Kerajaan Klungkung: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Perbaikan
BeeyanBot (bicara | kontrib)
k ejaan, replaced: praktek → praktik
Baris 41:
==Berdirinya Kerajaan Klungkung==
 
Kerajaan Klungkung berdiri bersamaan dengan dibangunnya [[Istana Klungkung|Puri Agung Klungkung]] di [[Semarapura]] pada tahun [[1686]] dan diakhiri dengan [[Puputan|Puputan Klungkung]] tahun [[1908]] sebagai kerajaan terakhir di [[Bali]] yang melakukan perlawanan dengan cara [[puputan]] dalam mempertahankan eksistensinya sebagai kerajaan yang merdeka terhadap meluasnya praktekpraktik politik kolonial Belanda di Nusantara<ref>{{cite web |url=http://www.klungkungkab.go.id/index.php/profil/2/Sejarah-Klungkung | title=Sejarah Klungkung |date=30 Juni 2013}}</ref>.
 
==Sistem Sosial==
Baris 55:
[[Belanda]] mulai mengurangi kedaulatan Kerajaan Klungkung dan ingin memasukkan ke dalam wilayah [[Hindia Belanda]], seperti pada tanggal [[24 Mei]] [[1843]] diadakan perjanjian penghapusan tradisi [[Tawan Karang|tawan karang]] Kerajaan Klungkung. Perjanjian ini telah menimbulkan rasa tidak senang dikalangan pejabat kerajaan. Ditambah dengan sebab-sebab lainnya seperti perampasan dua buah kapal yang kandas di Bandar Batulahak (Kusamba). Keterlibatan laskar Klungkung dalam perang antara [[Buleleng]] dengan Militer Belanda di [[Jagaraga]] tahun [[1848]]-[[1849]] mempertajam permusuhan antara pihak Belanda dengan pihak Kerajaan Klungkung. Permusuhan dan rasa tidak puas Dewa Agung Istri Balemas memuncak, dan akhirnya meletus menjadi perang terbuka yaitu [[Perang Kusamba]] tahun [[1849]]. Pada perang itulah Jendral Michiels tewas sebagai pimpinan ekspedisi militer Belanda.
 
Yang menarik dari peristiwa perang Kusamba menurut sumber penulis [[Belanda]] ialah munculnya tokoh wanita yaitu Dewa Agung Istri Balemas sebagai seorang sebagai seorang wanita yang sangat benci dan menentang intervensi Belanda dan ia dianggap pemimpin golongan yang senantiasa menggagalkan perjanjian perdamaian dengan pihak Belanda.
 
Diawal Abad ke-20 disodorkan lagi perjanjian tentang Tapal Batas antara [[Kerajaan Gianyar]] dengan Kerajaan Klungkung, tepatnya pada tanggal [[7 Oktober]] [[1902]]. Setelah penandatanganan perjanjian Tapal Batas timbul perselisihan antara Kerajaan Klungkung dengan ''Gubernemen'' mengenai Daerah Abeansemal, Vasal Kerajaan Klungkung yang berada di daerah Kerajaan Gianyar. Dukungan raja Klungkung dilakukan semasa meletusnya perang Puputan di Kerajaan Badung tahun [[1906]].
 
Perjanjian tanggal [[17 Oktober]] [[1906]] tentang kedaulatan ''Gubernemen'' atas Kerajaan Klungkung telah menurunkan status kenegaraan dan politik Kerajaan Klungkung sebagai ''sesuhunan'' raja-raja Bali. Hal ini memperkuat sikap menentang Dewa Agung Jambe II dan kalangan pembesar kerajaan yang memuncak pada perlawanan [[Puputan|Puputan Klungkung]] tahun [[1908]], yang menyebabkan kehancuran kerajaan dengan terbunuhnya raja Dewa Agung Jambe II beserta banyak pengikutnya.
Baris 99:
 
{{Kerajaan di Sunda Kecil}}
{{indo-sejarah-stub}}
 
 
[[Kategori:Kerajaan di Bali]]
[[Kategori:Kerajaan di Nusantara]]
[[Kategori:Kabupaten Klungkung]]
 
 
{{indo-sejarah-stub}}