Abdurrahman Mohammad Fachir: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Wagino Bot (bicara | kontrib)
k minor cosmetic change
Rachmat-bot (bicara | kontrib)
k Robot: Perubahan kosmetika
Baris 23:
Sebelumnya, Fachir pernah bertugas sebagai [[duta besar di Mesir|Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Republik Indonesia di Republik Arab Mesir]] (2007-2011), Direktur Jenderal Informasi dan Diplomasi Publik [[Departemen Luar Negeri|Kementerian Luar Negeri]] [[Indonesia|Republik Indonesia]] (2011-2014) dan [[duta besar|Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Republik Indonesia]] di [[Arab Saudi|Kerajaan Arab Saudi]] (Maret-Oktober) 2014.
 
Nama Abdurrahman Mohammad Fachir berasal dari [[bahasa Arab]]. Abdurrahman '''عبد الرحمن''' berarti hamba [[Allah]] Yang Maha Rahman (Pengasih), Mohammad '''محمد''' berarti yang terpuji atau mendapat pujian, dan Fachir '''فاخر''' berarti yang hebat (''excellent'' dan ''superior'').
 
Dengan demikian, nama Abdurrahman Mohammad Fachir artinya hamba [[Allah]] yang terpuji dan hebat.
 
== Pendidikan ==
Fachir menyelesaikan pendidikan dasarnya di [[Banjarmasin]], lalu pada tahun 1972 ia berangkat ke [[Pulau Jawa]] untuk mengenyam pendidikan tingkat menengah di [[Pondok Pesantren Wali Songo Ngabar Ponorogo|Pondok Pesantren Wali Songo Ngabar]] dan [[Pondok Modern Darussalam Gontor]]. Tahun 1978, ia bertolak menuju ibukota negara guna melanjutkan kuliah di Fakultas Sastra dan Bahasa Arab [[IAIN Syarif Hidayatullah]], Jakarta (sekarang [[UIN Syarif Hidayatullah]]). Selama kuliah di "Kampus Pembaharu" yang beralamat di [[Ciputat]] tersebut, ia pernah mengikuti pertukaran pemuda ASEAN-Jepang (Nippon Maru) 1978.
 
Fachir termasuk salah satu pemain band kampus. Ia dikenal sebagai seniman. Ia juga aktif berorganisasi di [[Himpunan Mahasiswa Islam]] (HMI). Ia pernah menjabat Ketua LSMI (Lembaga Seni Mahasiswa Islam) ketika [[Azyumardi Azra]] menjadi Ketua Umum HMI Cabang Ciputat periode 1981-1982.
Baris 39:
[[Berkas:Keluarga_fachir.jpg|thumb|right|250px|Fachir bersama keluarga pada Idul Fitri 2008.]]
Fachir menikah pada tanggal [[7 Januari]] [[1983]] dengan Yasmin Sukmawira (lahir di [[Samarinda]], [[13 November]] [[1958]]) dan telah dikaruniai tiga anak, yaitu:
# Rif'at Syauqi Rahman Fachir (Ifa), lahir bulan Oktober 1983, mantan pemain keyboard Band [[Maliq & D'Essentials]]
# Nabila Fauzia Rahman Fachir (Ila), lahir tahun 1988
# Faris Karami Rahman Fachir (Ais), lahir tahun 1994
Baris 55:
== Duta Besar di Mesir ==
[[Berkas:Dubes saudi fachir.jpg|thumb|right|250px|Presiden SBY menyampaikan selamat kepada Fachir usai dilantik menjadi duta besar RI untuk Mesir.]]
Fachir dilantik oleh [[Susilo Bambang Yudhoyono|Presiden Susilo Bambang Yudhoyono]] sebagai [[duta besar di Mesir|Duta Besar di Mesir]] pada tanggal [[5 September]] [[2007]] bersama dengan [[Marty Natalegawa]] untuk posisi [[duta besar]] di [[PBB]].<ref>[http://www.presidensby.info/index.php/fokus/2007/09/05/2207.html presidensby.info], diakses pada 17 Januari 2012</ref> Ia tiba di negeri [[Piramida Mesir|Piramida]] tanggal [[30 Oktober]] [[2007]] dan tercatat sebagai [[duta besar]] ke-18 menggantikan [[Bachtiar Aly|Prof. Dr. Bachtiar Aly, MA]] yang habis masa tugasnya [[30 November]] [[2005]].
 
=== Bidang pendidikan ===
Baris 72:
Gagasan Fachir itu dilanjutkan Duta Besar berikutnya, Nurfaizi Suwandi, yang mulai bertugas sejak akhir bulan Januari 2012. Pada tanggal 6 Februari 2013, [[Susilo Bambang Yudhoyono|Presiden Susilo Bambang Yudhoyono]] meletakkan batu pertama pembangunan asrama yang terdiri dari 4 bangunan seluas 1.200 m2 dengan 324 kamar. Bertempat di komplek asrama Al-Azhar, peletakan batu pertama itu disaksikan oleh Wakil Syaikh [[Al-Azhar]] Syaikh Abdu Tawab Qutub, Wakil Rektor Farid Hamada, Wakil Menteri Agama RI [[Nasaruddin Umar]], para pejabat KBRI Cairo dan sejumlah mahasiswa di Kairo.<ref>[http://edukasi.kompas.com/read/2013/02/06/1946138/SBY.Resmikan.Asrama.Mahasiswa.Al.Azhar.Kairo kompas.com, 6 Februari 2013], diakses pada 2 April 2014</ref>
 
Sebagai wujud dukungan atas pembangunan asrama tersebut, pada tanggal 25 Februari 2014, Badan Anggaran (Banggar) [[Dewan Perwakilan Rakyat]] (DPR) dan Pemerintah menyepakati usulan dana hibah sebesar 2,94 juta dolar AS.<ref>[http://www.kemenkeu.go.id/Berita/dpr-dan-pemerintah-sepakati-hibah-untuk-asrama-mahasiswa-dan-masjid-di-luar-negeri kemenkeu.go.id, 26 February 2014], diakses pada 2 April 2014</ref>
 
=== Bidang politik ===
Baris 78:
Hubungan [[Indonesia]] dan [[Mesir]] di bidang politik selama Fachir menjadi [[duta besar]], tampak mesra dan harmonis. Di berbagai kesempatan, Fachir yang fasih ber[[bahasa Arab]] dan [[Inggris]] selalu mengatakan bahwa [[Mesir]] adalah saudara dan sahabat [[Indonesia]], karena [[Mesir]] adalah negara pertama di dunia yang mengakui kemerdekaan dan kedaulatan [[Indonesia]].
 
Di samping karena pengakuan Mesir itu, faktor lain yang memicu keakraban [[Indonesia]] dan [[Mesir]] adalah [[Gerakan Non Blok]] yang didirikan oleh [[Soekarno|Presiden Soekarno]] dan [[Gamal Abdel Nasser|Presiden Gamal Abdel Nasser]] bersama [[Jawaharlal Nehru|Perdana Menteri India Jawaharlal Nehru]] dan [[Josip Broz Tito|Presiden Yugoslavia Josip Broz Tito]]. Oleh karena itu, ketika terjadi krisis politik di [[Mesir]] Januari-Februari 2011, [[Indonesia]] tidak berada dalam posisi melakukan intervensi, kecuali mendorong agar ada solusi yang tepat dan bijak sesuai dengan kepentingan atau manfaat bangsa [[Mesir]] sendiri.<ref>[http://www.presidensby.info/index.php/fokus/2011/01/30/6422.html presidensby.info, 30 Januari 2011], diakses pada 17 Januari 2012</ref>
 
Begitu [[Hosni Mubarak|Presiden Mubarak]] mengundurkan diri, [[Indonesia]] berada di samping [[Mesir]] untuk membangun negara demokasi. [[Indonesia]] pernah diminta [[Mesir]] untuk berbagi pengalaman dalam melewati masa transisi demokrasi, karena [[Indonesia]] dipandang memiliki pengalaman sukses. Pada tanggal 5-6 Juni 2011, [[Habibie|Prof Dr. Ing. B.J. Habibie]], ([[Presiden Indonesia]] 1998-1999) dan [[Amien Rais|Prof. Dr. Amien Rais]] (Ketua MPR 1999-2004) diundang ke [[Kairo]] untuk berbicara pada Forum Internasional bertajuk "Pathways on Democratic Transitions - International Experiences and Lessons Learned”, yang disponsori United Nations National Development.<ref>[http://indonesiacairo.org/index.php?option=com_content&view=article&id=983:indonesia-bagi-pengalaman-transisi-demokrasi-&catid=1:latest-news&Itemid=54 indonesiacairo.org, 7 Juni 2011], diakses pada 17 Januari 2012</ref>
 
=== Bidang perdagangan ===
Selama Fachir menjadi [[duta besar di Mesir|Duta Besar di Mesir]], kerja sama perdagangan [[Indonesia]] dan [[Mesir]] mengalami peningkatan yang pesat. Pada tahun 2006, angka perdagangan kedua negara masih tercatat pada kisaran US$ 500 juta. Angka tersebut naik menjadi dua kali lipatnya hanya dalam tempo dua tahun, yaitu pada 2008 menjadi US$ 1 miliar, menjadikan [[Mesir]] sebagai pasar non-tradisional terbesar [[Indonesia]]. Pada tahun 2010 ketika perdagangan kedua negara terpengaruh krisis ekonomi global, angka perdagangan masih berada pada posisi US$ 1 miliar, di mana 80% merupakan surplus bagi [[Indonesia]].<ref>[http://indonesiacairo.org/index.php?option=com_content&view=article&id=965:business-dinner-pertama-pasca-revolusi-&catid=3:embassy-activities&Itemid=58 indonesiacairo.org, 30 April 2011], diakses pada 17 Januari 2012</ref>
 
Investasi [[Indonesia]] di [[Mesir]] akan terus berlanjut karena pasar [[Mesir]] merupakan pasar penarik investasi terpenting mengingat banyaknya potensi dan kesempatan. Investasi [[Indonesia]] di [[Mesir]] terfokuskan di 3 sektor utama: yaitu industri tenun, gelas dan produksi pangan. Saat ini, [[Indonesia]] memiliki tiga perusahaan yang beroperasi di [[Mesir]] dengan nilai investasi tidak kurang dari US$ 250 juta.<ref>[http://indonesiacairo.org/index.php?option=com_content&view=article&id=936:investasi-indonesia-di-pasar-mesir&catid=1:latest-news&Itemid=54 indonesiacairo.org, 20 Maret 2011], diakses pada 17 Januari 2012</ref>
 
=== Bidang sosial dan budaya ===
Di bidang sosial budaya, Pusat Kebudayaan dan Informasi Indonesia (PUSKIN) berhasil meningkatkan jumlah peserta kursus [[bahasa Indonesia]] bagi warga [[Mesir]], dari tahun ke tahun. Fachir melihat peran penting warga [[Mesir]] yang bisa ber[[bahasa Indonesia]] dalam merevitaliasai hubungan [[Indonesia]] dan [[Mesir]], khususnya dari kalangan pemuda yang akan menjadi penentu masa depan [[Mesir]]. Semakin luasnya penguasaan [[bahasa Indonesia]] di kalangan pemuda [[Mesir]] akan sangat menunjang aktualisasi potensi kerja sama [[Indonesia]] dan [[Mesir]] yang bersifat komplementer.<ref>[http://indonesiacairo.org/index.php?option=com_content&view=article&id=924:indonesia-membangun-solidaritas-pasca-revolusi-di-mesir-melalui-pameran-budaya&catid=3:embassy-activities&Itemid=58 indonesiacairo.org, 25 Februari 2011], diakses pada 17 Januari 2012</ref>
 
Siswa-siswi PUSKIN yang berlatar belakang beragam profesi, seperti pengacara, usahawan, agen perjalanan, mahasiswa dan lain-lain dengan kemampuan [[bahasa Indonesia]]nya dapat didayagunakan oleh pemangku kepentingan di [[Mesir]] dan di [[Indonesia]] untuk menopang upaya revitalisasi hubungan bilateral kedua negara, di bidang ekonomi dan perdagangan, sosial-bidaya serta berbagai bidang lainnya.<ref>[http://indonesiacairo.org/index.php?option=com_content&view=article&id=924:indonesia-membangun-solidaritas-pasca-revolusi-di-mesir-melalui-pameran-budaya&catid=3:embassy-activities&Itemid=58 indonesiacairo.org, 25 Februari 2011], diakses pada 17 Januari 2012</ref>
 
Selain bidang-bidang tersebut di atas, Fachir berhasil menerbitkan buku Potret Hubungan Indonesia-Mesir yang sangat fenomenal dalam [[bahasa Indonesia]] dan [[Bahasa Arab|Arab]]. Buku itu memotret hubungan Indonesia-Mesir sejak dahulu kala sebelum kemerdekaan sampai tahun 2009. Buku versi [[bahasa Indonesia]] diberi kata pengantar [[Menteri Luar Negeri]] (saat itu) Hassan Wirajuda, dan versi [[bahasa Arab]] diberi kata pengantar Menteri Luar Negeri [[Mesir]] Ahmed Aboul Gheit. Secara simbolis, buku versi [[bahasa Arab]] tersebut diluncurkan pada peringatan 63 hubungan diplomatik yang dikemas dalam perayaan “Malam Indonesia-Mesir” di tempat pertunjukan termegah di [[Mesir]], Cairo Opera House, tanggal 11 Juni 2010, yang dihadiri lebih dari 1.000 friends of Indonesia yang terdiri dari unsur pemerintahan, akademisi, budayawan dan berbagai kalangan lainnya. Hadir juga, Menteri Kebudayaan [[Mesir]] Farouk Hosny dan Menteri Pendidikan Tinggi [[Mesir]] Hany Hilal mewakili Pemerintah [[Mesir]], Ketua Lembaga Persahabatan Mesir-Indonesia Said Imarah, Ketua Egyptian-Indonesian Business Council, Mohamed Baraka serta wakil keluarga mantan Sekretaris Jenderal Liga Arab, Azzam Pasha yang berperan dalam upaya perolehan pengakuan kemerdekaan [[Indonesia]] oleh [[Mesir]] dan negara-negara [[Timur Tengah]].<ref>[http://www.deplu.go.id/Pages/News.aspx?IDP=3621&l=id deplu.go.id, 14 Juni 2011], diakses pada 17 Januari 2012</ref>
Baris 115:
Pada tanggal 29 Agustus 2014, Fachir menyerahkan ''Credentials'' kepada Raja [[Arab Saudi]], [[Abdullah dari Arab Saudi|Abdullah bin Abdul Aziz Al-Saud]]. Penyerahan itu dilakukan di Istana Kerajaan di Kota [[Jeddah]]. Fachir pada kesempatan itu menyampaikan salam dari [[Susilo Bambang Yudhoyono|Presiden Susilo Bambang Yudhoyono]] dan harapan kiranya Raja atau Putra Mahkota atau Wakil Putra Mahkota berkenan berkunjung ke [[Indonesia]]. Menanggapi hal itu, Raja menjawab, “Insyaallah”.<ref>[http://news.detik.com/read/2014/09/01/044822/2677325/10/dubes-am-fachir-sampaikan-salam-sby-untuk-raja-saudi detik.com, 1 September 2014], diakses pada 8 September 2014</ref>
 
Bersama Fachir, terdapat 35 [[duta besar]] lain yang juga menyerahkan ''Credentials''. Seusai prosesi penyerahan ''Credentials'', [[Abdullah dari Arab Saudi|Raja Abdullah]] secara khusus meminta agar para [[duta besar]] menyampaikan pesan kepada para pemimpin negara masing-masing terkait semakin gentingnya bahaya terorisme dan harapan agar lebih meningkatkan kerja sama sehingga benar-benar efektif dalam memeranginya.<ref>[http://news.detik.com/read/2014/09/01/044822/2677325/10/dubes-am-fachir-sampaikan-salam-sby-untuk-raja-saudi detik.com, 1 September 2014], diakses pada 8 September 2014</ref>
 
== Wakil Menteri Luar Negeri ==