Teluk Dalam, Nias Selatan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Wagino Bot (bicara | kontrib)
k Pranala luar: perbaikan isi templat
BeeyanBot (bicara | kontrib)
k ejaan, replaced: diantara → di antara, dibagian → di bagian (2), obyek → objek
Baris 14:
Kecamatan Teluk Dalam terletak diujung selatan Pulau Nias dan berbatsan langsung dengan Kecamatan [[Amandraya]] dan Kecamatan [[Lahusa]]. Untuk mencapai Kota [[Teluk]] Dalam dapat ditempuh dengan perjalanan laut dari [[Sibolga]] selama 10-12 jam dengan perjalanan udara dari [[Medan]] selama 1 jam dengan Pesawat udara ke [[Binaka]], kabupaten [[Nias]] dan dilanjutkan dengan perjalanan darat selama 3 jam.
 
Kata Teluk Dalam diambil dari nama Teluk dibagiandi bagian selatan Pulau Nias yang kemudian juga menjadi nama Kota, nama Kecamatan dan sekaligus menjadi Ibukota [[Kabupaten Nias]] Selatan. Dalam bahasa Nias Selatan, kota Teluk Dalam juga sering disebut sebagai Luahaziwara-wara yang artinya adalah tempat pertemuan seluruh penduduk Kecamatan Teluk Dalam setiap hari pekan dulunya.
 
Nenek moyang penduduk Teluk Dalam dipercaya datang dari [[Gomo]] dibagiandi bagian tengah pulau Nias. Sejak dahulu dikenal ada 4 Ori/negeri yang merupakan kesatuan kecil dari beberapa kampung atau banua. Ori ini dapat dibedakan dari kedekatan wilayah, asal usul keturunan, persamaan marga, kesamaan lafal atau logat bahasa dan pembentukan kampung baru dari kampung asal. Nama-nama [[ori]] tersebut adalah :
 
# Ori [[Maenamolo]], 19 desa
Baris 25:
Di Kecamatan Teluk Dalam terdapat marga-marga yang khas dan tidak ada di kecamatan lain di pulau Nias seperti : [[Bago]], Fau/Wau, Dakhi, Sarumaha, Hondro, Duha, Zamili, Harita, Gaho, Ziraluo, Bazikho, Nehe, Manao, Zagoto, Waoma, Sihura, Maduwu, Zagoto, Nakhe, Bali, Haria, Bohalima, Harimao, Lature, Moho, Loi, Luahambowo, Gowasa, Gaurifa, Gohae, Gumano, Ganumba, Zalogo, Bawaulu, Saota, Gari, Ge'e, Hawa dan lain lain.
 
Teluk Dalam mempunyai beberapa tempat yang menjadi obyekobjek wisata, di antaranya [[pantai Sorake]], [[pantai Lagundri]] dan Desa [[Bawömataluo]] yang mempunyai banyak rumah-rumah adat tradisional Nias berusia ratusan tahun.
 
Peninggalan budaya masa lalu masih tetap dipertahankan di Kecamatan Teluk dalam. Hal ini dibuktikkan dengan masih banyaknya rumah-rumah tradisional di setiap desa. Omo Sebua (rumah raja) masih terdapat di beberapa desa seperti : Bawomatalou, Hilinawalo Fau, Onohondro dan Hilinawalo Mazino.Di desa-desa lain tidak ada lagi rumah raja karena terjadi kebakaran yang menghanguskan semua rumah.
Baris 31:
Tradisi [[lompat batu]], Fataele dan Maluaya (tari perang), Ho Ho, Mogaele dan lain-lain masih tetap dipertahankan dan dilestarikan.
 
Penduduk Kecamatan Teluk Dalam Mayoratas beragama kristen (Protestan dan Katolik) dan sebagian kecil (1%) beragama Islam. Agama kristen Protestan di kecamatan Teluk Dalam sebagai mayoritas memiliki beberapa sekte diantaranyadi antaranya adalah BKPN (Banua Keriso Protestan) yang kantor pusatnya di Teluk Dalam, BNKP (Banua Niha Keriso Protestan), AFY (Angowuloa Fa'awosa kho Yesu), AMIN (Angowuloa Masehi Injili Nias), ONKP (Orahua Niha Keriso Protestan), BNKP Raya, Gereja Bethany, HKBP, Gereja Methodist, Gereja Bala Keselamatan, GPdI, GBI, GKII dan lain-lain.
Umat Muslim memiliki 2 buah mesjid di Kelurahan Pasar Teluk Dalam (NU dan Muhammadiyah) dan 1 buah di desa Lagundri (NU).
Baris 49:
{{Teluk Dalam, Nias Selatan}}
{{Kabupaten Nias Selatan}}
 
 
{{kecamatan-stub}}