'''Konvensi Yaounde''' adalah persetujuan antara [[Masyarakat Ekonomi Eropa]] (MEE) dengan 17 negara [[Afrika]] (semula jajahan Perancis, Belgia, Italia) dan Madagaskar.<ref name="ensiklopedi">{{cite book|title=Ensiklopedia Indonesia, Jilid 7 (edisi khusus)|author=Ichtiar Baru Van Hoeve; Hassan Shadily|publisher=Jakarta: PT Ichtiar Baru van Hoeve}}</ref> Konvensi ini diselenggarakan selama dua kali.<ref name="caef"/> Konferensi pertama diselenggarakan di Yaounde, ibu kota Kamerun pada Juli 1963.<ref name="caef"/> Kesepakatan yang dicapai dalam konferensi pertama ini diberlakukan sejak tahun 1964 sampai 1969.<ref name="caef"/> Pada tahun 1972 [[Mauritius]] (negara yang pernah dijajah [[Inggris]]) ikut bergabung dalam konvensi ini.<ref name="ensiklopedi"/>. Lalu, konvensi kedua diselenggarakan pada tahun 1975.<ref name="caef"/> Konvensi kedua dikenal juga dengan [[Persetujuan Lome]].<ref name="caef"/>
Konvensi Yaounde menetapkan bahwa lalu-lintas [[perdagangan]] antara negara-negara Afrika dan MEE akan ditingkatkan melalui penghapusan bea .<ref name="ensiklopedi"/> Selain itu juga dilahirkan keputusan untuk meningkatkan kerja sama antara negara Afrika dengan MEE.<ref name="ensiklopedi"/>. Konvensi ini mengijinkanmengizinkan negara-negara di Afrika dan Madagaskar mengekspor sejumlah barang [[industri]] yang mereka produksi kepada MEE.<ref name="caef">{{cite web|title=European Union and the 'Third World'|url=http://www.caef.org.uk/lome2.html|accessdate= 19 Juni 2014}}</ref> Akan tetapi, MEE tidak mengutamakan ekspor untuk produk [[pertanian]].<ref name="caef"/> Hal ini dikarenakan ekspor produk pertanian akan merusak kebijakan terkait penetapan harga pangan yang tinggi untuk melindungi petani MEE.<ref name="caef"/>