The Black Road: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Rachmat-bot (bicara | kontrib)
k tidy up
Wagino Bot (bicara | kontrib)
k Alur: minor cosmetic change
Baris 23:
William Nessen pertama berkunjung ke Aceh pada tahun 2001 sebagai [[jurnalis cetak]]. Saat itu, Nessen tidak berencana membuat film namun membuat rekaman yang akan ia jual ke stasiun-stasiun televisi. Ia mulai bertemu [[Bambang Darmono|Jenderal Bambang Darmono]], komandan ABRI di Aceh. Setelah mendapat kepercayaan Jenderal Darmono, Nessen mudah memperoleh informasi dan merekam kejadian-kejadian yang sulit didapatkan jurnalis lain.<ref name=ausscreen /><ref name=sfgate>{{cite news|url=http://sfgate.com/cgi-bin/article.cgi?file=/c/a/2003/11/02/CM280194.DTL|title= ON THE RUN IN ACEH / With the guerrillas in Indonesia's westernmost province|work=[[San Francisco Chronicle]]|last=Nessen|first=William|date=2 November 2003|page=CM-8}}</ref> Ketika menjalani tugasnya, ia jatuh cinta dengan penerjemah kepercayaan ABRI, [[Sya’diah Syeh Marhaban]], yang menjadi mata-mata untuk gerakan separatis tersebut. Mereka bekerja sama dan terus mengambil informasi sensitif sebanyak-banyaknya dari Jenderal Darmono.<ref name=sfgate /> Koleksi rekamannya semakin banyak dan Nessen mulai berpikir untuk membuat film. Ide tersebut kemudian terwujud dengan judul ''The Black Road''.
 
Nessen dan Marhaban akhirnya menikah di Aceh. Beberapa hari setelah pernikahannya, sahabat Nessen, seorang aktivis HAM, diculik dan dibunuh oleh pasukan keamanan Indonesia.<ref name=elecpics>[http://www.electricpictures.com.au/pages/credits/black.html The Black Road<!-- Bot generated title -->]</ref> Semakin jelas bagi Nessen bahwa gerakan kemerdekaan ini didukung oleh sebagian besar rakyat Aceh. Saat pengalaman pribadinya terus memengaruhinya, ia mulai mendukung [[Gerakan Aceh Merdeka]]. Ia sempat hidup bersama para pemberontak di garis depan dan bepergian secara rahasia antara Jenderal Darmono dan pasukan gerilya. Nessen menghabiskan lebih dari satu tahun bersama GAM sebelum militer menyadari gerak-geriknya. Ia diburu dan nyaris dibunuh oleh militer Indonesia yang menuduh Nessen sebagai [[spionase|mata-mata]]. Setelah diminta untuk berhenti membuat film di wilayah yang dikuasai pemberontak, Nessen kucing-kucingan dengan pihak berwenang selama beberapa minggu. Setelah berkali-kali mengalami peristiwa yang mengancam nyawa, ia menyerah ke militer dan ditahan selama 40 hari. Setelah itu, ia dideportasi ke [[Singapura]] dan dicekal dari Indonesia selama satu tahun. Larangan tersebut terus diperbarui setiap tahun sejak 2004.<ref>[http://web.archive.org/web/20031231172508/http://www.rsf.org/article.php3?id_article=7417 Reporters sans frontières - Indonesia<!-- Bot generated title -->]</ref><ref>{{cite news| url=http://news.bbc.co.uk/1/hi/world/asia-pacific/3120217.stm | work=BBC News | title=US reporter in Aceh freed | date=3 August 2003 | accessdate=25 May 2010}}</ref><ref>[http://web.archive.org/web/20060512115002/http://www.rsf.org/article.php3?id_article=17277 Reporters sans frontières - Indonesia: Officials deny entry to US journalist who covered war in Aceh from rebels’ side<!-- Bot generated title -->]</ref>
 
==Produksi==