Iket: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
BeeyanBot (bicara | kontrib)
k ejaan, replaced: azas → asas (2)
Baris 1:
'''Iket''' atau totopong ([[Sunda]]) atau udeng ([[Bali]]) adalah penutup kepala dari kain merupakan bagian dari kelengkapan sehari-hari pria di pulau Jawa dan Bali, sejak masa silam sampai sekitar awal tahun [[1900-an]] dan mulai populer kembali pada tahun 2013. Penggunaan iket bagi pria akil balik pada masa lalu menjadi keharusan karena dipercaya melindungi mereka dari [[roh-roh jahat]], selain untuk fungsi-fungsi praktis seperti wadah /pembungkus, selimut, bantalan untuk mengangkut beban di [[kepala]] dsb, sedangkan saat ini lebih diperuntukkan sebagai aksesoris dan upaya melestarikan budaya [http://sosbud.kompasiana.com/2009/12/21/iket-penutup-kepala-khas-pulau-jawa/ Cara Memakai Iket Gaya Sunda](diakses 31 Oktober 2011).
 
'''Iket''' atau totopong ([[Sunda]]) atau udeng ([[Bali]]) adalah penutup kepala dari kain merupakan bagian dari kelengkapan sehari-hari pria di pulau Jawa dan Bali, sejak masa silam sampai sekitar awal tahun [[1900-an]] dan mulai populer kembali pada tahun 2013. Penggunaan iket bagi pria akil balik pada masa lalu menjadi keharusan karena dipercaya melindungi mereka dari [[roh-roh jahat]], selain untuk fungsi-fungsi praktis seperti wadah /pembungkus, selimut, bantalan untuk mengangkut beban di [[kepala]] dsb, sedangkan saat ini lebih diperuntukkan sebagai aksesoris dan upaya melestarikan budaya[http://sosbud.kompasiana.com/2009/12/21/iket-penutup-kepala-khas-pulau-jawa/ Cara Memakai Iket Gaya Sunda](diakses 31 Oktober 2011).
 
[[Berkas:Ruparupaiketsunda.jpg|right|Rupa-rupa iket Sunda]]
Baris 17 ⟶ 16:
Selain itu iket juga memiliki makna secara ilmu pengetahuan dan kepercayaan,iket sangat erat kaitannya dengan unsur tauhid dan budaya. Iket memiliki makna mengikat seperti ikatan yang terbentuk dari tali. Iket juga berarti totopong yang berasal dari kata tepung (bertemu) yang mengalami pengulangan dan perubahan kata dasar te menjadi toto. Tepung artinya bertemu, bertemu dalam hal ini maksudnya simbol dari bertemunya ujung kain karena dibentuk simpul sebagai lambang silaturahmi. Iket mengandung makna mengikat kepala. Obyek yang diikat adalah kepala (pria). Kepala memiliki makna sebagai pemimpin tubuh dengan isinya yaitu otak. Otak merupakan tempat pikiran dan organ manusia sebagai ciri manusia makhluk mulia ciptaan Tuhan. Dengan otak ini manusia memiliki cipta, karsa, rasa sehingga mampu berpikir. Dengan memakai iket, kepala sebagai organ penting dapat dilindungi.
 
Iket dibentuk dari kain berbentuk bujur sangkar yang memiliki empat sudut. Keempat sudut itu memiliki makna sebagai sudut kereteg haté (kereteg = perasaan atau suara yang timbul dengan sendirinya, haté = hati. kereteg haté diartikan sebagai niat), ucapan (lisan), tingkah (sikap), dan raga (badan) yang kemudian kain itu dilipat dua membentuk segitiga sama kaki dengan tiga sudut. Ketiga sudut tersebut mencerminkan tiga azasasas tritunggal kesetaraan dalam hidup kemasyarakatan yakni tritangtu yang terdiri dari resi pemimpin agama, rama (pemimpin rakyat) dan perebu (pemimpin wilayah).
 
Diharapkan azasasas ini dijalankan dengan keharmonisan antara tekad, ucapan, tingkah laku yang terangkum dalam raga manusia. Iket juga memiliki makna ngawengku (mengikat) segala urusan yang berhubungan dengan keduniawian seperti yang disampaikan bahwa iket digunakan oleh para Saéhu. Saéhu adalah seorang pemimpin rakyat yang saé jadi hulu, saé hubungannana, tiasa ngiket kana sagala persoalan kamasyarakatan jeung kahirupan (bagus untuk dijadikan ketua atau pemimpin, bagus hubungan sosialnya, mampu mempersatukan dan menyelesaikan
 
[[Berkas:Closeup udeng 2A.jpg|thumb|kiri|Tuan Nyoman Rudana sedang menggunakan udeng.]]
Baris 45 ⟶ 44:
{{reflist}}
Karakteristik Iket Sunda di Bandung dan Sumedang, Periode Tahun 1968-2006, Suciati, Program Studi Tata Busana, Universitas Pendidikan Indonesia
 
{{budaya-stub}}
 
[[Kategori:Penutup kepala]]
Baris 52 ⟶ 49:
[[Kategori:Budaya Bali]]
[[Kategori:Budaya Jawa]]
 
 
{{budaya-stub}}