Portal:Pertanian/Berita terkini/Maret: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
a tough year for palm oil consumer around the world |
rice field is to blame for a spiked increase of atmospheric methane |
||
Baris 4:
|box-width=10em|}}</noinclude>
<noinclude>;11 Maret 2016</noinclude>
{{berita
|tgl = 11 Maret 2016
|ber = "Kadar [[metana]] di atmosfer meningkat tajam sejak tahun 2006. Penyebabnya, menurut peneliti dari [[National Institute of Water and Atmospheric Research]], adalah [[budi daya padi]] di Asia Tenggara, China, dan India, serta pemeliharaan sapi. Mereka membuat kesimpulan tersebut berdasarkan rasio [[isotop karbon]] [[karbon-13|C-13]]/[[karbon-12|C-12]] yang ditemukan pada metana di udara, yang sesuai dengan hasil metabolisme mikroba. Sedangkan aktivitas mikroba yang menghasilkan metana bisa ditemukan di lahan basah (seperti [[rawa]] dan [[sawah]]) serta aktivitas pencernaan hewan ternak. Mereka mengeliminasi rawa dari daftar kemungkinan karena berdasarkan data satelit, emisi metana terbesar tidak berasal dari rawa, melainkan dari kawasan lumbung padi."
|gbr = Mengolah-sawah.jpg
|cap = [[Sawah]]
|wid = 100px
|u1 = http://www.sciencemag.org/news/2016/03/soviet-collapse-might-explain-mysterious-trend-global-methane-emissions
|n1 = Science Magazine
|u2 = http://www.radionz.co.nz/national/programmes/ourchangingworld/audio/201792531/agriculture-blamed-for-rise-in-methane
|n2 = Radio NZ
}}{{clear}}<br>
<noinclude>;10 Maret 2016</noinclude>
{{berita
Baris 27 ⟶ 39:
|n2 = Economic Times
}}{{clear}}<br>
<noinclude>;9 Maret 2016
{{berita
|tgl = 9 Maret 2016
Baris 39 ⟶ 51:
|n2 = UPI
}}{{clear}}<br>
{{berita
|tgl = 8 Maret 2016
|