Kerajaan Negara Daha: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Rachmat-bot (bicara | kontrib)
k Robot: Perubahan kosmetika
Wagino Bot (bicara | kontrib)
k minor cosmetic change
Baris 30:
[[Berkas:Candi Laras Museum Lambung Mangkurat.JPG|thumb|200px|Artefak yang ditemukan di situs Candi Laras koleksi Museum Lambung Mangkurat.]]
 
'''Kerajaan Negara Daha''' adalah sebuah [[kerajaan]] [[Hindu]] ([[Syiwa]]-[[Buddha]]) yang pernah berdiri di [[Kalimantan Selatan]] sezaman dengan kerajaan Islam [[Giri Kedaton]]. Kerajaan Negara Daha merupakan pendahulu Kesultanan Banjar. Pusat pemerintahan/ibukota kerajaan ini berada di Muhara Hulak atau dikenal sebagai [[Distrik Negara|kota Negara]] (sekarang kecamatan [[Daha Selatan, Hulu Sungai Selatan]]), sedangkan bandar perdagangan dipindahkan dari pelabuhan lama Kerajaan Negara Dipa yaitu Muara Rampiau (sekarang desa [[Marampiau, Candi Laras Selatan, Tapin|Marampiau]]) ke pelabuhan baru pada [[Bandar Muara Bahan]] (sekarang kota [[Marabahan, Barito Kuala]]).<ref name="hikayat banjar">{{ms}}{{cite book|first=[[Johannes Jacobus Ras|Johannes Jacobus]]|last=Ras|title=''[[Hikayat Banjar]]'' diterjemahkan oleh [[Siti Hawa Salleh]]|location=Malaysia (Selangor Darul Ehsan)|publisher=Percetakan Dewan Bahasa dan Pustaka |year= 1990|isbn=9789836212405}}ISBN 983-62-1240-X</ref>
 
'''Pusat Kerajaan Negara Daha''' terletak di tepi [[sungai Negara]] dan berjarak 165&nbsp;km di sebelah utara [[Kota Banjarmasin]], ibukota provinsi Kalimantan Selatan.
Baris 45:
Wilayah pengaruh kerajaan ini meliputi provinsi Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah, sebelah barat berbatasan dengan [[Kerajaan Tanjungpura]], sedangkan sebelah timur berbatasan dengan [[Kerajaan Kutai Kartanegara]].
 
Islam datang ke daerah Kalimantan Selatan dari [[Giri Kedaton|Giri]] pada masa Raden Sekar Sungsang yang pernah merantau ke pulau Jawa dan disana telah memiliki anak bernama Raden Panji Sekar yang menikahi putri dari [[Sunan Giri]] kemudian bergelar Sunan Serabut.<ref name="tutur candi">{{id icon}}{{cite book|first=Mohamad Idwar |last=Saleh|title=Tutur Candi, sebuah karya sastra sejarah Banjarmasin|publisher=Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Proyek Penerbitan Buku Sastra Indonesia dan Daerah |year=1986}}</ref> Tetapi Islam baru menjadi agama negara pada tahun [[1526]] pada masa kekuasaan Sultan Suryanullah<ref name="hikayat banjar"/> atau Sultan [[Suriansyah]].<ref name="tutur candi"/> Aksara Arab-Melayu telah digunakan sebelum berdirinya Kesultanan Banjar.
 
Karena kemelut di [[Kerajaan Kuripan|Kuripan]]/Negara Daha, beberapa [[tumenggung]] melarikan diri ke negeri Paser di perbatasan Kerajaan Kutai Kartanegara dan kemudian mendirikan Kerajaan [[Sadurangas]] di daerah tersebut.<ref>[http://kesultanan_pasir.tripod.com/sadurangas/id02.html Asal Usul Kerajaan Pasir (Sadurangas)]</ref>