Penyaliban dan kematian Yesus: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k ejaan, replaced: dari pada → daripada |
k →Polemik seputar Kematian Yesus: ejaan, replaced: praktek → praktik |
||
Baris 155:
== Polemik seputar Kematian Yesus ==
Pandangan tertua mengatakan bahwa Yesus sebenarnya sudah menyadari bahwa kematiannya sudah dekat. Ini adalah kehendak Allah yang harus dijalankan. Pandangan seperti ini tersurat di dalam Alkitab. Paulus dalam [[Surat 1 Korintus]] menggambarkan kisah ini sebagai sebuah peristiwa yang 'sesuai dengan kitab suci'. [[Mazmur 22]] dan [[Yesaya 53]] juga disebut-sebut sebagai salah satu bukti bahwa peristiwa kematian Yesus adalah peristiwa yang telah ditetapkan, bahkan jauh sebelum Yesus lahir.
Di kalangan pakar sejarah mengenai Yesus argumen ini tidak selalu diterima. Albert Schweitzer, salah seorang penggagas gerakan Yesus Seminar, melihat peristiwa kematian Yesus sebagai peristiwa pemberontakan yang gagal.<ref name="Jacobs"/> Yesus dituduh sebagai tokoh politik yang akan mengancam keberadaan Romawi dan Palestina, dan karena itu dia dibunuh. Kisah di dalam Injil tidak mereka terima sebagai peristiwa historis. Mereka memahami kisah kematian Yesus, yang tertulis di dalam injil, sebagai liturgi yang
==Tradisi [[Islam]]==
|