Negara Islam Indonesia: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Rachmat-bot (bicara | kontrib)
k Robot: Perubahan kosmetika
Wagino Bot (bicara | kontrib)
k minor cosmetic change
Baris 49:
 
=== Gerakan DI/TII Ibnu Hadjar ===
Pada bulan Oktober [[1950]] DI/ TII juga tercatat melakukan pemberontakan di [[Kalimantan Selatan]] yang dipimpin oleh [[Ibnu Hadjar]]. Para pemberontak melakukan pengacauan dengan menyerang pos-pos kesatuan ABRI (TNI-POLRI). Dalam menghadapi gerombolan DI/TII tersebut pemerintah pada mulanya melakukan pendekatan damai kepada Ibnu Hadjar dengan diberi kesempatan untuk menyerah, dan akan diterima menjadi anggota ABRI. Ibnu Hadjar sempat berpura-pura menyerah, akan tetapi setelah menyerah dia kembali melarikan diri dan melakukan pemberontakan lagi sehingga pemerintah akhirnya terpaksa menugaskan pasukan ABRI (TNI-POLRI) untuk menangkap Ibnu Hadjar. Pada akhir tahun 1959 Ibnu Hadjar beserta seluruh anggota gerombolannya tertangkap dan dihukum mati.<ref>{{cite web|title=Mencari Ibnu Hajar dalam Sejarah|url=http://banjarmasin.tribunnews.com/2013/06/25/mencari-ibnu-hajar-dalam-sejarah|publisher=banjarmasin.tribunnews.com|date=25 Juni 2013|accessdate=28 November 2014}}</ref><ref>{{cite book | last =Singh| first =Bilveer| title =The Talibanization of Southeast Asia| publisher =Greenwood Publishing Group, Inc.| year = 2007 | page =31}}</ref><ref>{{cite book | last =Sjamsuddin| first =Nazaruddin| title =The Republican Revolt: A Study of the Acehnese Rebellion| publisher = Institute of Southeast Asian Studies | year = 1985 | page = 247}}</ref>
 
=== Gerakan DI/TII Amir Fatah ===
Baris 55:
 
=== Gerakan DI/TII Qahar Muzakkar ===
Pemerintah berencana membubarkan [[Kesatuan Gerilya Sulawesi Selatan]] (KGSS) dan anggotanya disalurkan ke masyarakat. Tenyata [[Kahar Muzakkar]] menuntut agar Kesatuan Gerilya Sulawesi Selatan dan kesatuan gerilya lainnya dimasukkan dalam satu brigade yang disebut Brigade Hasanuddin di bawah pimpinanya. Tuntutan itu ditolak karena banyak di antara mereka yang tidak memenuhi syarat untuk dinas militer. Pemerintah mengambil kebijaksanaan menyalurkan bekas gerilyawan itu ke [[Corps Tjadangan Nasional]] (CTN). Pada saat dilantik sebagai Pejabat Wakil Panglima Tentara dan Tetorium VII, Kahar Muzakkar beserta para pengikutnya melarikan diri ke hutan dengan membawa persenjataan lengkap dan mengadakan pengacauan. Kahar Muzakkar mengubah nama pasukannya menjadi Tentara Islam Indonesia dan menyatakan sebagai bagian dari DI/TII Kartosuwiryo pada tanggal [[7 Agustus]] [[1953]]. Tanggal [[3 Februari]] [[1965]], Kahar Muzakkar tertembak mati oleh pasukan [[ABRI]] (TNI-POLRI) dalam sebuah baku tembak.<ref name="Zurbuchen 2005">{{cite book | last =Zurbuchen| first =Mary| title =Beginning to remember : The past in the indonesian present| publisher = Seattle: University of Washington Press| year = 2005}}</ref>
 
== Referensi ==