Kota Surakarta: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
BeeyanBot (bicara | kontrib)
k ejaan, replaced: praktek → praktik
BeeyanBot (bicara | kontrib)
k ejaan, replaced: olah raga → olahraga (2), ditempat → di tempat, terlantar → telantar
Baris 74:
=== Masa pra-kemerdekaan ===
{{main|Sejarah Surakarta|Kasunanan Surakarta}}
Eksistensi kota ini dimulai di saat [[Pakubuwana II|Sunan Pakubuwana II]], raja [[Kesultanan Mataram]], memindahkan kedudukan raja dari [[Kasunanan Kartasura|Kartasura]] ke Desa Sala, sebuah desa yang tidak jauh dari tepi [[Bengawan Solo]], karena istana Kartasura hancur akibat [[Geger Pacinan|serbuan pemberontak]]. [[Pakubuwana II|Sunan Pakubuwana II]] membeli tanah dari lurah Desa Sala, yaitu Kyai Sala, sebesar 10.000 ringgit ([[gulden Hindia-Belanda|gulden Belanda]]) untuk membangun istana [[Kesultanan Mataram|Mataram]] yang baru.<ref>[http://solotourism.blogspot.com/2008/06/history-of-solo.html Sejarah Kota Solo]</ref><ref>[http://karatonsurakarta.com/solo.html SEJARAH BERDIRINYA KOTA SALA]</ref> Secara resmi, istana [[Kesultanan Mataram|Mataram]] yang baru dinamakan [[Keraton Surakarta|Keraton Surakarta Hadiningrat]] dan mulai ditempatidi tempati tanggal [[17 Februari]] [[1745]]. Tanggal ini kemudian ditetapkan sebagai hari jadi Kota Surakarta. [[Perjanjian Giyanti]] yang ditanda-tangani oleh [[Pakubuwana III|Sunan Pakubuwana III]], [[VOC|Belanda]], dan [[Hamengkubuwana I|Pangeran Mangkubumi]] pada [[13 Februari]] [[1755]] membagi wilayah [[Kesultanan Mataram|Mataram]] menjadi dua yaitu [[Kasunanan Surakarta]] dan [[Kesultanan Yogyakarta]]. Selanjutnya wilayah Kasunanan Surakarta semakin berkurang, karena [[Perjanjian Salatiga]] yang diadakan pada [[17 Maret]] [[1757]] menyebabkan [[Mangkunegara I|Raden Mas Said]] diakui sebagai seorang pangeran merdeka dengan wilayah kekuasaan berstatus [[kadipaten]], yang disebut dengan nama [[Praja Mangkunegaran]]. Sebagai penguasa Mangkunegaran, Raden Mas Said bergelar [[Mangkunegara I|Adipati Mangkunegara I]].
 
=== Masa kemerdekaan ===
Baris 213:
[[Daftar Wali Kota Surakarta|Wali kota Surakarta]] sejak Juli 2015 dijabat oleh pejabat sementara, merangkap sebagai Sekretaris Daerah, [[Boeddy Soeharto]]. Sebelumnya jabatan ini dijabat oleh [[F.X. Hadi Rudyatmo]] yang menggantikan Ir. [[Joko Widodo]] yang dilantik menjadi gubernur [[DKI Jakarta]] tanggal [[15 Oktober]] [[2012]]. Pasangan wali kota dan wakil wali kota, yang sering disebut sebagai Jokowi-Rudy, pertama kali terpilih sebagai [[wali kota]] Surakarta untuk masa bakti 2005-2010. Kemudian pasangan dari [[PDI-P]] ini terpilih lagi untuk masa bakti kedua dengan perolehan suara lebih dari 90% untuk masa jabatan 2010-2015<ref>[http://www.suaramerdeka.com/harian/0505/13/slo06.htm "Diingatkan, Joko Widodo Urung Tampil - KPUD Diminta Fair"], [[Suara Pembaruan]], diakses Juni 2007</ref>.
 
Di bawah kepemimpinan Jokowi dan Rudy, Surakarta mengalami perubahan yang pesat. Para pedagang barang bekas di Taman Banjarsari dapat direlokasi hampir tanpa gejolak untuk merevitalisasi fungsi lahan hijau terbuka. Investor diberi syarat untuk mau memikirkan kepentingan publik. Komunikasi langsung rutin dan terbuka (disiarkan oleh televisi lokal) diadakan secara rutin dengan masyarakat. Taman Balekambang, yang terlantartelantar semenjak ditinggalkan oleh pengelolanya, dijadikannya taman. Sebagai tindak lanjut ''branding'', Jokowi mengajukan Surakarta untuk menjadi anggota Organisasi Kota-kota Warisan Dunia dan diterima pada tahun 2006. Langkahnya berlanjut dengan keberhasilan Surakarta menjadi tuan rumah konferensi organisasi tersebut pada bulan Oktober 2008 ini. Sejak 1 Oktober 2012 Walikota Surakarta Ir. [[Joko Widodo]] mengundurkan diri dari jabatan walikota setelah terpilih menjadi Gubernur [[DKI Jakarta]] periode 2012 - 2017.
 
Oleh [[Majalah Tempo]], Joko Widodo terpilih menjadi salah satu dari "10 Tokoh 2008"<ref>[http://majalah.tempointeraktif.com/id/arsip/2008/12/22/LU/ Sedikit Orang Baik di Republik yang Luas] [http://majalah.tempointeraktif.com/id/arsip/2008/12/22/LU/mbm.20081222.LU129061.id.html Joko Widodo, Wali Kaki Lima]. [[Majalah Tempo|Tempointeraktif]] edisi Luarbiasa Akhir Tahun 2008. Diakses 8 Januari 2009</ref>.
Baris 356:
== Olahraga ==
[[Berkas:Stadion-Manahan.jpg|thumb|300px|[[Stadion Manahan]], stadion terbesar di Surakarta.]]
Kota Surakarta memiliki sejarah olahraga yang cukup lama. Tahun [[1923]] di Surakarta telah terbentuk klub sepak bola, salah satu klub yang pertama di Indonesia yang kala itu masih bernama Hindia Belanda, yang bernama [[Persis Solo]]. Persis Solo adalah raksasa sepak bola di Hindia Belanda yang masih eksis hingga saat ini, Persis pernah menjuarai kompetisi [[Perserikatan]] sebanyak 7 kali dan saat ini bermain di [[Divisi Utama Liga Indonesia]]. Selain Persis Solo, tercatat beberapa klub sepak bola lain pernah hadir di Surakarta, antara lain [[Arseto Solo]], [[Pelita Solo]], [[Persijatim Solo FC]], dan terakhir adalah kontestan [[Liga Primer Indonesia]], [[Solo FC]] yang baru terbentuk pada tahun 2010. Kedua tim sepak bola yang masih eksis saat ini, yaitu Persis Solo dan Solo FC, bermarkas di [[Stadion Manahan]], sebuah stadion tipe Stadion Madya Olimpiade kategori B+ dan salah satu stadion terbaik di [[Jawa Tengah]] yang pernah beberapa kali menjadi tempat penyelenggaraan even olahraga tingkat nasional dan internasional. Di stadion yang memiliki kapasitas 25.000 penonton ini antara lain pernah menjadi tempat pertandingan [[Liga Champions AFC 2007]] karena [[Persik]] tidak punya stadion kandang memadai, final [[Piala Indonesia 2010]], pembukaan [[Liga Primer Indonesia 2011|Liga Primer Indonesia musim pertama]] pada 15 Januari 2011<ref>{{en}} [http://www.thejakartapost.com/news/2011/01/08/editorial-welcome-lpi.html The Jakarta Post: Welcome LPI]</ref>, dan menjadi penyelenggara ASEAN Paragames 2011. Jika awalnya Manahan merupakan tanah lapang tempat olah ragaolahraga [[memanah]], stadion ini beberapa kali berubah fungsinya, mulai dari tempat balapan kuda (dengan kandang-kandang kuda di kampung [[Kestalan]] dan [[Setabelan]], serta di kompleks keraton), hingga saat ini difungsikan sebagai lapangan sepak bola dan ketika malam hari dan hari Minggu berubah menjadi kawasan sosial bagi warga kota Surakarta. Kebudayaan serta olahraga memanah dan pacuan kuda sendiri saat ini sudah sangat jarang ditemukan di kota Surakarta.<ref>[http://student.d3ti.mipa.uns.ac.id/sofyan/PAGE/tempat_4.html Menengok Manahan Tempo Doeloe]</ref>
 
Pada tahun [[1948]], Surakarta juga dipercaya untuk menyelenggarakan [[Pekan Olahraga Nasional I|pertama]], yang tanggal pembukaannya masih diperingati sebagai Hari Olahraga Nasional. Pada kejuaraan itu, Surakarta yang berlaga mewakili [[Karesidenan Surakarta]] berhasil merebut gelar juara umum.
 
Sedangkan hingga tahun [[2009]], Surakarta juga memiliki satu-satunya klub basket profesional di Jawa Tengah, yaitu Bhinneka Solo. Beberapa gelanggang olah ragaolahraga di kota Surakarta antara lain [[Stadion Manahan]] dan [[Stadion Sriwedari]] untuk olahraga sepak bola dan GOR Bhinneka, yang kini berganti nama menjadi Stadion Sritex.
 
== Transportasi ==