Mak Yong: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
BeeyanBot (bicara | kontrib)
k ejaan, replaced: praktek → praktik (3)
BeeyanBot (bicara | kontrib)
k →‎Sejarah: ejaan, replaced: terlantar → telantar
Baris 10:
Kemunduran ekonomi kesultanan akibat kedatangan penjajah [[Inggris]] di [[Kelantan]] menyebabkan pihak kesultanan tidak bisa lagi menjadi pelindung kelompok pertunjukan mak yong. Akibatnya di awal [[abad ke-20]], tari mak yong mulai berkembang bebas di desa-desa. Pertunjukan Mak yong tanpa patron pihak kerajaan menyebabkan mutu pertunjukan semakin merosot, terutama setelah terjadi bencana banjir besar di Kelantan yang terkenal sebagai [[Banjir Merah]] tahun [[1926]] hingga tahun [[1950-an]]. Selain itu, nilai estetika tradisional mak yong mulai luntur akibat komersialiasi pertunjukan. Lama pertunjukan juga diperpendek dari pukul 8:30 malam hingga pukul 11:00 malam. Selesai pertunjukan mak yong langsung diteruskan acara [[joget]] bersama. Penonton naik ke atas panggung untuk menari bersama penari mak yong. Alat musik untuk mak yong juga diganti dengan [[biola]] dan [[akordion]] untuk memainkan lagu untuk berjoget.
 
Di pihak kelompok mak yong, nilai moral penari juga mulai merosot. Tidak jarang terdengar kisah-kisah sumbang yang terjadi antara kalangan penari dengan penonton selepas pertunjukan. Keluarga penari mak yong juga menjadi berantakan, perceraian menyebabkan anak-anak menjadi terlantartelantar. Penari mak yong malah banyak yang bangga dengan jumlah suami yang dimiliki. Publik mempertanyakan nilai moral di kalangan penari sehingga citra penari mak yong makin merosot. Keadaan ini membuat citra kesenian mak yong semakin hancur.
 
Di akhir tahun [[1960-an]], kelompok tari mak yong sudah tidak bisa dijumpai lagi. Orang yang berniat mempelajari tari mak yong juga tidak ada. Kebudayaan barat yang melanda masyarakat Malaysia makin menenggelamkan kesenian mak yong. Kalau ada pun pertunjukan Mak Yong yang diadakan pada peristiwa penting seperti Hari Keputeraan Sultan, pertunjukan hanya dikerumuni orang-orang tua.