II, Karangampel dan Trisip. Mata pencaharian penduduk umumnya bertani, sebagian lain bekerja sebagai buruh, [[pedagang]] dan sebagian kecil pegawai negeri. Selain itu banyak pula warga dari desa ini yang merantau ke luar kota, seperti ke [[Kota Yogyakarta|Yogyakarta]], [[Semarang]], [[Surabaya]] dan [[Jakarta]].