Sarjana Sains Terapan: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k ejaan, replaced: praktek → praktik |
Rachmat-bot (bicara | kontrib) k Robot: Perubahan kosmetika |
||
Baris 6:
a. Pengantar
Perlunya
D4-POLITEKNIK NEGERI JAKARTA
Baris 14:
Pendidikan Tinggi Politeknik di Indonesia sejak pertama kali didirikan di era tahun 70an, dewasa ini sudah sampai pada titik kemajuan yang bisa disetarakan dengan Pendidikan Tinggi Teknik yang lain yang ada di Universitas, Institut maupun Sekolah Tinggi di Indonesia. Peranan utama Pendidikan Politeknik di Indonesia adalah sebagai pemasok tenaga kerja terampil sekaligus berkualifikasi Pendidikan Tinggi Formal, kedalam dunia usaha dan dunia industri di Indonesia. Bahkan dalam perkembangannya dewasa ini sudah banyak sekali para lulusan Politeknik yang bekerja di negara maju sebagai tenaga kerja ”kerah putih”
Salah satu bagian dari UU No:20/2003 perihal SISDIKNAS menyebutkan bahwa proses pendidikan dapat dilakukan secara formal, nonformal maupun informal. Pendidikan formal dilakukan terstruktur, berjenjang yang di dalamnya terdapat juga unsur pelatihan untuk mendapatkan ketrampilan, serta ditandai kelulusannya dengan ijazah serta gelar/sebutan yang mengimajinasi bahwa yang bersangkutan telah menyelesaikan pendidikan formal pada jenjang tertentu. Sedangkan nonformal adalah berupa pelatihan – pelatihan di luar pendidikan formal guna mendapatkan ketrampilan untuk melengkapi proses pendidikan formal. Selanjutnya proses pendidikan informal dapat dilakukan lebih fleksibel dilingkungan keluarga.
II. Program D4 Politeknik
Pelatihan-pelatihan di dalam proses pendidikan bertujuan untuk mengembangkan kompetensi profesi peserta didik. Untuk menjadi sesorang yang kompeten terhadap suatu bidang tertentu diperlukan proses pendidikan yang dilengkapi dengan pelatihan-pelatihan yang memadai.
Berdasarkan UU no:20/2003 tentang SISDIKNAS,
Pada kesempatan ini kami ingin juga memaparkan beberapa thesis tentang pentingnya sistem pembelajaran berbasis pelatihan/praktik yang dirangkum dari berbagai sumber[4][5][6], untuk contoh kasus pada Program Studi Elektronika. Dewasa ini peralatan-peralatan elektronik membanjiri pajanan dan lapang pandang kita. Hal ini besar sekali pengaruhnya terhadap mahasiswa untuk tidak sabar belajar teori dengan tanpa sentuhan praktik. Dalam banyak kasus di Amerika Serikat, persoalan ini banyak merupakan sumber
Hasil penelitian mengenai proses belajar[4], menyimpulkan bahwa teori-teori lebih mudah diajarkan kepada mahasiswa, jika mereka (mahasiswa) terlebih dahulu mempunyai pengalaman-pengalaman berkenaan dengan variabel maupun elemen yang menjadi objek teori yang sedang diajarkan. Pengalaman-pengalaman nyata akan sangat membantu pemahaman bagaimana suatu teori bisa dimanfaatkan untuk kasus-kasus berbeda. Hal penting untuk memperdalam kompetensi peserta didik.
Hal berikutnya yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan proses pembelajaran berbasis laboratorium. Teori dasar harus disampaikan memakai strategi berurutan. Artinya bahwa teori dasar disampaikan sesaat sebelum mahasiswa memerlukan teori tersebut untuk mendasari pelaksanaan praktikum. Tujuannya adalah untuk memberikan kesempatan kepada mahasiswa memahami makna praktikum dengan cara memahami fenomena fisik yang sesungguhnya terjadi. Dengan demikian pada saat pelajaran teori, mereka juga diajari urutan observasi pelaksaan praktikum. Hal ini tentu saja diperlukan langkah koordinasi teori-praktik yang seksama untuk membuat sistem pembelajaran berjalan efektif.
b. Undang - Undang Pendukung
Aspek Legal, Gelar serta Kesetaraan Akademik dan Administratif
Baris 26:
1. KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR234/U/2000 TENTANG PEDOMAN PENDIRIAN PERGURUAN TINGGI.
Pasal 1 ayat 16.
Pasal 1 ayat 17. Program Sarjana selanjutnya disebut Program S1 adalah jenjang
1. KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR232/U/2000 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN KURIKULUM PENDIDIKAN TINGGIDAN PENILAIAN HASIL BELAJAR MAHASISWA
Pasal 3 ayat 2: Program sarjana diarahkan pada hasil lulusan yang memiliki
a. menguasai dasar-dasar ilmiah dan ketrampilan dalam bidang
b. mampu menerapkan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang dimilikinya sesuai dengan bidang keahliannya dalam kegiatan
c. mampu bersikap dan berperilaku dalam membawakan diri berkarya di bidang keahliannya maupun dalam berkehidupan bersama di
d. mampu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau kesenian yang merupakan keahliannya.
Pasal 4
1. Pendidikan profesional terdiri atas program diploma I, diploma II,
2. Program diploma I diarahkan pada hasil lulusan yang menguasai
3. Program diploma II diarahkan pada hasil lulusan yang menguasai
4. Program diploma III diarahkan pada lulusan yang menguasai
5. Program diploma IV diarahkan pada hasil lulusan yang menguasai
Pasal 5 ayat 1 : Beban studi program sarjana sekurang-kurangnya 144 (seratus
Pasal 6 ayat 4: Beban studi program diploma IV sekurang-kurangnya 144 (seratus
3.
PENDIDIKAN TINGGI
Pasal 22 (Perihal Gelar lulusan Politeknik)
1. Gelar akademik Sarjana dan Magister ditempatkan di belakang
2. Gelar akademik Doktor ditempatkan di depan nama pemilik hak atas penggunaan gelar yang bersangkutan dengan mencantumkan huruf Dr.
3. Sebutan profesional Ahli Pratama bagi lulusan Program Diploma I, Ahli Muda bagi lulusan Program Diploma II, Ahli Madya bagi lulusan Program Diploma III dan Sarjana Sains Terapan bagi lulusan Program Diploma IVditempatkan di belakang nama pemilik hak atas penggunaan sebutan yang bersangkutan.
Berdasarkan 3 regulasi pemerintah seperti diatas inilah kami dengan bangga mendidik 3235 mahasiswa D4 PTN dan 8260 dari PTS[1].
[1] Lihat EPSBED semester gasal 2008/2009. Jumlah mahasiswa S1 adalah sekitar 2,4 juta orang.
c. Kesimpulan dan harapan
Peranan di Dunia Industri dan Dunia Usaha
Sejak diberi amanah oleh DEPDIKNAS untuk menyelenggarakan program D4-Politeknik, kami tidak henti-hentinya menyosialisasikan keberadaan program D4-Politeknik ini kepada dunia usaha dan dunia industri maupun ke instansi-instansi pemerintah di Indonesia. Kami menjelaskan kepada mereka perihal:
1.
2.
3.
4.
5.
Memerlukan proses yang panjang untuk bisa meyakinkan dunia usaha dan dunia industri bahwa sarjana lulusan D4 Politeknik mempunyai kompetensi sejajar atau bahkan lebih jika dipekerjakan untuk pekerjaan-pekerjaan yang memerlukan ketrampilan teknis. Saat ini proses sosialisasi itu sudah mulai menuai hasil. Banyak perusahaan swasta nasional maupun asing sudah mulai bersedia merekrut para sarjana lulusan program D4 itu untuk dipekerjakan sesuai level kesarjanaannya. Berikut ini daftar perusahaan swasta asing dan nasional yang telah merekrut para sarjana program D4 Politeknik: Epson, Kinden, Mitsuba, LG, Schlumberger, Total, Sampurna, Cipta Visi Globalindo, Info Global, IBM, Toa Galva, Garuda Maintanance Center(GMF), Schnider, Mobile-8, Axis, Trans TV, Polytron, Komatsu.
Yang sampai saat ini belum bersedia merekrut para sarjana program D4 tersebut adalah justru dari perusahaan-perusahaan dari jajaran BUMN. Rasanya sayang sekali bahwa para lulusan Sarjana Sains Terapan hasil proses pendidikan program sarjana Politeknik (D4) yang memakan subsidi besar dari pemerintah tersebut sampai saat ini belum bisa dimanfaatkan oleh perusahaan-perusahaan di jajaran BUMN.
V. Peranan Dalam Pergaulan Akademik Internasional
Dewasa ini Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi (DIKTI) sedang giat menggalakkan Seluruh Institusi Pendidikan Tinggi di Indonesia untuk lebih mengitensifkan upaya membuat jejaring akademik dengan Perguruan Tinggi di Dunia. Untuk itulah DIKTI c/q Direktorat Kelembagaan setiap tahun mereview semua Perguruan Tinggi yang ada di Indonesia untuk dapat dikatagorikan menjadi “Promising Universities in Indonesia”.Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mendorong kompetisi antar perguruan tinggi Indonesia untuk terus menerus berupaya mempertahankan dan memperbaiki kinerja serta mempertahankan citranya di khalayak nasional maupun internasional. Beberapa Politeknik Negeri telah masuk dalam katagori ini.
Untuk dapat bekerja sama atau berkolaborasi dengan Institusi Pendidikan Tinggi Formal yang ada di dunia, tentu modal utama yang harus dimiliki adalah kesetaraan kelembagaan antara Perguruan Tinggi yang ingin berkolaborasi secara Internasional dengan Perguruan Tinggi Luar Negeri yang dituju. Dari pengalaman, minimum Perguruan Tinggi luar negeri menyatakan bersedia berkolaborasi dengan kita adalah penyelenggara program sarjana. Dari pengalaman menunjukkan pada saat para Perguruan Tinggi Luar Negeri itu akan menerima lulusan Sarjana Sains Terpanan D4-Politeknik, mereka masih harus bertanya kesana kemari untuk bisa teryakinkan bahwa itu adalah program sarjana. Salah satu konsideran utama kenapa mereka bisa teryakinkan, adalah gelar/sebutan Sarjana bagi
Beberapa negara Eropa Barat sudah meniadakan dikotomi Pendidikan Tinggi Diploma Politeknik dengan Universitas Tradisional. Negara-negara seperti Belanda, Jerman dan Inggris telah mengubah Pendidikan Tinggi Politekniknya menjadi Universitas yang mereka sebut sebagai practice-focussed University of Applied Science. Universitas-universitas itu menyelenggarakan pendidikan teknik minimum program Sarjana dengan gelar/sebutan para lulusannya adalah Bachelor of Applied Scicence.
Di Jepang juga demikian adanya. Pada masa sesudah perang dunia ke 2 mereka mempunyai sistem Pendidikan Tinggi Sarjana Muda Teknik yang dilaksanakan 5 tahun setelah lulus SMP, yang mereka namakan sebagai KOSEN (Koto Senmon Gakko) atau College of Technology. Dewasa ini mereka sudah diberi hak untuk menyelenggarakan Program Sarjana dengan gelar yang sejajar dengan program sarjana di Universitas maupun Institut di Jepang. Program Sarjana di College of Technology ini mereka sebut sebagai program SENKOKA yang lulusannya mempunyai sebutan/gelar Sarjana/Bachelor serta mempunyai hak yang sama
Para lulusan sarjana dari University of Applied Science tersebut dengan bebas memilih masuk ke pasar kerja atau melanjutkan ke jenjang Master dengan tanpa diskriminasi. Untuk malanjutkan ke jenjang Master maupun Doktor bisa dilakukan dengan pindah ke Universitas lain yang mempunyai reputasi riset lebih baik. Di negara-negara yang sudah kami sebut diatas, skema ini berjalan tanpa ada aturan khusus maupun pembatasan akibat dikotomi asal Universitas. Dengan demikian aliran SDM dalam menempuh proses Pendidikan Tinggi di negara-negara tersebut berjalan dengan alami.
V1. Kesimpulan
1.
2.
3.
4.
5.
VII. Permohonan kami
1.
2.
VIII. Sumber bacaan
1.
2.
3.
4.
5.
== Sarjana Sains Terapan di negara lain ==
Baris 94:
* [http://www.dikti.go.id/index.php?option=com_content&task=view&id=61&Itemid=10 Keputusan Menteri Pendidikan Nasional RI No. 178/U/2001 tentang Gelar Akademik]
* [http://luk.staff.ugm.ac.id/atur/Kepmen178-U-2001GelarLulusanPT.pdf Salinan Keputusan Menteri Pendidikan Nasional RI No. 178/U/2001 tentang Gelar Akademik]
{{pendidikan-stub}}▼
[[Kategori:Gelar akademik]]
[[Kategori:Gelar vokasi]]
▲{{pendidikan-stub}}
|