Giri (Jepang): Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Migrasi 6 pranala interwiki, karena telah disediakan oleh Wikidata pada item d:q2661081 |
Wagino Bot (bicara | kontrib) k →top: minor cosmetic change |
||
Baris 1:
{{nihongo|'''''Giri'''''|義理}} adalah konsep kewajiban sosial di [[Jepang]]. Giri sangat dihargai sebagai standar hubungan manusia: atasan-bawahan, orang tua-anak, suami-istri, kakak-adik, teman, dan kadang-kadang musuh, serta relasi bisnis.<ref>{{cite book
Memberi [[hadiah]] tergolong salah satu ''giri''.<ref name="Lebra" /> Seseorang secara moral wajib memberi hadiah ketika diharuskan oleh [[adat-istiadat]].<ref name="Lebra">{{cite book
Giri terkait dengan tradisi memberi hadiah yang bersifat resiprokal. Oleh karena itu, penerima sebuah hadiah secara alami dituntut untuk memberikan hadiah balasan.<ref name="Lebra" /> Kewajiban moral untuk memberi, untuk menerima, dan membalas hadiah berasal dari tradisi Jepang zaman kuno.<ref name="Lebra" /> [[Padi]] adalah sumber kehidupan untuk orang Jepang kuno.<ref name="Davies" /> Kondisi lahan pertanian tidak sulit, tapi tidak pula semudah menebar benih dan menunggu panen melimpah. Menanam padi memerlukan kerja sama intensif dalam waktu pendek, misalnya sewaktu [[menandur]] dan [[memanen]]. Kerja fisik seperti ini mendorong terbentuknya perkampungan-perkampungan yang mengharuskan orang untuk bekerja sama satu sama lainnya. Orang yang menerima jasa baik dari orang lain yang telah membantu menanam dan memanen padi di sawah, ingin membalas jasa baik tersebut. Di lain pihak, orang yang telah memberi jasa baik juga mengharapkan sesuatu sebagai balasannya. Selain itu, penduduk di satu perkampungan, harus mencatat dengan teliti apakah mereka benar-benar menerima sesuatu sebagai balasan. Tradisi mengembalikan sesuatu untuk jasa baik yang telah diberikan, sekarang ini disebut ''giri''.<ref name="Davies" />
Baris 7:
Prinsip resiprokal dalam memberi hadiah menuntut pemberian dikembalikan dalam nilai yang seimbang. Pada upacara pemakaman, jumlah sumbangan uang [[dupa]] (''kōden'') dari setiap pelayat dicatat dengan teliti.<ref name="Lebra" /> Di kemudian hari, sumbangan uang dupa dikembalikan dalam jumlah yang sama ketika keluarga pelayat yang dulu datang, mendapat giliran ditimpa kemalangan.<ref name="Lebra" />
Istilah ''giri'' juga dipakai untuk pertalian saudara dengan orang bukan [[saudara sedarah]], tapi menjadi sanak saudara secara hukum antara lain karena ikatan [[perkawinan]]. Bapak mertua/bapak tiri/bapak angkat disebut {{nihongo|''gifu''|義父}} atau ''giri no otōsan'', ibu mertua/ibu tiri/ibu angkat disebut {{nihongo|''gibo''|義母}} atau ''giri no okaasan'', dan saudara ipar/saudara tiri/saudara angkat disebut {{nihongo|''gikyōdai''|義兄弟}} atau ''giri no kyōdai''.<ref>{{cite book
== Referensi ==
|