PTMN Cepu: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Penggantian teks otomatis (-atmosfir +atmosfer)
BeeyanBot (bicara | kontrib)
k →‎Distribusi: ejaan, replaced: pemboman → pengeboman using AWB
Baris 12:
 
==== Distribusi ====
Sebelum [[Agresi I]] Belanda, Cepu dan sekitarnya menjadi penyedia BBM yang utama untuk [[Pulau Jawa]]. Hal ini karena kilang Wonokromo hancur oleh pembomanpengeboman tentara [[Sekutu]]. Dalam daerah yang dikuasai pasukan Indonesia, distribusi [[minyak]] dilakukan melalui [[kereta api]] atau dengan cara pengangkutan beranting, entah dengan [[sepeda]] atau [[pikulan]]. Yang mengurusnya PTMN. Perusahaan ini selain menggunakan minyak Cepu, juga dari lapangan [[Bongas]] dan [[Randegan]] di [[Jawa Barat]].
Keadaan di [[Pulau]] [[Jawa]] menjadi semakin sulit setelah Belanda berhasil menguasai kilang Cepu dan lapangan [[Kawengan]] dalam Agresi II Belanda tahun [[1948]]. Sumber penyediaan minyak untuk pasukan Indonesia dan masyarakat menjadi berkurang. Apalagi lapangan [[Bongas]] dan [[Randegan]] telah diledakkan Belanda. Sejak terjadinya Agresi Militer II Belanda, industri minyak di Cepu terbagi menjadi dua bagian, yaitu [[Cepu Timur]] meliputi kilang Cepu dan lapangan Kawengan yang dikuasai BPM/Belanda. Di daerah ini para pekerja perminyakan dibatasi hubungannya dengan masyarakat di luar anggota BPM. Sementara Cepu Barat meliputi lapangan Ledok, Nglobo, dan Semanggi yang dikuasai oleh PTMN/Indonesia. Sesuai [[KMB]], kilang minyak Cepu dan lapangan-lapangan Kawengan, Ledok, Nglobo, dan Semanggi seharusnya diserahkan kembali kepada BPM sebagai pemilik semula. Walaupun kilang Cepu dan lapangan Kawengan telah dioperasikan kembali oleh BPM tetapi lapangan-lapangn lainnya di sekitar Cepu tetap dikuasai karyawan PTMN dan kaum pejuang lainnya.