Albert Manumpak Sipahutar: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Wagino Bot (bicara | kontrib)
k minor cosmetic change
Rachmat-bot (bicara | kontrib)
k Robot: Perubahan kosmetika
Baris 34:
'''Albert Manoempak Sipahoetar'''{{efn|[[Ejaan yang Disempurnakan]]: Albert Manumpak Sipahutar. Beberapa sumber keliru menulis nama akhirnya: Sipanhoentar atau Sipanhuntar}} ({{lahirmati||26|8|1914||5|1|1948}}), sering ditulis '''A. M. Sipahoetar''', adalah jurnalis Indonesia dan salah satu pendiri kantor berita nasional [[Antara (kantor berita)|Antara]]. Lahir di [[Tarutung]], [[Hindia Belanda]], ia merambah dunia jurnalistik pada usia muda dan memimpin dua kantor beritap ada usia 20 tahun. Setelah bekerja di [[Medan]], ia pindah ke ibu kota Batavia (sekarang [[Jakarta]]) bersama [[Adam Malik]]. Pasca bergelut di dunia politik dan periklanan, ia mendirikan Antara bersama tiga wartawan lain, lalu memimpin kantor berita ini selama satu tahun antara 1938 dan 1939. Meski ia masih aktif sebagai wartawan setelah keluar, kondisi kesehatannya memburuk dan ia meninggal dunia di [[sanatorium]] dekat [[Yogyakarta]].
 
== Kehidupan awal dan karier ==
Sipahoetar, seorang bersuku [[Batak]],{{sfn|van Klinken|2003|p=130}} lahir [[Tarutung]], [[Tapanuli]], [[Hindia Belanda]] (sekarang Indonesia) pada tanggal 26 Agustus 1914.{{sfn|I.N.|1981|p=389}} Ia adalah seorang nasionalis yang tertarik dengan dunia jurnalisme saat masih muda. Bersama temannya, [[Adam Malik]], ia mendirikan cabang Partai Indonesia (Partindo) di [[Pematang Siantar]] sekitar tahun 1932. Pada waktu itu pula, ia mendirikan majalah ''Sinar Marhaen'' yang usianya tidak lama dan memimpin [[koran|harian]] ''Zaman Kita'' bersama Arif Lubis.{{sfn|I.N.|1981|p=385}}
 
Majalah dan harian tersebut ditutup tahun 1934 dan Sipahoetar pun menjadi koresponden untuk ''Pewarta Deli'' yang berkantor pusat di [[Medan]]. Ia semakin tidak puas dengan jabatannya dan mengikuti jejak Malik ke Batavia (sekarang [[Jakarta]]), ibu kota Hindia Belanda. Di sana ia terlibat dalam gerakan nasionalis bawah tanah. Salah satu pemimpinnya, [[Djohan Sjahroezah]], memberinya pekerjaan di biro iklan Arta milik pebisnis Belanda.{{sfn|I.N.|1981|p=386}}
 
== Antara ==
Di Arta, Sipahoetar juga menulis artikel bertopik polisik dan kejahatan untuk sejumlah koran lokal, salah satunya adalah ''Tjaja Timoer'' pimpinan [[Soemanang Soerjowinoto]]. Soemanang, yang senang dengan tulisan Sipahoetar, mengundangnya untuk berkolaborasi bersamanya.{{sfn|I.N.|1981|p=387}} Mereka berdua tidak senang melihat kantor berita [[Algemeen Nieuws en Telegraaf Agent Schap|Aneta]] yang memberi sedikit ruang bagi kantor berita lokal.{{sfn|Cribb|Kahin|2004|p=299}}{{sfn|Setiawanto|2008}} Setelah mempersiapkan selama beberapa bulan, kantor berita [[Antara (kantor berita)|Antara]] didirikan pada tanggal 13 Desember 1937.{{sfn|I.N.|1981|p=387}}
 
Baris 46:
Sekitar tahun 1939, Sipahoetar menderita [[penyakit paru-paru]] dan pulang ke [[Sumatera]] untuk beristirahat.{{sfn|Setiawanto|2008}}{{sfn|I.N.|1981|p=387}} Jabatannya sebagai redaktur pelaksana Antara sempat digantikan sementara oleh Alwi Soetan Osman, karyawan Kementerian Kehakiman Hindia Belanda, sebelum karyawan lama Antara Pandoe Kartawigoena menggantikan Osman.{{sfn|Setiawanto|2008}}
 
== Kehidupan akhir ==
Sipahoetar kembali ke Batavia setelah merasa baikan walaupun kondisi fisiknya masih buruk. Ia tetap aktif di dunia politik dan terus menulis untuk sejumlah surat kabat, termasuk ''[[Keng Po]]'' milik [[Tionghoa Indonesia|Tionghoa]] dan ''Kebangoenan'' milik pribumi Inodnesia.{{sfn|van Klinken|2003|p=144}} Atas aktivitas politiknya, pemerintah Belanda menangkap Sipahoetar. Ia pertama ditahan di [[Sukabumi]], kemudian di [[Garut]] dan [[Nusakambangan]].{{sfn|I.N.|1981|p=387}}
 
Baris 55:
Jasad Sipahoetar dimakamkan di Yogyakarta dalam upacara pemakaman yang dihadiri sejumlah tokoh politik ternama, termasuk [[Perdana Menteri Indonesia]], [[Amir Sjarifoeddin]]. Pada tahun 1978, jasadnya dipindahkan ke TPU Tanah Kusir di Jakarta dan pemakamannya dihadiri menteri kabinet [[Ismail Saleh]] dan Malik.{{sfn|I.N.|1981|p=389}}
 
== Catatan penjelas ==
{{notelist}}
 
Baris 62:
{{reflist|30em}}
 
== Sumber ==
{{refbegin|40em}}
* {{Cite book
Baris 90:
|ref = harv
}}
* {{cite book
|url=http://books.google.com/?id=fuOwhUwUgScC
|title=Minorities, Modernity and the Emerging Nation: Christians in Indonesia, a Biographical Approach