Kabupaten Pringsewu: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Kenrick95Bot (bicara | kontrib)
k Bot: Penggantian teks otomatis (-diantara +di antara , -Diantara +Di antara)
BeeyanBot (bicara | kontrib)
k ejaan, replaced: diantara → di antara (4), obyek → objek (2), pungkir → mungkir
Baris 19:
|hari jadi = 3 April 2009<ref>[http://rapemdapringsewu.com/profile/sejarah-pringsewu/ Sejarah Pringsewu]. Diakses 23 Juni 2014.</ref>
|kepala daerah = Bupati
|nama kepala daerah = H. Sujadi<ref name="Bupati Pringsewu Dilantik">{{cite web|url=http://www.poskota.co.id/nusantara/2011/11/23/bupati-pringsewu-dilantik|title=Bupati Pringsewu Dilantik|date=2011-11-23|accessdate=2011-12-07}}</ref>
|wakil kepala daerah= Wakil Bupati
|nama wakil kepala daerah= H. Handitya Narapati SZP, SH.<ref name="Bupati Pringsewu Dilantik">{{cite web|url=http://www.poskota.co.id/nusantara/2011/11/23/bupati-pringsewu-dilantik|title=Bupati Pringsewu Dilantik|date=2011-11-23|accessdate=2011-12-07}}</ref>
|kodearea = +62 729
|kodepos =
Baris 41:
Saat ini Pringsewu disetujui menjadi [[kabupaten]] tersendiri karena perkembangannya yang bagus, baik dari segi pendapatan daerah, taraf ekonomi maupun pendidikan penduduk. Mata pencaharian yang utama di Pringsewu adalah bertani dan berdagang.
== Sejarah ==
Sejarah Pringsewu diawali dengan berdirinya sebuah perkampungan (''tiuh'') bernama Margakaya pada tahun [[1738]] Masehi, yang dihuni masyarakat asli suku Lampung-Pubian yang berada di tepi aliran sungai Way Tebu (4 &nbsp;km dari pusat Kota Pringsewu ke arah selatan saat ini).
 
Selanjutnya, 1787 tahun berikutnya yakni pada tahun 1925 sekelompok masyarakat dari [[Pulau Jawa]], melalui program kolonisasi oleh pemerintah [[Hindia Belanda]], juga membuka areal permukiman baru dengan membabat hutan bambu yang cukup lebat di sekitar tiuh Margakaya tersebut. Karena begitu banyaknya pohon bambu di hutan yang mereka buka tersebut, oleh masyarakat desa yang baru dibuka tersebut dinamakan Pringsewu, yang berasal dari bahasa Jawa yang artinya Bambu Seribu.
Baris 47:
Saat ini daerah yang dahulunya hutan bambu tersebut telah menjelma menjadi sebuah kota yang cukup maju dan ramai di Provinsi Lampung, yakni yang sekarang dikenal sebagai '''‘'''Pringsewu’ yang saat ini juga merupakan salah satu kota terbesar di Provinsi Lampung.
 
Selanjutnya, pada tahun 1936 berdiri pemerintahan Kawedanan Tataan yang beribukota di Pringsewu, dengan Wedana pertama yakni Bapak Ibrahim hingga 1943.
 
Selanjutnya Kawedanan Tataan berturut-turut dipimpin oleh Bapak Ramelan pada tahun 1943, Bapak Nurdin pada tahun 1949, Bapak Hasyim Asmarantaka pada tahun 1951, Bapak Saleh Adenan pada tahun 1957, serta pada tahun 1959 diangkat sebagai Wedana yaitu Bapak R.Arifin Kartaprawira yang merupakan Wedana terakhir hingga tahun 1964, saat pemerintahan Kawedanan Tataan dihapuskan.
Baris 98:
Dalam bidang pendidikan juga , pelajar dari Kabupaten Pringsewu banyak yang mempunyai prestasi yang luar biasa dan telah mengharumkan tidak hanya untuk Kabupaten Pringsewu namun juga untuk Provinsi Lampung, dan bahkan membawa harum nama [[Indonesia]] di tingkat dunia, seperti Irfan Haris seorang pelajar dari SMA Negeri 1 Pringsewu yang telah berhasil meraih menjadi juara pada Olimpiade Sains Bidang Biologi di [[Jepang]] dan Korea Selatan dua kali berturut-turut.
 
Dalam bidang olahraga, tak bisa dipungkiridimungkiri, bahwa prestasi yang diraih oleh putra-putri terbaik dari Kabupaten Pringsewu sangat membanggakan dan mengharumkan, tidak hanya untuk Kabupaten Pringsewu ataupun Provinsi Lampung, namun juga bagi Bangsa Indonesia.
 
Siapapun pasti akan mengenal sosok Imron Rosyadi dengan Padepokan Gajah Lampung sebagai pusat pelatihan angkat besi dan berat yang namanya bahkan terkenal hingga di seluruh dunia. Dari tangan Imron Rosyadi, banyak dilahirkan lifter-lifter dunia ternama asal Indonesia.
 
[[Lisa Rumbewas]], salah satu lifter dunia yang berhasil memperoleh medali emas pada olimpiade beberapa tahun lalu juga tercatat sebagai salah satu lifter yang pernah mengenyam pelatihan di Padepokan Gajah Lampung Pringsewu.
 
Disamping Angkat Besi dan Angkat Berat, masih banyak atlet-atlet dari Kabupaten Pringsewu yang memiliki prestasi yang cukup handal, diantaranyadi antaranya dari Cabang Bulu Tangkis, Karateka, Tenis Meja dan juga Cabang Olah Raga Sepak Bola.
 
== Pelayanan kesehatan ==
Di bidang pelayanan Kesehatan, di Kabupaten Pringsewu telah terdapat '''Rumah Sakit Umum Daerah Pringsewu''', Rumah Sakit Swasta, Puskesmas dan Puskesmas Pembantu yang tersebar di seluruh kecamatan di Kabupaten Pringsewu, serta terdapat pula Balai pengobatan serta Fasilitas Kesehatan milik swasta lainnya.
 
== Pusat perbelanjaan ==
Baris 121:
 
Total luas areal pertanian untuk padi organik di Kabupaten Pringsewu adalah 193 Ha dengan produksi rata-rata sekitar 770 ton/tahun.
Sentra padi organik terdapat di Kecamatan Pagelaran dan Gadingrejo, yang sebagian besar dikembangkan dengan menggunakan pupuk kompos dan pestisida nabati sehingga memiliki cita rasa dan harga jual lebih tinggi sekitar 30-40% dibandingkan dengan padi pada umumnya. Potensi ini dapat dikembangkan dengan adanya Lahan yang tersedia dan SDM petani SLPHT yang ada, serta terbukanya peluang pengembangan industri penggilingan beras.
 
Kabupaten Pringsewu memiliki ketersediaan lahan yang luas dan subur sehingga sangat potensial untuk pengembangan tanaman palawija seperti, tomat, cabe, sayur mayur dan tanaman palawija lainnya. Komoditas tanaman palawija ini, menjadi komoditas yang cukup handal yang pemasarannya tidak saja di Kabupaten Pringsewu dan Provinsi Lampung, tetapi telah merambah keluar Provinsi Lampung, seperti Jakarta dan Palembang.
 
Di bidang perikanan, Kabupaten Pringsewu sangat potensial untuk pengembangan usaha Budidaya Air Tawar. Pada tahun 2009 potensi perikanan budidaya air tawar di Kabupaten Pringsewu sebesar 1.023 Ha dengan tingkat pemanfaatan lahan seluas 501,60 Ha dan produksi secara keseluruhan sebesar 4.637,49 ton.
 
Salah satu komoditas penting perikaan budidaya di Kabupaten Pringsewu adalah Ikan Gurame, disamping komoditas lain seperti ikan lele, mas, nila, belut dan patin. Pada tahun 2009 pemanfaatan kolam untuk komoditas ikan Gurame adalah seluas 92,5 Ha dengan produksi sebesar 309,9 ton. Pemanfaatan kolam gurame tersebut menyebar di 4 (empat) kecamatan yakni, kecamatan Pagelaran, Pardasuka, Banyumas, dan Sukoharjo.
Baris 137:
 
Jenis unggas yang dapat dikembangkan adalah ayam buras, ayam ras petelur, ayam ras pedaging dan ternak itik.
Populasi rata-rata unggas pertahun di Kabupaten Pringsewu adalah ayam buras 108.538 Ekor, ayam ras petelur 133.100 ekor, ayam ras pedaging 1.741.200 ekor dan populasi itik sebanyak 25.131 ekor.
 
=== Potensi pertambangan ===
Baris 144:
 
=== Potensi industri ===
Dalam bidang industri, Kabupaten Pringsewu masih didominasi oleh industri kecil dan industri rumah, diantaranyadi antaranya sentra industri kain tapis, manik-manik, kain perca, dan kerajinan anyaman bambu, industri batu bata dan genteng. Industri kain perca Pringsewu yang berpusat di Kecamatan Banyumas telah mampu menembus pasar di seluruh Sumatera dan Jawa.
Selain itu, industri kerajinan yang berbahan baku dari Batu Sui Seki, merupakan kerajinan yang cukup unik dan sangat menarik serta memiliki nilai seni yang sangat tinggi Kerajinan batu sui seki ini sebagian besar masih berupa industri perorangan dan industri rumah tangga.
 
Untuk industri batu bata, di Pringsewu terdapat sebanyak 244 unit usaha yang mampu, menyerap tenaga kerja sebanyak 3.172 orang, dengan kapasitas produksi mencapai 89.060.000 buah per tahun dan nilai investasi sebesar 26 miliar lebih.
Begitu pula untuk industri pembuatan genteng, Kabupaten Pringsewu memiliki total industri sebanyak `137 unit, dengan kapasitas produksi 50.005.000 buah per tahun, dengan nilai investasi sebesar 15 miliar lebih dan menyerap tenaga kerja sebanyak 2.055 orang, meskipun sebagian besar masih beskala usaha kecil dan menengah.
 
=== Potensi pariwisata ===
Baris 154:
Dalam bidang pariwisata, sektor ini masih memerlulan dukungan dan upaya yang lebih optimal, sehingga sektor pariwisata di Kabupaten Pringsewu dapat berkembang secara lebih optimal.
 
Sebagai modal awasl dan sumber daya alam, di Pringsewu terdapat beberapa obyekobjek wisata yang prospektif untuk dikembangkan di antaranya tempat wisata ziarah berupa '''Makam KH Ghalib''' dan wisata religi umat Katolik '''Goa Maria La Verna''', bangunan bersejarah peninggalan Belanda berupa Talang, kawasan Bukit Bintang yang kesemuanya berlokasi di sekitar ibukota Kabupaten Pringsewu.
 
Selain itu terdapat potensi wisata lainnya seperti Goa Selapan di Kecamatan Pardasuka, Telaga Gupit dan bangunan Pura Bukit Hindu yang berada di Kecamatan Gadingrejo, serta masih banyak lokasi-lokasi menarik yang memiliki prospek untuk dikembangkan lebih lanjut sebagai kawasan wisata, yang belum tergali secara maksimal.
 
Selain itu, sejumlah obyekobjek wisata lain yang sebagian sudah dikelola masyarakat diantaranyadi antaranya berupa kolam renang. Bagi para pecinta kuliner, kehidupan malam di Pringsewu juga menjajikan suguhan wisata kuliner yang tak kalah menarik sepanjang malam. Berbagai macam suguhan dan menu khas masakan dari yang modern hingga tradisional tersedia tersedia cukup lengkap di berbagai sudut lokasi. Termasuk tersedia pula berbagai restoran besar dan kecil yang menyajikan mulai masakan tradisional, nasional hingga restoran cepat saji (KFC<ref>{{cite web|url=http://www.yukmakan.com/partner.asp?id=21953|title=KFC Pringsewu}}</ref>). Tak ketinggalan pula sarana pendukung lainnya yakni jasa akomodasi berupa fasilitas hotel dan penginapan, telah tersedia pula di Pringsewu.
 
== Arti lambang daerah ==
Baris 180:
**Bambu tumbuh secara berumpun-rumpun atau berkumpul, sehingga menjadi kuat dan dapat menahan erosi yang akan menjadi tempat berteduh pada waktu panas.
**Batang bambu lentur (elastis) dan dapat dibentuk dalam wujud apapun, yang melambangkan bahwa kondisi masyarakat Kabupaten Pringsewu adalah masyarakat yang fleksibel dan ulet.
**Bambu memiliki manfaat lain, yang diantaranyadi antaranya adalah sebagai berikut.
***Bambu ketika sangat muda dapat dijadikan sebagai bahan makanan atau sayuran.
***Bambu ketika akan tua dapat dijadikan sebagai tali temali untuk mengikat benda yang berserakan. Hal ini mengandung nilai filosofi, yaitu mengikat masyarakat Pringsewu dalam satu wadah Kabupaten Pringsewu.