Pengotor batin: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Bthohar (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
BeeyanBot (bicara | kontrib)
k ejaan, replaced: sekedar → sekadar
Baris 13:
Ada tiga tahap kekotoran batin. Selama tahap pasif kekotoran batin tertidur di dasar kontinum mental sebagai kecenderungan laten (''anusaya''), tetapi melalui dampak dari rangsangan sensorik, kecenderungan-kecenderungan ini akan mewujudkan dirinya (''pariyutthana'') di permukaan kesadaran dalam bentuk pikiran jahat, emosi, dan kehendak. Jika kecenderungan-kecenderungan ini mengumpulkan kekuatan tambahan, kekotoran batin akan mencapai tahap pelanggaran berbahaya (''vitikkama''), yang kemudian akan melibatkan tindakan fisik atau vokal.
 
Theravadin percaya kekotoran batin ini merupakan kebiasaan yang terlahir dari ketidaktahuan (bahasa Pali: ''avijja'') yang menimpa pikiran semua makhluk yang tak-tercerahkan, yang berpegang teguh terhadapnya dan terhadap pengaruhnya dalam ketidaktahuannya terhadap kebenaran. Namun dalam kenyataannya, kekotoran batin ini tidak lebih dari sekedarsekadar noda-noda yang telah mendera pikiran, menciptakan penderitaan dan tekanan. Makhluk yang tak-tercerahkan menjadi lekat pada tubuh, dengan asumsi bahwa kelekatan itu mewakili diri, padahal dalam kenyataannya tubuh adalah fenomena tak-kekal yang terbentuk dari empat unsur dasar. Sering ditandai dengan bumi, air, api dan udara, pada teks-teks Buddhis awal unsur-unsur ini berturut-turut didefinisikan sebagai inti sari yang mewakili padatan, cairan, suhu, dan mobilitas kualitas indrawi.<ref>Dan Lusthaus, [http://www.acmuller.net/yogacara/articles/intro-uni.htm ''What is and isn't Yogacara.'']</ref>
 
Sering munculnya bisikan kekotoran batin dan manipulasi pikiran diyakini telah mencegah pikiran dari melihat sifat sejati dari kenyataan. Perilaku tidak terampil pada gilirannya dapat memperkuat kekotoran batin, tetapi dengan mengikuti Jalan Mulia Berunsur Delapan dapat melemahkan atau membasmi kekotoran batin ini. Avijja dihancurkan oleh wawasan.
Baris 20:
{{reflist}}
 
{{buddha-stub}}
[[Kategori:Buddhisme]]
 
 
{{buddha-stub}}