Pantai Papuma: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Papuma memiliki beberapa bukit batu diantaranya bukit Narada dan Bukit Kodok
BeeyanBot (bicara | kontrib)
k ejaan, replaced: dari pada → daripada
Baris 7:
hanya pasir putih yang terdapat di Papuma, batu-batu hijau, hitam, dan putih beraneka bentuk
terhampar di sisi barat Papuma yaitu Pantai Malikan. Inilah perbedaan Papuma dengan pantai-
pantai di sekitarnya. Di timur Papuma ada Pantai Watu Ulo dan Pantai Payangan yang berpasir hitam. Perbedaan ini mampu mendatangkan pengunjung lebih banyak ke Papuma dari padadaripada Watu Ulo dan Payangan.{{fact}}
 
Berwisata ke pantai merupakan hal yang sangat menyenangkan. Lingkungan yang tenang,
Baris 23:
motor, perjalanan kesana memerlukan waktu antara 60 hingga 90 menit dari Kota Jember,
lima sampai enam jam dari Surabaya atau Malang, dan tujuh sampai delapan jam dari
Denpasar Bali.<br />
 
== Transportasi ==
Baris 33:
Wuluhan, Ujung baratnya merupakan wilayah Kecamatan Puger. Ada jalan yang cukup lebar
untuk sebuah mobil. Sayangnya, di kurang lebih kilo meter kedua jalan ini terdapat lokasi
rawan longsor bila terjadi hujan lebat.<br />
 
Jalur kedua melalui Pantai Watu Ulo yang merupakan wilayah Kecamatan Ambulu.
Baris 40:
harus membayar tiket masuk sebesar Rp. 10.000 (data hingga Desember 2015) per orang di loket masuk Pantai Watu Ulo
walaupun hanya bertujuan ke Pantai Papuma. Sebab itu, banyak pengunjung Papuma tidak
melalui jalur ini.<br />
 
Jalur terberat adalah jalur ketiga. Perjalanan ini melalui pusat Kecamatan Wuluhan.
Baris 56:
Watu Ulo dan birunya Laut Selatan yang terlihat indah dari celah-celah pepohonan. Beberapa
jenis burung menyambut kedatangan pengunjung dengan keindahan siulannya, lebih-lebih
jika hari masih pagi.<br />
 
== Fasilitas ==
Baris 65:
sejauh kurang lebih dua km. Sepanjang perjalanan disuguhkan pemandangan hutan nan elok.
Pantai Papuma sesekali terlihat melalui sela-sela pepohonan di bukit dengan ketinggian
sekitar 150 mdpl (meter di atas permukaan laut).<br />
 
Jalan menuju Papuma juga digunakan untuk mengakses Gua Jepang dan Guwa Lowo yang
Baris 72:
merupakan tempat pengintaian Tentara Jepang pada masa Perang Dunia Kedua. Guwa Lowo
(Jawa: kelelawar) menurut legenda adalah tempat bersemayam putri penguasa laut selatan
“Dewi Sri Wulan” dan tempat bertapa Kyai Mataram.<br />
 
Di Pantai Papuma, terdapat tempat parkir luas di sebelah kanan jalan masuk. Mobil bisa di
Baris 81:
utara bisa dinikmati sambil berjalan atau berkendara ke arah barat. Di sinilah tampak sekali
kekayaan keanekaragaman hayati ekosistem pantai, Formasi Pes-caprae dan Formasi
Barringtonia.<br />
 
==Potensi==
Baris 98:
pemandangan. Rimbunnya pohon pada formasi baringtonia yang berada di utara Siti Hinggil
dimanfaatkan oleh para pedagang menyajikan ikan segar, es kelapa muda, dan aneka ragam
kuliner yang menambah kesan wisata alami khas pantai.<br />
 
Keelokan Tanjung Papuma dilengkapi dengan ketersediaan fasilitas penginapan ber-AC,
tepat istirahat/balairung, bumi perkemahan, kios souvenir, playground, MCK, listrik/air
bersih, musholla, dan telepon umum. Dengan adanya fasilitas tersebut, pengunjung bisa lebih
betah menikmati pemandangan, bahkan bisa menginap dengan nyaman. Bila sampai menginap, pengunjung bisa menikmati keindahan matahari terbit dan tenggelam. Pada malam hari, suasana pantai semakin menakjubkan karena kehadiran bintang gumintang dan satwa laut yang mampu memendarkan cahaya.<br />
 
==Zonasi Vegetasi==
Baris 114:
caprae. ''I. pes-caprae'' mampu tumbuh di atas pasir dengan sedikit sekali atau hampir tidak
memerlukan tanah. Kemampuannya yang hebat menjadi benteng pertahanan pertama pantai
dari ancaman angin dan gelombang.<br />
 
Di Tanjung Papuma, jalur atau formasi pes-caprae ditemukan tidak luas. Tanjung Papuma
Baris 124:
berpantai pasir, dan dekat dengan fasilitas-fasilitas yang disediakan pengelola, serta jika
pengunjung merasakan lapar dahaga ada beberapa kios atau warung yang menyediakan
kelezatan ikan bakar dan kesegaran es kelapa muda.<br />
 
===2. Barringtonia===