Jeritan Kuntilanak: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Membalikkan revisi 8847143 oleh 114.4.21.211 (bicara) promosi blog |
Rachmat-bot (bicara | kontrib) k Robot: Perubahan kosmetika |
||
Baris 30:
== Plot ==
Lila ([[Furry Citra]]) adalah seorang mahasiswi sederhana yang hidup berdua dengan kakaknya, Yunita ([[Julia Perez]]). Yunita mengkhawatirkan kondisi [[asma]] adiknya yang sering kambuh saat Lila memberitakan akan pergi menginap ke villa temannya Reina ([[Garneta Haruni]]). Lila diam-diam menyukai Ferry ([[Andrew Ralph Roxburgh]]), lain halnya dengan Reina yang terang-terangan menyukai Ferry. Hal itu membuat Reina membenci Lila karena Lila diperhatikan terus oleh Ferry. Teman Reina juga teman Lila yang ikut dalam acara menginap, Vivin ([[Joanna Alexandra]]) lebih suka kalau semuanya damai. Jadilah, Lila, Reina, Vivin, Ferry, dan teman Ferry; Bimo ([[Zacky Zimah]]) pergi ke villa Reina.
Sebelum sampai, mereka melihat danau dan semuanya bermain air. Tapi, asma Lila kambuh. Vivin menyuruh Reina untuk mengambil [[Asma#Pengobatan|inhaler]] ditas Lila, tapi teringat kebenciannya kepada Lila, Reina malah membuang inhaler tersebut dan bilang bahwa obatnya tidak ada. Merekapun akhirnya pergi dari danau tersebut dan pulang, namun mobil mereka mengalami kerusakan. Karena buru-buru untuk mencari pengobatan bagi Lila, mereka meninggalkan mobil dan mencari rumah penduduk untuk dimintai tolong. Karena mereka berada di pedalaman, mereka hanya menemukan satu rumah tua yang sudah tidak berpenghuni. Rumah itu dijadikan tempat istirahat sementara dan disana juga, Lila meninggal karena asmanya sudah tidak tertolong. Saat Lila meninggal, semua orang tengah berpencar dan sekembalinya Vivin dan Bimo (Reina dan Ferry menyalakan listrik) mereka menemukan Lila sudah menghilang (mereka tidak tahu bahwa Lila meninggal). Selagi mencari, keempatnya bertemu dengan hantu-hantu yang mengejar mereka. Ketakutan, masalah hilangnya Lila menjadi kecil dan mereka berempat keluar dari rumah itu. Hingga saat terakhir mobil bisa dinyalakan, Vivin tetap berkutat mencari Lila sementara yang lain berargumen bahwa Lila sudah pergi duluan.
Setelah pulang dan memulai kehidupan mereka seperti biasa, mereka berempat, bahkan Yunita, dihantui sesosok wanita menyeramkan berturut-turut. Kakak Vivin ([[Catherine Wilson]]) yang diceritakan kisah Lila oleh Vivin, menyarankan kepadanya untuk memperbaiki hal yang telah dia dan teman-temannya lakukan. Yunita menanyakan hilangnya Lila ke Reina, tapi Reina mengelak, Yunitapun jadi kurang informasi dan takut kalau ada apa-apa terjadi kepada adiknya. Akhirnya Yunita menemui Vivin yang menceritakan kisah Lila. Setelah tahu ada hal yang aneh tentang inhaler yang seharusnya masuk ke dalam tas (Yunita melihat Lila memasukkan inhaler ke tas sebelum berangkat), mereka mencoba pergi ke rumah tua itu besok. Bimo, Ferry, dan Reina berturut-turut meninggal secara mengenaskan.
Vivin dan Yunita esok malamnya pergi ke rumah tua itu dan mencari Lila. Saat mereka berpencar, Yunita terkunci dan diserang oleh hantu wanita. Hantu wanita itu tidak hanya meneror, tapi juga berniat membunuh mereka. Vivin dan Yunita berhasil kabur dari rumah dan bertemu seorang kakek ([[HIM Damsyik]]). Kakek itu ternyata menguburkan Lila yang meninggal karena kepalanya bocor. Ternyata Lila berhasil siuman dari asmanya dan keluar, cuma ia dikejar oleh hantu hingga ke hutan dan tersandung, dan kepalanya terantuk batu. Yunita dan Vivin yang menangisi Lila, diceritakan oleh kakek itu bahwa seorang wanita melakukan praktik aborsi ilegal dan janin-janinnya dijadikan tumbal, oleh karena itu warga main hakim dan membakarnya, membuatnya gentayangan.
|