Uludanau, Sindang Danau, Ogan Komering Ulu Selatan: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tinjauan Sejarah singkat Uludanau by.Az.Marzuq |
k ejaan, replaced: propinsi → provinsi, Propinsi → Provinsi (4) |
||
Baris 18:
Dusun Uludanau ini didirikan sekitar tahun 1700-1800 dengan pendirinya antara lain: Puyang Tamtu Agung dan Puyang Bangseraje. Nama asli dusun Uludanau sebelum menjadi Uludanau adalah dusun '''Tanjung Beringin'''.<ref>Mazrul Uludanau, 2014</ref> yang berada disekitar masjid Al Hidayah Uludanau sekarang. Pada waktu gunung Krakatau meletus di desa Uludanau juga kena hujan abu vulkanik. Saat itu dusun Uludanau jumlah rumahnya belum sampai 100 buah dan termasuk dalam wilayah [[Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan|OKU (Ogan Komering Ulu) Selatan]]. Dahulunya, Uludanau masuk wilayah Bengkulu Selatan dengan ibu kota kewedanan Bintuhan, Kresidenan Bengkulu, Provinsi Sumatera Selatan (yang dikenal dengan Sumatera bagian selatan). Dengan perjuangan para tetua seperti alm. KH. Abd. Razak, alm. KH. Bustami, alm. KH. Marzuki dan beberapa lainnya masih di zaman Belanda desa ini masuk wilayah Kewedanan Muaradua Kresidenan Palembang,<ref>H.Marzuki, 1966</ref> yang kemudian berubah menjadi [[Provinsi]] [[Sumatera Selatan]] dengan [[Kabupaten Ogan Komering Ulu]] (OKU).
Sekarang Kabupaten OKU sudah dimekarkan menjadi empat yaitu : [[Kota Baturaja]], [[Kabupaten Ogan Komering Ulu|Kabupaten OKU]], [[Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur|Kabupaten OKU Timur]] dan [[Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan|Kabupaten OKU Selatan]]. Yang dahulunya Uludanau masuk Kecamatan Pulau Beringin sekarang sudah menjadi kota kecamatan dari [[Sindang Danau, Ogan Komering Ulu Selatan|Kecamatan Sindang Danau]].<ref>UU No.37 Tahun 2003 tanggal 18 Desember 2003. </ref> Setiap Kresidenan menjadi
Puyang Lebih Penghulu temannya Puyang Penghulu yang terkenal sebagai pejuang kemerdekaan. Puyang Penghulu lahir di Ulu Danau dengan turun temurun tunggu tubang turun ke rumah Tamah masih puyang keturunan keluarga admin.<ref>H.Sabaruddin, 2014</ref> Kemudian ada seorang yang konon merupakan pelarian dari tentara Arab Saudi yang tidak mau tunduk kepada kekuasaan Wahabi zaman itu akhirnya menetap di Ulu Danau namanya Said Hasyim yang dikubur di "Sawah Ilie", isterinya Maspinah.<ref>Observasi, 1976</ref>
Baris 24:
Awalnya Ulu Danau adalah sebuah desa dengan segala kekurangan dan kelebihannya. Namun demikian seiring dengan perjalanan waktu dan berkembangnya pembangunan, maka keberadaan Ulu danau juga ikut berkembang. Pada tahun enam puluhan dan sebelumnya nasib rakyat Ulu danau tidak jauh berbeda dengan nasib rakyat pedesaan lainnya, terutama sekali masalah transportasi yang selalu menjadi momok bagi masyarakat. Betapa tidak, sebagai rakyat pedesaan dengan penghasilan dari perkebunan kopi yang perlu dipasarkan ke luar daerah memerlukan perjalanan jauh dengan berjalan kaki dan menggunakan alat angkut kuda beban.<ref>Penulis sendiri (Azro'i Marzuki) pada waktu masih belia sangat sering berjalan kaki untuk menjual hasil pertanian dan usaha orang tua.</ref>
Pada era 70-an, perkembangan masyarakat mulai berubah ditandai dengan munculnya seorang putera daerah yaitu H. Alimarwan Hanan SH yang pada saat itu ikut bergabung ke Partai Politik dan berhasil menjadi anggota DPRD
== Para tokoh ==
Baris 39:
[[Kategori:Sindang Danau, Ogan Komering Ulu Selatan]]
[[Kategori:Uludanau, Sindang Danau, Ogan Komering Ulu Selatan| ]]
{{kelurahan-stub}}
|