Kanon Alkitab: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
fix |
k ejaan, replaced: praktek → praktik |
||
Baris 3:
'''Kanon Alkitab''', atau '''kanon Kitab Suci''',<ref>{{en}} McDonald, L. M. & Sanders, J. A., eds. (2002). ''The Canon Debate''. "The Notion and Definition of Canon." pp. 29, 34. (In the article written by Eugene Ulrich, "canon" is defined as follows: "...the definitive list of inspired, authoritative books which constitute the recognized and accepted body of sacred scripture of a major religious group, that definitive list being the result of inclusive and exclusive decisions after serious deliberation." It is further defined as follows: "...the definitive, closed list of the books that constitute the authentic contents of scripture.")</ref> adalah suatu daftar kitab yang dianggap sebagai [[kitab suci]] yang berwibawa atau otoritatif oleh komunitas keagamaan tertentu. Kata "kanon" berasal dari [[bahasa Yunani Kuno]] κανών, yang berarti "[[penggaris|mistar]]" atau "tongkat pengukur". Istilah tersebut pertama kali dicetuskan oleh umat [[Kristen]] untuk merujuk pada kitab suci, tetapi gagasan tersebut dikatakan berasal dari umat [[Yahudi]].<ref>{{en}} McDonald & Sanders, editors of ''The Canon Debate'', 2002, ''The Notion and Definition of Canon'' by Eugene Ulrich, page 28: "The term is late and Christian ... though the idea is Jewish"; also from the ''Introduction'' on page 13: "We should be clear, however, that the current use of the term "canon" to refer to a collection of scripture books was introduced by David Ruhnken in 1768 in his ''Historia critica oratorum graecorum'' for lists of sacred scriptures. While it is tempting to think that such usage has its origins in antiquity in reference to a closed collection of scriptures, such is not the case." The technical discussion includes Athanasius's use of "kanonizomenon=canonized" and Eusebius's use of ''kanon'' and "endiathekous biblous=encovenanted books" and the [[Mishnaic]] term ''Sefarim Hizonim'' (external books).</ref> Kanon Alkitab dapat juga dipahami sebagai sebuah daftar kitab yang menjadi "standar" atau "aturan" yang bersifat normatif bagi umat.<ref name="Yonky">Yonky Karman (2005). ''Bunga Rampai Perjanjian Lama''. Jakarta: BPK Gunung Mulia. hlm 5-13.</ref>
Sebagian besar kanon yang tercantum dalam artikel ini dianggap sudah "ditutup", yaitu tidak ada penambahan atau pengurangan kitab lagi.<ref>{{en}} [http://www.ccel.org/ccel/schaff/npnf204.xxv.iii.iii.xxv.html Athanasius Letter 39].6.3: "Let no man add to these, neither let him take ought from these."</ref> Sehingga mencerminkan keyakinan bahwa [[wahyu]] umum telah berakhir dan karenanya teks-teks yang terinspirasi tersebut dapat dikumpulkan menjadi suatu kanon yang lengkap dan otoritatif, yang mana [[Bruce M. Metzger]] mendefinisikannya sebagai "sebuah kumpulan yang otoritatif dari kitab-kitab". Sebaliknya, suatu "kanon terbuka", yang mana memungkinkan penambahan kitab melalui proses dari wahyu yang berkelanjutan, didefinisikan Metzger sebagai "sebuah kumpulan kitab-kitab otoritatif".<ref>{{en}} McDonald & Sanders, page 32–33: ''Closed list''; page 30: "But it is necessary to keep in mind [[Bruce Metzger]]'s distinction between "a collection of authoritative books" and "an authoritative collection of books."</ref>
Semua kanon tersebut telah dikembangkan selama berabad-abad dan melalui proses diskusi yang rumit,<ref name="End">Van den End (2009). ''Harta dalam Bejana: Sejarah Gereja Ringkas''. Jakarta: BPK Gunung Mulia. hlm 40-42.</ref> lalu kesepakatan dibuat oleh otoritas-otoritas keagamaan dari keyakinan mereka masing-masing. Umat menganggap kitab-kitab kanonik diinspirasikan oleh [[Allah]] atau mengungkapkan sejarah yang berwibawa tentang hubungan antara Allah dengan [[Umat Allah|umat-Nya]]. Kitab-kitab seperti "Injil Kristen–Yahudi" telah dikeluarkan seluruhnya dari kanon; namun banyak [[Antilegomena|kitab yang diperdebatkan]], yang dianggap non-kanonik atau bahkan [[apokrif]] oleh beberapa kalangan, dipandang sebagai [[apokrifa Alkitab]] atau [[Deuterokanonika]] atau sepenuhnya kanonik oleh kalangan lainnya.
Ada perbedaan-perbedaan antara [[Tanakh]] Yahudi dan kanon [[Alkitab]] [[Kristen]], dan antara berbagai kanon dalam [[denominasi Kristen]] yang berbeda. Perbedaan kriteria dan proses kanonisasi menentukan apa yang dianggap berbagai komunitas tersebut sebagai kitab suci yang terinspirasi. Dalam beberapa kasus di mana terdapat beragam tingkatan inspirasi kitab suci, sungguh bijak untuk membahas teks-teks yang hanya memiliki status ditinggikan di dalam suatu tradisi tertentu. Hal ini menjadi lebih kompleks ketika mempertimbangkan kanon terbuka dari berbagai aliran [[Gerakan Orang Suci Zaman Akhir|Orang Suci Zaman Akhir]] — yang dapat dipandang sebagai perluasan dari Kekristenan dan [[Yudaisme]] — dan wahyu kitab suci yang konon diberikan selama kurun waktu beberapa tahun kepada sejumlah pemimpin gerakan tersebut.
Baris 42:
[[File:Samaritan Pentateuch (detail).jpg|thumb|250px|Gulungan Abisha, gulungan naskah tertua di kalangan [[orang Samaria]] di [[Nablus]].]]
Hubungan antara Torah Samaria dengan [[Teks Masoret]] masih dalam perdebatan. Ada beberapa perbedaan kecil, seperti perbedaan usia orang-orang yang disebutkan dalam silsilah; sedangkan yang lainnya merupakan perbedaan besar, seperti adanya suatu perintah untuk ber[[monogami]], yang mana hanya terdapat dalam versi Samaria. Yang lebih penting, teks Samaria menyimpang dari Masoretik dengan menyatakan bahwa Musa menerima [[Sepuluh Perintah Allah]] di [[Gunung Gerizim]], bukan di [[Gunung Sinai (Alkitab)|Gunung Sinai]], dan di atas Gunung Gerizim inilah pengorbanan kepada Allah harus dilakukan —bukan di [[Yerusalem]]. Meski demikian para akademisi tetap mencari keterangan dalam versi Samaria ini dalam upaya untuk mengetahui makna dari teks-teks Torah asli, serta untuk melacak perkembangan dari berbagai rumpun teks. Beberapa gulungan naskah di antara berbagai gulungan [[naskah Laut Mati]] telah diidentifikasi sebagai jenis teks Pentateukh proto-Samaritan.<ref>{{en}} ''The Canon Debate'', McDonald & Sanders editors, 2002, chapter 6: ''Questions of Canon through the Dead Sea Scrolls'' by James C. VanderKam, page 94, citing private communication with Emanuel Tov on ''biblical manuscripts'': Qumran scribe type c.25%, proto-Masoretic Text c. 40%, pre-Samaritan texts c.5%, texts close to the Hebrew model for the Septuagint c.5% and nonaligned c.25%.</ref>
Kaum Samaria memandang Torah sebagai kitab suci yang terinspirasi (atau terilhami), tetapi tidak menerima bagian-bagian lain dari Alkitab —mungkin posisi yang sama juga dipegang oleh kaum [[Saduki]].<ref>{{en}} [http://jewishencyclopedia.com/view.jsp?artid=40&letter=S&search=Sadducees Jewish Encyclopedia: Sadducees]: "With the destruction of the Temple and the state the Sadducees as a party no longer had an object for which to live. They disappear from history, though their views are partly maintained and echoed by the Samaritans, with whom they are frequently identified (see Hippolytus, "Refutatio Hæresium," ix. 29; Epiphanius, l.c. xiv.; and other Church Fathers, who ascribe to the Sadducees the rejection of the Prophets and the Hagiographa; comp. also Sanh. 90b, where "Ẓadduḳim" stands for "Kutim" [Samaritans]; Sifre, Num. 112; Geiger, l.c. pp. 128–129), and by the Karaites (see Maimonides, commentary on Ab. i. 3; Geiger, "Gesammelte Schriften," iii. 283–321; also Anan ben David; Karaites)."</ref> Mereka tidak memperluas kanon mereka dengan menambahkan suatu komposisi Samaritan apa pun. Ada [[Kitab Yosua (Samaria)|Kitab Yosua Samaritan]], namun ini merupakan suatu kronik populer yang ditulis dalam bahasa Arab dan tidak dianggap sebagai kitab suci. [[Orang Samaria#Teks keagamaan|Teks keagamaan Samaritan]] non-kanonik yang lain misalnya ''Memar Markah'' (Pengajaran Markah) dan ''Defter'' (Buku Doa) —keduanya berasal dari abad ke-4 atau kemudian.<ref>{{en}} ''Samaritan Documents, Relating To Their History, Religion and Life'', translated and edited by John Bowman, Pittsburgh Original Texts & Translations Series Number 2, 1977.</ref>
Baris 122:
Seandainya [[kanon Alkitab Tewahedo Ortodoks]] dipertimbangkan juga, perlu dibuat beberapa pokok kejelasan. [[Kitab Ratapan]], [[Kitab Yeremia|Yeremia]], dan [[Kitab Barukh|Barukh]], termasuk [[Surat Nabi Yeremia]] dan [[4 Barukh]], semuanya dipandang kanonik oleh Gereja-gereja [[Tewahedo Ortodoks]]. Namun tidak selalu jelas bagaimana penyusunan atau pembagian tulisan-tulisan ini. Dalam beberapa daftar, semuanya mungkin dimuat dengan judul "Yeremia", sedangkan yang lain membaginya dengan berbagai cara ke dalam kitab-kitab terpisah. Kemudian [[Kitab Amsal]] dibagi menjadi dua kitab, yaitu ''Messale'' (Amsal 1–24) dan ''Tägsas'' (Amsal 25–31).
Selain itu, sementara [[Kitab Yobel]] dan [[Kitab Henokh|Henokh]] cukup dikenal di kalangan akademisi Barat, tetapi tidak demikian halnya dengan 1–3 [[Makabian]]. Ketiga kitab Makabian tersebut seringkali disebut "Makabe Ethiopia", tetapi isinya sangat berbeda dengan [[Kitab Makabe]] yang dikenal dan/atau dikanonisasi dalam tradisi-tradisi lainnya. Yang terakhir, Kitab Joseph ben Gurion, atau [[Josippon|Pseudo-Yosefus]], merupakan suatu kisah sejarah orang-orang Yahudi yang diduga berdasarkan pada tulisan-tulisan [[Yosefus]].<ref>Josephus's ''[[Perang Yahudi|The Jewish War]]'' and ''[[Antiquitates Iudaicae|Antiquities of the Jews]]'' are highly regarded by Christians because they provide valuable insight into 1st century Judaism and early Christianity. Moreover, in ''Antiquities'', Josephus made two extra-Biblical references to Jesus, which have played a crucial role in establishing him as a historical figure.</ref> Versi Ethiopianya (''Zëna Ayhud'') memiliki 8 bagian dan termasuk dalam [[Kanon Alkitab Tewahedo Ortodoks#Kanon Alkitab yang lebih luas|kanon yang lebih luas dari Tewahedo Ortodoks]].<ref>The Orthodox Tewahedo broader canon in its fullest form—which includes the narrower canon in its entirety, as well as nine additional books—is not known to exist at this time as one published compilation. Some books, though considered canonical, are nonetheless difficult to locate and are not even widely available in Ethiopia. While the narrower canon has indeed been published as one compilation, there may be no real ''emic'' distinction between the broader canon and the narrower canon, especially in so far as divine inspiration and scriptural authority are concerned. The idea of two such classifications may be nothing more than [[Emic and etic|etic]] taxonomic conjecture.</ref><ref>{{en}} Ethiopian Orthodox Tewahedo Church. 2003. "[http://www.ethiopianorthodox.org/english/canonical/books.html The Bible]". 20 January 2012.</ref>
{| class="wikitable"
Baris 185:
| [[Kitab Ester|Ester]]<ref group=O name=Esther>Luther mempertanyakan penempatan Kitab Ester dalam kanon. Melito mengeluarkannya dari daftarnya.</ref>|| {{Yes}} || {{Yes}} || {{Yes}} || {{Yes}} || {{Yes}} || {{Yes}} || {{Yes}} || {{Yes}} || {{Yes}} || {{Yes}}
|-
| [[
|-
| [[Kitab Tobit|Tobit]] || style="background:#FFA6C9; text-align:center;"| Tidak<br>(Apokrifa) || {{Yes}} || {{Yes}} || {{Yes}} || {{Yes}} || {{Yes}} || {{Yes}} || {{Yes}} || {{Yes}} || {{Yes}}
Baris 306:
Karya-karya Perjanjian Baru lainnya yang secara umum dianggap [[apokrif]] tetap dimuat dalam beberapa Alkitab dan naskah. Sebagai contoh, [[Surat kepada Jemaat di Laodikia]]<ref>{{en}} {{citation |url=http://sacred-texts.com/bib/lbob/lbob12.htm |title=The Epistle of Paul the Apostle to the Laodiceans |publisher=Internet Sacred Text Archive}}</ref> dimasukkan dalam berbagai naskah [[Vulgata]] Latin, dalam delapan belas Alkitab Jerman sebelum terjemahan [[Martin Luther|Luther]], dan juga dalam sejumlah Alkitab Inggris awal seperti Alkitab Gundulf dan terjemahan Inggris dari [[John Wycliffe]]; bahkan, pada tahun 1728, [[William Whiston]] menganggapnya sebagai [[surat Paulus]] yang asli. Demikian pula [[Surat Paulus yang Ketiga kepada Jemaat di Korintus]]<ref>{{en}} The Third Epistle to the Corinthians can be found as a section within the [[Acts of Paul]], which has survived only in fragments. A translation of the entire remaining Acts of Paul can be accessed online at [http://www.earlychristianwritings.com/text/actspaul.html "The Acts of Paul"]</ref> pernah dipandang sebagai bagian dari Alkitab Ortodoks Armenia,<ref>{{en}} {{citation |author=Saifullah, MSM |year=2006 |title=Canons & Recensions of the Armenian Bible |url=http://www.islamic-awareness.org/Bible/Text/Canon/armenianlist.html |access-date=25 January 2012}}</ref> namun sudah tidak dicetak lagi dalam edisi-edisi modern. Dalam tradisi Ortodoks Siria, Surat Paulus yang Ketiga kepada Jemaat di Korintus juga memiliki arti sejarah yang penting. Baik [[Afrahat]] maupun [[Efraim orang Siria|Efraim dari Siria]] menjunjung tinggi surat tersebut dan memperlakukannya seakan-akan kanonik.<ref>{{en}} Metzger, Bruce M. ''Canon of the New Testament''. pp 219, 223; cf. 7, 176, 182. Cited in McDonald & Sanders, eds. 2002. ''The Canon Debate''. p 492.</ref> Namun surat tersebut dikeluarkan dari Peshitta dan akhirnya dikeluarkan seluruhnya dari kanon.
[[Didache]],<ref>{{en}} {{citation |url=http://www.earlychristianwritings.com/didache.html |title=Didache |publisher=Early Christian Writings}}</ref> [[Gembala Hermas]],<ref>{{en}} {{citation |url=http://sacred-texts.com/bib/lbob/lbob26.htm |title=The Shepherd of Hermas |publisher=Internet Sacred Text Archive}}</ref> dan tulisan lainnya yang dikaitkan dengan para [[Bapa Apostolik]], pernah dianggap suci oleh berbagai [[Bapa Gereja]] awal. Tulisan-tulisan tersebut masih dihormati dalam beberapa tradisi, meskipun tidak lagi dianggap kanonik. Namun kitab-kitab kanonik tertentu dalam tradisi Tewahedo Ortodoks berasal dari tulisan-tulisan para Bapa Apostolik serta [[Pengajaran Gereja Kuno]]. Gereja-gereja Tewahedo Ortodoks mengakui delapan kitab tambahan Perjanjian Baru ini dalam kanonnya yang lebih luas. Kitab-kitab tersebut yaitu: 4 kitab "Sinodos" (
{| class="wikitable"
Baris 319:
! style="width:123px;"| Tradisi [[Kekristenan Siria|Kristen Siria]]
|-
| colspan="8" style="text-align:center;"| ''[[Injil#
|-
| [[Injil Matius|Matius]] || {{Yes}} || {{Yes}} || {{Yes}} || {{Yes}} || {{Yes}} || {{Yes}} || {{Yes}}<ref group=N name=Tatian>[[Diatessaron]], [[harmoni Injil]] menurut [[Tatian]], menjadi suatu teks standar dalam beberapa gereja ber[[bahasa Suryani]] hingga abad ke-5, karena membuka jalan bagi keempat Injil terpisah yang ditemukan dalam [[Peshitta]].</ref>
Baris 389:
| [[Kitab Wahyu|Wahyu]] || style="background:#1CAC78; text-align:center;"| Ya<ref group=N name=Luther/> || {{Yes}} || {{Yes}} || {{Yes}} || {{Yes}} || {{Yes}} || style="background:#1CAC78; text-align:center;"| Ya<ref group=N name=Syriac/>
|-
| colspan="8" style="text-align:center;"| ''[[Bapa Apostolik]]<ref group=N name=Fathers>Tulisan-tulisan lainnya yang dikenal dari para Bapa Apostolik dan tidak tercantum dalam tabel ini yaitu: tujuh [[
|-
| [[Surat Klemens yang Pertama|1 Klemens]]<ref group=N name=ApFa>Kelima tulisan yang dikaitkan dengan para Bapa Apostolik ini sekarang sudah tidak dianggap kanonik dalam tradisi Alkitab apa pun, meskipun beberapa tradisi tetap memandangnya lebih tinggi dibandingkan dengan tradisi lainnya. Namun demikian kepengarangan awal dan dimasukkannya semua tulisan tersebut dalam berbagai kodeks Alkitab kuno, serta penerimaannya dalam berbagai tingkatan tertentu oleh beragam otoritas awal, membuatnya diperlakukan sebagai literatur yang mendasar bagi Kekristenan secara keseluruhan.</ref> || colspan="7" style="background:#FFA6C9; text-align:center;"| Tidak<br>([[Kodeks Alexandrinus]] dan [[Codex Hierosolymitanus|Hierosolymitanus]])
|