Muhammad Amrullah: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Wagino Bot (bicara | kontrib)
k minor cosmetic change
Wagino Bot (bicara | kontrib)
k minor cosmetic change
Baris 7:
Ayahnya bernama Tuanku Abdullah Saleh yang bergelar "Tuanku Syeikh Guguk Katur" dan digelar juga "Ungku Syeikh Tanjung". Ia adalah seorang murid Abdullah Arif (Tuanku Pariaman) atau Tuanku Nan Tuo di Koto Tuo, Agam.
 
Tuanku Abdullah Saleh itu adalah seorang ulama yang sangat besar perhatiannya kepada ilmu [[Tasawuf]] sehingga kitab Hikam Ibnu 'Athaillah ia hafal di luar kepala. Ia pun seorang cerdik ahli adat, sehingga bukan saja urusan agama yang ditanyakan orang kepadanya, bahkan juga urusan adat. Pelajaran [[Al-Ghazali|Imam al-Ghazali]] tentang khalawat sangat termakan olehnya. Lantaran itu ia lebih suka berkhalawat di suraunya di Guguk Katur.<ref>{{cite book |last =Hamka |first = |authorlink = |coauthors = |title =Ayahku|publisher =Djajamurni |date =1963 |location =Jakarta |url = |doi = |isbn =|page =46}}</ref> Kepada murid yang soleh inilah tertarik hati gurunya Tuanku Nan Tuo, sehingga setelah anaknya Siti Saerah menjadi gadis remaja, ia ambilah Tuanku Abdullah Saleh itu menjadi menantu.<ref>{{cite book |last =Hamka |first = |authorlink = |coauthors = |title =Ayahku|publisher =Djajamurni |date =1963 |location =Jakarta |url = |doi = |isbn =|page =46-47}}</ref>
 
== Pendidikan ==
Baris 13:
Ia mendapatkan pendidikan awal dari datuk atau nenek sendiri secara [[Adat Minangkabau|tradisi Minangkabau]]. Kemudian ia belajar agama dari kakeknya Tuanku Syeikh Pariaman di [[Koto Tuo, IV Koto, Agam|Koto Tuo]]. Dari neneknya, Muhammad Amrullah belajar Nahwu, Sharaf, Manthiq, Ma'ani, Tafsir dan Fiqh.
 
Di [[Mekah]] ia berguru kepada Sayid Zaini Dahlan, ulama Mekah yang terkenal, dan berguru juga kepada Syeikh Muhammad Hasbullah dan beberapa ulama yang lain. Ia juga belajar dengan [[Ahmad Khatib Al-Minangkabawi]] dan [[Tahir Jalaluddin]] yang usianya lebih muda daripadanya. Pada usia 26 tahun, Syeikh Muhammad Amrullah telah diberi ijazah dan tugas mengajar oleh datuknya, Abdullah Arif atau Tuanku Nan Tuo di kampungnya. Ilmu-ilmu yang diajarkan ialah Ilmu Tafsir, Fiqh, Tasawuf, dan ilmu-ilmu alat, yaitu Nahwu, Sharaf, Manthiq, Ma'ani, Bayan, Badi'.<ref>{{cite book |last =Hamka |first = |authorlink = |coauthors = |title =Ayahku|publisher =Djajamurni |date =1963 |location =Jakarta |url = |doi = |isbn =|page =48}}</ref>
 
== Referensi ==