Gereja Katolik Roma: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Ign christian (bicara | kontrib)
+about
BeeyanBot (bicara | kontrib)
k ejaan, replaced: dari pada → daripada (4)
Baris 98:
 
=== Pra Abad-Pertengahan ===
Sesudah melewati suatu periode awal yang diwarnai [[Penganiayaan terhadap orang Kristen|penganiayaan]] secara sporadik namun intens, Kekristenan menjadi legal pada abad ke-4, ketika Kaisar Konstantinus I mengeluarkan '''Edicta Milano''' (Edik Milano) pada tahun 313. Konstantinus berperan penting dalam penyelenggaraan Konsili Nicea Pertama yang merupakan konsili para uskup Gereja Katolik pada tahun 325, yang ditujukan untuk melawan bidaah Arianisme dan merumuskan [[Pengakuan Iman Nicea|Kredo Nicea]] yang digunakan oleh Gereja Katolik, Ortodoksi Timur, dan berbagai Gereja Protestan. Pada tanggal [[27 Februari]] [[380]], Kaisar Teodosius I memberlakukan sebuah hukum yang menetapkan Kekristenan Katolik sebagai agama resmi Kekaisaran Romawi dan memerintahkan untuk menyebut yang lain dari padadaripada itu sebagai bidaah.<ref>"It is our desire that all the various nations which are subject to our clemency and moderation should continue to the profession of that religion which was delivered to the Romans by the divine Apostle Peter, as it has been preserved by faithful tradition and which is now professed by the Pontiff Damasus and by Peter, Bishop of Alexandria, a man of apostolic holiness. ... We authorize the followers of this law to assume the title Catholic Christians; but as for the others, since in our judgment they are foolish madmen, we decree that they shall be branded with the ignominious name of heretics, and shall not presume to give their conventicles the name of churches."
{{cite web |title=Theodosian Code XVI.i.2 |url=http://www.fordham.edu/halsall/source/theodcodeXVI.html |work=Medieval Sourcebook: Banning of Other Religions |first=Paul |last=Halsall |year=1997 |month=June |publisher=Fordham University |diakses 19 Sept. 2006}}</ref>
 
Baris 111:
 
=== Inkuisisi ===
Sejak sekitar tahun 1184, dan berlanjut selama [[Reformasi Protestan]], terjadi sejumlah kegiatan historis yang melibatkan Gereja Katolik, dan yang dikenal luas sebagai ''Inkuisisi'', ditujukan untuk menyelamatkan kesatuan religius dan doktrinal dalam Kekristenan melalui pentobatan, dan kadang kala penganiayaan, orang-orang yang didakwa bidaah. Terbukti bidaah, yang dipandang sebagai pengkhianatan terhadap dunia Kristen, dapat mengakibatkan penerimaan hukuman yang berkisar dari hukuman ringan sampai hukuman mati (antara lain dibakar hidup-hidup) yang dilaksanakan oleh negara. Contoh dari langkanya pelaksanaan hukuman mati tersebut adalah, sejak tahun 1540 sampai 1700 dari semua perkara yang diajukan kepada Inkuisisi Spanyol hanya 2-3% yang berakhir dengan eksekusi mati, lebih rendah dari padadaripada peradilan sekuler manapun secara virtual pada masa itu.<ref>{{cite book |title=The Reformation: A History |last=MacCulloch |first=Diarmaid |publisher=Penguin Group |year=2003 |pages=412 |id=ISBN 978-0-7139-9370-7}}; MacCulloch adds "admittedly, that might not have been much consolation to those burned at the stake."; see also {{cite book |title=The Spanish Inquisition: A Historical Revision |last=Kamen |first=Henry |publisher=Yale University Press |year=1999 |pages=59-60, 189-90, 203, 301 |id=ISBN 0-300-07880-3}}</ref> Menurut para sejarawan, Inkuisisi [[Abad Pertengahan]], [[Inkuisisi Spanyol]], Inkuisisi Roma, dan Inkuisisi Portugis adalah peristiwa-peristiwa historis yang berbeda. Cakupan dari aktivitas Inkuisisi, dan khususnya angka kematian yang tepat, telah menjadi bahan propaganda di kemudian hari.
 
=== Reformasi ===
Baris 128:
[[Berkas:Vatican2.jpg|170px|jmpl|ki|[[Konsili Vatikan II]]]]
 
Gereja Katolik melakukan salah satu dari perubahan-perubahan paling menyeluruh dalam sejarahnya selama [[Konsili Vatikan II]] (1962-1965) dan dasawarsa sesudahnya. Gereja Katolik, lebih dari padadaripada sebelumnya, menekankan apa yang dipandangnya positif ketimbang apa yang dipandangnya negatif dalam komunitas-komunitas Kristiani lain, dalam agama-agama lain, dan dalam aspirasi-aspirasi umat manusia pada umumnya. Gereja mendorong pembaharuan yang mutakhir atas kehidupan religius. Dan Gereja memberi wewenang kepada konferensi-konferensi waligereja untuk melakukan penyesuaian-penyesuaian dalam disiplin-disiplin misalnya berpantang daging pada hari Jumat.
 
[[Konsili Vatikan II]] (1962–1965) yang diperhimpunkan oleh [[Paus Yohanes XXIII]], terutama sebagai suatu konsili pastoral namun otoritatif,<ref>"In view of the pastoral nature of the Council, it avoided any extraordinary statement of dogmas that would be endowed with the note of infallibility, but it still provided its teaching with the authority of the supreme ordinary Magisterium. This ordinary Magisterium, which is so obviously official, has to be accepted with docility, and sincerity by all the faithful, in accordance with the mind of the Council on the nature and aims of the individual documents" (Paus Paulus VI, at [http://www.vatican.va/holy_father/paul_vi/audiences/1966/documents/hf_p-vi_aud_19660112_it.html General Audience of [[12 Januari]] [[1966]]]</ref> untuk membuat ajaran-ajaran historis Gereja Katolik menjadi jelas bagi dunia modern. Konsili ini mengeluarkan dokumen-dokumen mengenai sejumlah topik, termasuk hakikat Gereja, misi awam, dan kebebasan beragama. Konsili ini juga mengeluarkan pengarahan-pengarahan bagi revisi liturgi, termasuk izin bagi [[Ritus Latin|ritus liturgi Latin]] untuk menggunakan bahasa setempat di samping [[Bahasa Latin]] dalam Misa dan sakramen-sakramen lainnya.<ref>"The use of the Latin language, with due respect of particular law, is to be preserved in the Latin rites. But since the use of the vernacular, whether in the Mass, the administration of the sacraments, or in other parts of the liturgy, may fequently be of great advantage to the people, a wider use may be made of it, especially in ... It is for the competent territorial ecclesiastical authority ... to decide whether, and to what extent, the vernacular language is to be used" ([http://www.vatican.va/archive/hist_councils/ii_vatican_council/documents/vat-ii_const_19631204_sacrosanctum-concilium_en.html ''Sacrosanctum Concilium'', 36]).</ref>
Baris 243:
=== Skandal pelecehan seksual ===
{{utama|Kasus pelecehan seksual Katolik}}
Pada tahun 2002, [[Amerika Serikat]] dihebohkan oleh suatu skandal besar ketika serangkaian tuntutan, disertai bukti-bukti pendukung, ditujukan kepada para imam yang melakukan tindakan pelecehan secara seksual terhadap anak-anak sepanjang beberapa dasawarsa. Yang makin memparah keadaan adalah terungkapnya kenyataan bahwa Gereja mengetahui beberapa dari imam-imam pelaku pelecehan tersebut, dan pada mulanya memperlakukan mereka dengan cara menyangkal mengetahui kejahatan yang mereka lakukan dan memindahtugaskan mereka dari satu jemaat ke jemaat lain dari padadaripada menindaki mereka. Skandal yang menjadi penyebab pengunduran diri Kardinal Bernard Law dari Keuskupan Agung Boston itu, merupakan pukulan yang menghancurkan citra Gereja di mata publik — Dalam salah satu ''survey'' sesudah mencuatnya skandal tersebut 64% dari responden setuju bahwa kebanyakan imam Katolik "kerap melakukan pelecehan terhadap anak-anak" (data mengindikasikan bahwa hanya 1,5-1,8% imam Katolik yang benar-benar telah dituntut karena melakukan pelecehan terhadap anak-anak.<ref>{{cite web |title=Sexual Abuse in Social Context: Catholic Clergy and Other Professionals |url=http://www.catholicleague.org/research/abuse_in_social_context.htm |author=Catholic League for Religious and Civil Rights |year=2004 |month=February |accessdate=2006-09-16}}</ref>).
 
''Catholic News Service'' melaporkan: