Puncak Adam: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Berkas Srilanka_adams_sunrise.jpg dibuang karena dihapus dari Commons oleh Natuur12
Wagino Bot (bicara | kontrib)
k Gunung Suci: minor cosmetic change
Baris 34:
[[Berkas:srilanka adams triangle.jpg|thumb|200px|Bayang-bayang di sebelah barat]]
[[Berkas:Maskeliya 01.jpg|thumb|200px|Perkampungan Maskeliya yang terletak di kaki gunung, tempat dim ana bermulanya proses dakian ke Puncak Adam]]
Puncak Adam telah sekian lama dianggap sebagai salah satu jejak suci bagi penganut agama [[Buddha]], [[Hinduism|Hindu]], [[Islam]], [[Kristen]] dan [[Yahudi]]. Ia dianggap sebagai suatu pedoman yang lebih spesifik khususnya berkaitan dengan adanya kesan jejak kaki suci yang ada di puncaknya dan faktor sejarah dan merupakan tempat yang pernah dikunjungi oleh banyak pengunjung dan pengembara terkenal pada masa lalu. Pada awal tahun 1910, ''[[Encyclopædia Britannica]]'' menyatakan<ref name="EB1911">{{cite book|last=Chisolm|first=Hugh|title=The Encyclopædia Britannica (Vol. 5)|url = http://books.google.com/books?id=KjUEAAAAYAAJ| publisher=University press|year=1910|page=778}}</ref>
<blockquote>
Untuk tempo masa yang lama Puncak Adam telah menjadi gunung tertinggi di [[Ceylon]], tetapi berdasarkan kajian dan perhitungan ketinggian, maka tingginya hanya 7353 kaki di permukaan laut. Puncak ini telah menjadi tempat yang ideal untuk dijadikan resor untuk bepergian dari sebagian tempat di bagian timur. Sebuah batu berongga mulia yang berada di puncak gunung dikatakan sebagai kesan jejak kaki dewa [[Shiva|Syiwa]] bagi penganut [[Hindu]], manakala bagi penganut [[Buddha]] ia dianggap sebagai kesan jejak kaki [[Gautama Buddha|Buddha]], bagi umat [[Islam]] dianggap sebagai kesan jejak kaki [[Nabi Adam a.s.]], manakala bagi umat [[Kristen Portugis]], diartikan sebagai dua konflik tuntutan yang berbeda, satu dianggap sebagai kesan jejak kaki [[Santo Thomas]] dan satu lagi dianggap sebagai kesan jejak kaki dari [[Candace]], ratu [[Habsyah]]. Kesan jejak kaki tersebut diletakkan di bawah atap yang kokoh, dan dijaga oleh para pendeta yang menetap di vihara sekitar setengah perjalanan ke atas gunung, di mana mereka menjadi penjaga makam yang terdapat di puncak gunung.