Mabaya Seram: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Naval Scene (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Wagino Bot (bicara | kontrib)
k minor cosmetic change
Baris 19:
}}
'''Bandikot seram''' ([[nama binomial]]: ''Rhynchomeles prattorum'', [[bahasa Inggris|Inggris]]: ''Seram bandicoot''),<ref>{{cite book
| title = Melestarikan Alam Indonesia
| author = Jatna Supriatna
| url = https://books.google.co.id/books?id=VX0crY5PkFYC&pg=PA32&dq=Bandikot+Seram&hl=id&sa=X&ei=EuJJVazhCc2gugSd1YCwAQ&ved=0CB8QuwUwAA#v=onepage&q=Bandikot%20Seram&f=false
| publisher = Yayasan Obor Indonesia
| year = 2008
| id = ISBN 9789794616963, 9794616966
| page = 32
}}</ref> atau sebutan lainnya '''[[bandikot]] hidung panjang Pulau Seram''' (''Seram Island long-nosed bandicoot''),<ref name="Walker"/> adalah anggota dari [[ordo (biologi)|ordo]] [[Peramelemorphia]]. Ia adalah satu-satunya spesies dalam genus ''Rhynchomeles''.<ref name="Walker"/>
 
Baris 32:
== Penyebaran ==
Spesies endemik ini diklasifikasikan (Thomas, 1920) berdasarkan koleksi yang terdiri dari tujuh spesimen, yang diperoleh pada bulan Februari tahun 1920 di [[Pulau Seram]], [[Indonesia]], dan merupakan satu-satunya catatan mengenai keberadaannya.<ref name="Walker">{{cite book
| title = Walker's Mammals of the World
| volume = 1
| author = Ronald M. Nowak
| url = https://books.google.co.id/books?id=T37sFCl43E8C&pg=PA78&dq=rhynchomeles&hl=id&sa=X&ei=ZuBJVeSlEIyWuATB1IFY&ved=0CCAQuwUwAA#v=onepage&q=rhynchomeles&f=false
| edition = berilustrasi
| publisher = JHU Press
| year = 1999
| id = ISBN 9780801857898, 0801857899
| page = 78
}}</ref> Koleksi tipe spesimen diperoleh di [[montane|hutan pegunungan atas]] tropis di [[Taman Nasional Manusela]], di mana satu spesimen diperoleh pada ketinggian 1.800 meter [[Permukaan laut|dpl]].<ref name="Walker"/>
 
Baris 50:
== Status ==
Bandikot seram digolongkan sebagai spesies yang terancam punah pada [[Daftar merah IUCN|Daftar merah]] [[IUCN]] (Kennedy, 1992) karena lingkup penyebarannya yang sempit dan tercatat sebagai spesis yang kekurangan data.<ref name="Walker"/> Konservasi spesies ini, apabila masih belum punah, terancam karena pembukaan hutan dataran rendah yang dekat dengan lingkungan hidupnya.<ref>{{cite book
| title = Socio-economic considerations for land use planning: The case of Seram, Central Maluku
| volume = 109 dari CIFOR Working Paper
| author = Nining Liswanti, Emily Fripp, Thomas Silaya, Marthina Tjoa, Yves Laumonier
| url = https://books.google.co.id/books?id=4rDRBQAAQBAJ&pg=PA3&dq=seram+bandicoot&hl=id&sa=X&ei=p_tJVc_9LZaGuATXiIDQDw&ved=0CEcQuwUwBQ#v=onepage&q=seram%20bandicoot&f=false
| publisher = CIFOR
| page = 2-4
}}</ref> Tersebarnya babi, anjing, dan [[organisme meliar|hewan meliar]] lainnya juga dapat menyebabkan penurunan populasi.<ref name=iucn/> Ekspedisi yang dilakukan pada tahun 1991 tidak berhasil menemukan keberadaannya, namun pembicaraan dengan penduduk setempat menunjukkan peluang spesies ini mungkin masih bertahan hidup di area hutan montane yang belum terganggu (Kitchener et al., 1993).<ref name="Walker"/> Wilayah sekitarnya belum disurvei untuk mengetahui keberadaannya, meskipun sebuah kemunculan diduga terjadi di [[Pulau Buru]].<ref name=iucn/>