Pembunuhan Wayan Mirna Salihin: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Alex Neman (bicara | kontrib)
Sultan Hendrick (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 1:
Pada tanggal 6 Januari 2016, Wayan Mirna Salihin, 27 tahun, meninggal dunia setelah meminum es [[kopi]] ala [[Vietnam]] di Olivier Café, [[Grand Indonesia Shopping Town|Grand Indonesia]]<ref>[https://metro.tempo.co/read/news/2016/01/10/064734698/meninggal-setelah-ngopi-ini-hasil-otopsi-mirna Meninggal Setelah Ngopi, Ini Hasil Otopsi Mirna] Tempo.co, tanggal 10 Januari 2016. Diakses tanggal 3 Februari 2016.</ref>. Saat kejadian, Mirna diketahui sedang berkumpul bersama kedua temannya, Hani dan Jessica Kumala Wongso. Menurut hasil otopsi pihak kepolisian, ditemukan pendarahan pada lambung Mirna dikarenakan adanya zat yang bersifat korosif masuk dan merusak mukosa lambung. Belakangan diketahui, zat korosif tersebut berasal dari Hidrogen [[Sianida]]. [[Sianida]] juga ditemukan oleh Puslabfor [[Kepolisian Negara Republik Indonesia|Polri]] di sampel kopi yang diminum oleh Mirna. Berdasarkan hasil olah TKP dan pemeriksaan saksi, polisi menetapkan Jessica Kumala Wongso sebagai tersangka. Jessica dijerat dengan pasal 340 KUHP atau pembunuhan berencana, dengan ancaman hukuman pidana mati atau pidana seumur hidup.
 
== Profil Wayan Mirna Salihin ==
Baris 6:
Mirna pernah bersekolah di [[Jubilee School]] di kawasan [[Sunter Agung, Tanjung Priok, Jakarta Utara|Sunter]], Jakarta Utara. Ia kemudian melanjutkan pendidikan di [[Billy Blue College of Design]], dan [[Swinburne University of Technology]], keduanya berada di [[Australia]]. Setelah lulus, Mirna bekerja di perusahaan yang bergerak di bidang desain, Misca Design dan Monette Gifts & Favors.
 
Pada bulan November 2015, Mirna menikah dengan Arief Soemarko di [[Bali]], [[Indonesia]], setelah sebelumnya berpacaran selama 10 tahun. Mirna dan Arief diketahui mulai berpacaran sejak berada di Australia. Saat itu, Mirna tinggal di [[Sydney]], sedangkan Arief di [[Melbourne]].
 
Mirna juga diketahui memiliki saudara kembar yang bernama Sendy Salihin.
Baris 21:
* Minuman datang Minuman yang datang pertama adalah es kopi Vietnam pesanan Mirna. Dua minuman lainnya, fashioned sazerac (Hani) dan cocktail (Jessica) datang belakangan.
* Sang teman tiba (pukul 16.40) Mirna dan Hani datang. Vera tak terlihat. Posisi duduk: Mirna (tengah), Jessica (kiri), dan Hani (kanan)
* Mirna meminum [[kopi]] Mirna merasa bau kopinya[[kopi]]nya aneh dan meminta kedua temannya ikut mencium. “Baunya aneh,” kata Jessica. Belakangan diketahui bahwa kopi yang diminum oleh Mirna memiliki warna seperti kunyit.
* Mirna meminta air putih Jessica meminta air kepada pelayan. Ia ditanya balik pilihan minumannya.
* Mirna sekarat Ketika ia kembali, tubuh Mirna sudah kaku, mulutnya mengeluarkan busa, kejang-kejang, dengan mata setengah tertutup.
Baris 29:
==== Kronologi versi Hani kepada Polisi ====
* Tiba di kafe (pukul 16.00 WIB) Jessica tiba di kafe.
* Hani dan Mirna datang (pukul 16.40 WIB) Minuman sudah tersedia. Menurut Hani, setelah meminum es [[kopi]], Mirna mengatakan “It's awful, it's bad,” “Minumannya ada apa-apanya kali,” kata Hani.
* Mirna sekarat Mirna merasa kepanasan dan mulutnya berbusa sehingga dibawa ke klinik. Mirna meninggal di Rumah Sakit Abdi Waluyo.
 
==== Kronologi versi Edi Darmawan Salihin (Ayah Mirna) ====
Wawancara yang dilakukan oleh [[Karni Ilyas]] dalam acara [[Indonesia Lawyers Club]] di [[tvOne]], Edi Darmawan Salihin mengungkapkan beberapa fakta terkait kematian anaknya. Fakta tersebut ia peroleh salah satunya setelah melihat rekaman CCTV yang berada di Olivier Café. Ia menjelaskan, bahwa apa yang di ucapkan oleh Jessica Kumala Wongso di media-media itu bohong. Kebohongan tersebut antara lain mengenai [[air mineral]] yang diakui Jessica dipesan olehnya, nyatanya tidak tercantum dalam tagihan pesanan. Lalu penempatan goodybag yang diakui Jessica ditaruh di atas meja setelah minuman datang, menurut Edi, nyatanya goodybag ditaruh sebelum [[minuman]] pesanan diantarkan oleh pelayan. Edi pun mengatakan, hanya Jessica yang tidak menangis saat keluarga dan teman-teman Mirna berada di [[Rumah Sakit Abdi Waluyo]].
 
== Hasil Laboratorium Forensik ==
Hasil [[otopsi]] yang dilakukan terhadap jenazah Mirna, ditemukan adanya pendarahan pada [[lambung]] dikarenakan adanya [[zat]] yang bersifat [[korosif]] masuk dan merusak [[mukosa]] [[lambung]]. Belakangan diketahui, [[zat]] [[korosif]] tersebut berasal dari [[Hidrogen]] [[Sianida]].
 
Pusat [[Laboratorium]] [[Forensik]] [[Mabes Polri]] juga sudah mengeluarkan hasil pemeriksaan [[sampel]] [[kopi]] yang diminum Wayan Mirna Salihin. Hasilnya, dari sampel kopi itu ditemukan 15 gram [[racun]] [[siandia]]. Sebagai perbandingan, 90 miligram [[sianida]] bisa menyebabkan kematian pada orang dengan berat badan 60 kilogram. Sekitar 90 miligram, jika dalam bentuk cairan, dibutuhkan 3-4 tetes saja. Sedangkan 15 gram, sekitar satu sendok teh.
 
== [[Penyelidikan]] [[Kepolisian]] ==
Pada awal perkembangan kasus kematian Mirna, kepolisian sempat menemui jalan buntu karena pihak keluarga Mirna tidak mengizinkan untuk dilakukan [[otopsi]] terhadap jenazah Mirna. Namun, setelah dilakukan musyawarah dan dijelaskan oleh pihak kepolisian, akhirnya pihak keluarga mengizinkan polisi untuk melakukan [[otopsi]]. Dari hasil [[otopsi]] tersebut diketahui bahwa terdapat pendarahan di [[lambung]] Mirna. Pendarahan ini diakibatkan oleh [[zat]] [[korosif]] yang berasal dari [[Sianida]].
 
Berdasarkan penemuan tersebut, polisi berkeyakinan bahwa kematian Mirna tidak wajar. Polisi kemudian melakukan prarekonstruksi di Olivier Café pada tanggal 11 Januari 2016 dengan menghadirkan dua orang teman Mirna yakni Hani dan Jessica. Polisi juga meminta keterangan dari pegawai Olivier Café.
 
Polisi pun mengembangkan penyelidikan dengan memanggil beberapa saksi termasuk pihak keluarga Mirna yang diwakili oleh ayahnya, juga dua orang teman Mirna yakni Hani dan Jessica. Jessica sendiri diperiksa oleh pihak kepolisian sebanyak 5 kali. Jessica tidak hanya dimintai keterangan, namun polisi juga menggeledah rumahnya pada tanggal 10 Januari 2016. Polisi diketahui mencari [[celana]] yang dipakai oleh Jessica pada saat kejadian. Namun hingga kini, celana tersebut belum ditemukan.
 
Tidak hanya memeriksa para saksi, polisi pun meminta keterangan dari para [[ahli]] diantaranya ahli IT, [[hypnotheraphy]], [[psikolog]], dan [[psikiater]] untuk menguatkan [[bukti]] dugaan terhadap [[pelaku]].
 
Kepolisian RI juga meminta bantuan kepada Kepolisian Federal [[Australia]] untuk mendalami latarbelakang Jessica selama berada di [[Australia]].
 
== Tersangka ==
Setelah hampir satu bulan sejak kematian Wayan Mirna Salihin, polisi akhirnya mengumumkan pelaku [[pembunuhan]] berencana ini. Jessica Kumala Wongso ditetapkan sebagai [[tersangka]] pada tanggal 29 Januari 2016 pukul 23:00 WIB<ref>[http://metro.tempo.co/read/news/2016/01/30/064740788/jessica-wongso-resmi-jadi-tersangka-kematian-mirna Jessica Wongso Resmi Jadi Tersangka Kematian Mirna] Tempo.co, tanggal 30 Januari 2016. Diakses tanggal 3 Februari 2016.</ref>. Jessica yang diketahui sebagai teman Mirna yang juga memesankan [[minuman]], ditangkap keesokan harinya di [[Hotel]] Neo Mangga Dua Square, [[Jakarta Utara]], pada tanggal 30 Januari 2016 pukul 07:45 WIB. Setelah menjalani pemeriksaan selama 13 jam sebagai tersangka, Jessica pun ditahan oleh pihak [[kepolisian]].
 
== [[Kontroversi]] ==
Banyak kontroversi yang beredar terkait [[pembunuhan]] berencana yang mengakibatkan Wayan Mirna Salihin [[meninggal]] karena diracundi[[racun]] saat meminumme[[minum]] es [[kopi]] ala Vietnam. Berikut kontroversinya:
* Beredar kutipan pembicaraan [[WhatsApp]] antara Jessica, Mirna, Hani, dan seorang temannya bernama Vera tertanggal 1 Januari 2016. Dalam kutipan pembicaraan tersebut, Jessica sempat bertanya perihal [[dokter umum]] yang melakukan praktek di [[Grand Indonesia]].
* Netizen dihebohkan dengan beredarnya [[foto]] dua orang wanita yang diduga sebagai Jessica dan Mirna berada di sebuah [[kamar]]. Sebelumnya juga beredar kabar bahwa Jessica merupakan penyuka sesama jenis atau [[lesbian]].
* Ayah Mirna, Edi Darmawan Salihin menjelaskan bahwa dirinya sempat [[membaca]] [[pesan]]-[[pesan]] di [[aplikasi]] [[WhatsApp]] di [[ponsel]] milik anaknya sesaat setelah anaknya meninggal. Edi menyebutkan, bahwa ada salah satu [[percakapan]] antara Jessica dan Mirna yang menyebutkan bahwa Jessica menginginkan untuk dicium oleh Mirna<ref>[https://metro.tempo.co/read/news/2016/02/03/064741818/whatsapp-jessica-mir-mau-dong-dicium-sama-elo WhatsApp Jessica: Mir, Mau Dong Dicium Sama Elo] Tempo.co, tanggal 3 Februari 2016. Diakses tanggal 3 Februari 2016.
</ref>.