Mesolitikum: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
kesalahan penulisan sejarah
Wagino Bot (bicara | kontrib)
k minor cosmetic change
Baris 5:
== Zaman mesolitikum di Indonesia ==
 
Pada zaman mesolitikum di Indonesia, manusia hidup tidak jauh berbeda dengan zaman [[paleolitikum]], yaitu dengan [[berburu]] dan menangkap ikan, namun manusia pada masa itu juga mulai mempunyai tempat tinggal agak tetap dan bercocok tanam secara sederhana.<ref name="o"/> Tempat tinggal yang mereka pilih umumnya berlokasi di [[tepi pantai]] (''kjokkenmoddinger'') dan [[goa]]-goa (''abris sous roche'') sehingga di lokasi-lokasi tersebut banyak ditemukan berkas-berkas kebudayaan manusia pada zaman itu.<ref name="o">{{en}}{{cite book |last= Susan G. Keates, Juliette Pasveer|first= |authorlink= |coauthors= |title= Modern Quaternary Research in Southeast Asia, Volume 17: Quaternary Research In Indonesia |year= 2004|publisher=Taylor & Francis |location= |id= ISBN 978-90-5809-674-6 }}</ref>
 
=== Kjokkenmoddinger ===
 
''Kjokkenmoddinger'' adalah sampah dapur dari zaman mesolitikum yang ditemukan di sepanjang pantai timur [[Pulau Sumatera]].<ref name="x"/> Hal ini diteliti oleh Dr. P. V. van Stein Callenfels pada tahun 1925 dan menurut penelitian yang dilakukannya, kehidupan manusia pada saat itu bergantung dari hasil menangkap [[siput]] dan [[kerang]] karena ditemukan [[sampah]] kedua hewan tersebut setinggi 7 meter.<ref name="x"/> Sampah dengan ketinggian tersebut kemungkinan telah mengalami proses pembentukan cukup lama, yaitu mencapai ratusan bahkan ribuan tahun.<ref name="x"/> Di antara tumpukan sampah tersebut juga ditemukan [[batu penggiling]] beserta landasannya (pipisan) yang digunakan untuk menghaluskan cat merah.<ref name="x"/> Cat tersebut diperkirakan digunakan dalam acara keagamaan atau ilmu [[sihir]].<ref name="x"/> Di tempat itu juga ditemukan banyak benda-benda kebudayaan seperti [[kapak]] genggam yang disebut ''pebble'' atau kapak genggam [[Sumatera]] (''Sumeteralith'') sesuai dengan tempat penemuannya. Kapak tersebut terbuat dari batu kali yang dibelah dua dan teksturnya masih kasar.<ref name="x"/> Kapak lain yang ditemukan pada zaman ini adalah ''bache courte'' ([[kapak pendek]]) yang berbentuk setengah lingkaran seperti [[kapak genggam]] atau ''chopper''.<ref name="x"/> Berdasaran pecahan tengkorak dan [[gigi]] yang ditemukan pada ''Kjokkenmoddinger'', diperkirakan bahwa manusia yang hidup pada zaman mesolitikum adalah bangsa Papua Melanesoide.(nenek moyang suku Irian dan Melanesoid)<ref name="x">{{cite book |last= Soekmono R.|first= |authorlink= |coauthors= |title= Pengantar Sejarah Kebudayaan Indonesia I|year= 1973|publisher= Kanisius|location= Yogyakarta|id= ISBN 978-979-413-174-9}}</ref>
 
=== Abris Sous Roche ===
Baris 29:
| accessdate =
}}
</ref> Di daerah [[Besuki]] ([[Jawa Timur]]), van Heekeren juga menemukan kapak [[Sumatera]] dan kapak pendek. ''Abris sous roche'' juga ditemukan pada daerah [[Timor]] dan [[Rote]] oleh [[Alfred Buhler]] yang menemukan ''flakes culture'' dari kalsedon bertangkai dan hal ini diduga merupakan peninggalan bangsa [[Papua Melanesoide]].<ref>{{en}}{{cite book |last=Sylvia Ohnemus |first= |authorlink= |coauthors= |title= An ethnology of the Admiralty Islanders: the Alfred Bühler Collection|year= 1998|publisher= University of Hawaii Press|location= |id= }}</ref>. Hasil kebudayaan ''Abris sous roche'' juga ditemukan di [[Lamancong]] ([[Sulawesi Selatan]]) yang biasa disebut kebudayaan [[Toala]]<ref name="x"/>. Kebudayaan Toala ditemukan pada suatu goa yang disebut [[Goa Leang Pattae]] dan inti dari kebudayaan ini adalah ''flakes'' dan ''pebble''<ref name="x"/>. Selain Toala, para ahli juga menemukan kebudayaan ''[[Bacson-Hoabinh]]'' dan [[Bandung]] di Indonesia. ''Bacson-Hoabinh'' diperkirakan merupakan pusat budaya [[prasejarah]] [[Indonesia]] dan terdiri dari dua macam kebudayaan, yaitu kebudayaan'' [[pebble]]'' (alat-alat tulang yang datang dari jalan barat) dan kebudayaan ''[[flakes]]'' (datang melalui jalan timur)<ref name="x"/>. Sementara itu, penelitian kebudayaan [[Bandung]] dilakukan oleh [[van Koenigswald]] di daerah [[Padalarang]], Bandung Utara, [[Cicalengka]], BanjarabSoreang, dan sebelah barat [[Cililin]]. Kebudayaan yang ditemukan berupa ''flakes'' yang disebut ''microlith'' (batu kecil), pecahan [[tembikar]], dan benda-benda [[perunggu]]<ref name="x"/>.
 
== Galeri ==