Islam di Myanmar: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k →top: ejaan, replaced: sekedar → sekadar |
k →top: ejaan, replaced: ditempat → di tempat, nampak → tampak |
||
Baris 33:
Tahun 1938, Inggris mulai menurunkan tangan besinya.Lebih dari 30.000 Muslim Burma dibunuh secara missal, dan 113 masjid diberangus.Setelah kemerdekaan Burma tahun 1948, nasib bangsa Muslim tidak juga berubah. Mereka menjadi korban kekerasan pemerintah dan militer, dan jumlahnya bahkan sampai 90.000 ribu orang yang tewas.
Tahun 1961, pemerintah Burma menyatakan bahwa Budha adalah agama negara dan semua orang Islam harus belajar nilai dan budaya agama Budha.Lewat kudeta militer, Jenderal Ne Win mendeklrasikan Burma sebagai Negara sosialis.Tahun 1982, Ne Win menyatakan Muslim Rohingya sebagai pendatang ilegal.Sementara diskriminasi terhadap Muslim Burma terus berjalan tanpa diketahui banyak oleh dunia internasional.
Tahun 1990.Aung San Suu Kyi memenangkan pemilu untuk pertama kalinya. Namun SLORC, tidak mengakui kemenangan Suu Kyi dan sebaliknya menangkap dan memenjarakannya. Bukan hanya pada Suu Kyi, SLORC juga kejam terhadap Muslim Burma.Mereka tak segan menembak langsung
Tanggapan dunia internasional?Seperti biasa, bersikap ganda. Di satu sisi, AS mengecam pemerintah Burma karena penangkapan dan penyiksaan aktivis kemanusiaan seperti Suu Kyi, namun di sisi lain mengabaikan nasib Muslim Burma yang jelas-jelas menjadi korban kebiadaban yang tak berkesudahan.
Saat ini, perjuangan Muslim Burma terkumpul dalam The Rohingya Solidarity Alliance, sebuah front militer Islam. Mereka terus berjuang melawan ketidakadilan dan penindasan yang diberlakukan oleh rejim-rejim yang tak punya rasa kemanusiaan.(eramuslim).
Baris 41:
Dalam tulisan-tulisan pelaut (pengembara) Arab dan Persia pada masa itu terdapat catatan tentang Burma. Ibn Khordadhbeh, Sulaiman, Ibn al-Faqih dan al-Maqdisi yang melintasi kawasan ini pada abad ke-9 dan 10 M telah mencatatkan aktivitas pedagang-pedagang Islam di Burma ketika itu. Di antaramereka ada yang singgah di burma untuk berdagang dan ada pula yang menanti angin sebelum meneruskan pelayaran mereka ke timur atau balik ke India atau tanah Arab. Ada juga di antara mereka yang akhirnya menetap di burma karena kapal yang mereka tumpangi rusak atau tenggelam. Mereka yang agak lama tinggal di Burma ini akhirnya menikah dengan penduduk setempat yang beragama Budha, sehingga terbentuklah komunitas Islam di pelabuhan-pelabuhan negara itu.Orang-orang keturunan Islam ini dikenal sebagai Pathee atau Kala.Perkawinan campuran ini telah menyebabkan tersebarnya agama Islam di sekitar kota-kota pelabuhan di Burma terutama setelah abad ke-10 M.
Duarte Barbosa, seorang pengembara Portugis yang berkunjung ke India antara tahun 1501-1516 M juga menyebutkan tentang pesatnya perdagangan yang dijalankan oleh orang Islam antara Burma dan India. Di antarabarang komoditi yang dibawa oleh kapal-kapal dagang Islam itu adalah gula, batu permata (delima), kapas, sutera, tembaga, perak, herba, dan obat-obatan.
Kehadiran orang Islam di Burma ini
e. Mengenal Komunitas Muslim Myanmar
Pada umumnya masyarakat muslim di Burma terbagi dalam tiga komunitas yang berbeda, dan masing-masing komunitas muslim ini mempunyai hubungan yang berbeda-beda dengan mayoritas masyarakat Budha dan pemerintah. Komunitas muslim yang terdapat di Myanmar yaitu: 1) Muslim Burma atau Zerbadee, merupakan komunitas yang paling lama berdiri dan berakar di wilayah Shwebo. Diperkirakan mereka merupakan keturunan dari para mubalig yang datang dari timur tengah dan Asia selatan serta penduduk muslim awal yang kemudian beranak pinak dengan masyarakat Burma. 2) Muslim India, Imigran Keturunan India, merupakan komunitas muslim yang terbentuk seiring kolonisasi Burma oleh Inggris. 3) Muslim Rohingya (Rakhine) yang bermukim di Negara bagian Arakan atau Rakhine, yang berbatasan dengan Bangladesh.
|