Sejarah Paser: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
paser tuo
BeeyanBot (bicara | kontrib)
k ejaan, replaced: sekedar → sekadar
Baris 315:
 
Hasil dari perkawinan keduanya melahirkan 2 orang anak perempuan, yang pertama bernama Aji Syarifah, yang kawin dengan Pangeran Dipati dari keluarga si Ibu. Sedangkan si adik Syarifah Aji Muznah kawin dengan Sayyid Hamid Assegaff dari pihak keluarga si Ayah.<ref>A. S Assegaff, Ibid hlm 144-146</ref>
Peranan para Sayyid dari juriyat Rasullullah SAW dalam syiar Islam di Nusantara tidak diragukan lagi, pada umumnya mereka memasuki dalam istana sebagai penasehat para Sultan dan juga melangsungkan perkawinan dengan kerabat Kesultanan. Para Sayyid ini memiliki ilmu agama yang mendalam, mampu menjaga akhlak dan mudah diterima berbagai kalangan. Mereka bukan sekedarsekadar penasehat atau guru, bahkan menduduki jabatan sebagai Sultan.
 
Mobilitas mereka sangat dinamis sepanjang kurun waktu, sejak lslamisasi nusantara sampai saat ini. Umpamanya Kesultanan Cirebon sendiri memakai gelar Syarif. Para Sayyid memelihara dan melanggengkan kekuasaan para Sultan, sepanjang para Sultan taat dalam formal syariah, yang menjadikan landasan dakwah mereka, kebanyakan mereka menghindari konflik fisik, pandai berdiploma cakap dalam berdagang sehingga mudah bergaul dalarn berbagai bangsa. Jalan kehidupan dan napas mereka adalah syiar dan dakwah Islam, jika kita lihat dinamika Kesultanan Paser ternyata interaksi kalangan bangsawan sangat multietnis, dan terkristal dalam, skala kekuasaan yang saling menjaga dan memelihara stabilitas pemerintahan muslim.
Baris 394:
Khusus wilayah Residen BZO sejak 1 Juli 1938 terbagi atas lima daerah, yakni affdeeling Banjarmasin, Hulu Sungai, Kapuas, Barito, Samarinda dan Bolong.
 
== Referensi ==

[[Kategori:Kabupaten Paser]]