Mariologi: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Rachmat-bot (bicara | kontrib)
k Robot: Perubahan kosmetika
Rachmat-bot (bicara | kontrib)
k tidy up, replaced: dimana → di mana (7), nasehat → nasihat, Praktek → Praktik, kokoh → kukuh, konsekwensi → konsekuensi, mengijinkan → mengizinkan (2)
Baris 7:
== Sifat Dasar Mariologi Katolik ==
=== Mariologi tak dapat dipisahkan dari Kristologi ===
Mariologi Katolik adalah sebuah konsekwensikonsekuensi logis dan penting dari Kristologi: [[Yesus]] dan [[Maria]] adalah anak dan ibu, Sang Penebus Dosa dan Yang Ditebus Dosanya.<ref>Pada inti misteri ini, di tengah-tengah keajaiban iman ini, terdapatlah sosok Maria. Sebagai Ibu yang sangt mengasihi Sang Penebus Dosa, dialah yang pertama yang mengalaminya: "Dalam keajaiban alam Engkau melahirkan pencipta-Mu!" [[Paus Yohanes Paulus II]] dalam ''Redemptoris Mater'', 51</ref> Mariologi adalah Kristologi yang dikembangkan hingga ke potensi yang sepenuhnya.<ref>Baca ''Mystici corporis Christi'' karya [[Paus Pius XII]]; ''Mariology is always christocentric'' karya [[John Henry Newman]], ''Mary: The Virgin Mary in the Life and Writings of John Henry Newman'' karya Michael Testa tahun 2001; ''Mariology Is Christology'' karya Vittorio Messori, dan "The Mary Hypothesis" terbitan [[Roma]] tahun 2005</ref> [[Maria]] dan putranya [[Yesus]] sangatlah mirip namun tidak kembar identik dalam teologi Katolik. Oleh karena itu, ajaran-ajaran tentang [[Maria]], disamping turut memberikan sumbangan ke dalam pengajaran mengenai [[Kristus]], juga adalah ajaran yang terpisah yang disebut Mariologi.
 
[[Maria]] mengembangkan pengertian yang lebih mendalam mengenai siapa [[Kristus]] itu dan apa yang dilakukan-Nya. Kristologi tanpa Maria adalah suatu hal yang salah menurut pandangan [[Gereja Katolik Roma]], karena teologi tersebut berarti tidak didasarkan pada wahyu Kitab Suci yang penuh. Umat Kristiani pada masa-masa awal dan banyak orang-orang suci memusatkan diri pada interpretasi paralel ini. Para paus menyoroti hubungan intim antara [[dogma|dogma-dogma]] mengenai Maria dan penerimaan penuh dari dogma Kristologi.<ref>''Mystici Corporis'' , ''[[Lumen Gentium]]'' dan ''Redemptoris Mater'' melengkapi pengertian Katolik modern akan hubungan ini.</ref>
Baris 44:
 
=== Abad Pertengahan hingga Masa Reformasi Protestan ===
Abad Pertengahan menyaksikan pertumbuhan dan perkembangan Mariologi, serta membawa para pelaku devosi kepada Maria yang setia ke permukaan, termasuk di antaranya [[Efraim orang Siria]], [[Yohanes dari Damaskus]], dan [[Bernardus dari Clairvaux]]. Doa-doa kepada Maria seperti [[Salam Maria]] serta kidung-kidung seperti [[Ave Maris Stella]] dan [[Salve Regina]] lahir, menjadi nyanyian-nyanyian utama di biara. PraktekPraktik-praktik devosi jumlahnya bertambah pesat. Dari tahun 1000 dan selanjutnya semakin banyak gereja, termasuk banyak katedral-katedral agung [[Eropa]], didedikasikan kepada Maria.
 
Satu kontroversi besar sepanjang masa adalah konsep Pembuahan Suci. Walau konsep Maria yang tanpa dosa telah ditegaskan dalam masa-masa awal gereja, kapan dan bagaimana tepatnya Maria menjadi bersih tanpa dosa menjadi sebuah topik untuk perdebatan dan pertentangan. Secara bertahap konsep bahwa [[Maria]] telah disucikan dari dosa asal pada saat Ia diciptakan mulai diterima luas, terutama setelah [[Yohanes Duns Scotus]] menjawab keberatan utama dari konsep kesucian Maria semenjak penciptaan, sebagai kebutuhannya bagi penebusan dosa.<ref>Ludwig Ott, ''Fundamentals of Catholic Dogma'', Mercier Press Ltd., Cork, Ireland, 1955</ref> Karya Allah dalam membuat Maria bersih dari dosa semenjak penciptaannya adalah, menurutnya, mungkin bentuk penebusan dosa yang paling sempurna.
Baris 88:
Santo [[Agustinus dari Hippo]] (354-430) tidak mengembangkan sebuah Mariologi sendiri, namun pernyataan-pernyataannya tentang Maria melampaui jumlah dan dalamnya tulisan-tulisan penulis lainnya di zamannya.<ref>O Stegmüller, dalam ''Marienkunde'', 455</ref> Sang Perawan Maria “diciptakan sebagai perawan, melahirkan sebagai perawan dan menjadi perawan selamanya”.<ref>''De Saca virginitate'' 18</ref> Bahkan sebelum [[Konsili Efesus]] ia membela konsep Sang Perawan Maria sebagai Bunda Allah yang, karena keperawanannya, dipenuhi rahmat Allah.<ref>''De Sacra Virginitate'', 6,6, 191.</ref> Maria terbebas dari segala bentuk dosa duniawi.<ref>namun para teolog tidak sependapat dalam hal apakah Agustinus menganggap Maria juga bebas dari [[Dosa Asal]] atau tidak. [[Thomas Aquinas]] dan Bonaventura Hugo Rahner bertolak belakang dengan Henry Newman dan teolog lainnya.</ref> Oleh karena seorang wanita seluruh umat manusia terselamatkan.<ref>''Per feminam mors, per feminam vita De Sacra Virginitate'',289</ref>
 
Patriark Cyril dari Aleksandria (412-444) menjadi terkenal dalam sejarah Gereja karena perjuangannya yang penuh semangat demi gelar “Bunda Allah” selama masa [[Konsili Efesus]] (431). Tulisan-tulisannya meliputi homili yang diberikannya di Efesus dan beberapa khotbah lainnya.<ref>PG 76,992 , ''Adv. Nolentes confiteri Sanctam Virginem esse Deiparem'' PG 76, 259</ref>. Beberapa homili yang dipercaya diberikan olehnya dipermasalahkan siapa penulis sesungguhnya. Dalam beberapa tulisan Cyril menyoroti cinta Yesus pada ibu-Nya. Sewaktu di kayu salib, Ia mengatasi rasa sakitnya dengan memikirkan ibu-Nya. Di perkawinan di Kana Yesus tunduk pada permnintaan Maria. Jasa terbesar Cyril dari Aleksandria adalah dikokohkannyadikukuhkannya intisari ajaran-menjurus-dogma Mariologi untuk sepanjang masa. Ia menciptakan dasar bagi semua perkembangan Mariologi lainnya melalui ajarannya mengenai Sang Perawan Maria sebagai Bunda Allah.
 
Banyak konsep-konsep Mariologi pada abad-abad pertama dikembangkan oleh gereja-gereja [[Ritus Timur]]. Dari barat, [[Paus Damasus I]] dan yang lainnya membela Maria terhadap serangan paham Monofisitisme yang mengajarkan bahwa Kristus hanya memiliki satu sifat dasar, yaitu ketuhanan. Oleh karenanya Maria hanya adalah Bunda Allah dan bukan ibu dari Yesus yang manusia. [[Paus Leo Agung]] mempertahankan ajaran bahwa Kristus memiliki dua sifat dasar, yakni sifat ketuhanan dan sifat manusia.<ref>''Acta conciliorum Oecumenicorum'', Vol.II,2,1,Nr.5 PL 54</ref><ref>http://www.dailycatholic.org/history/4ecumen1.htm</ref>
 
Bagi [[Paus Leo Agung]], Mariologi ditentukan oleh Kristologi. Jika Kristus hanyalah bersifat ketuhanan saja, segala sesuatu mengenai-Nya bersifat ketuhanan. Makanannya hanyalah sebuah simbolisme belaka. Hanya diri Yesus yang bersifat ketuhanan saja yang telah disalib, dimakamkan dan dibangkitkan. Maria hanyalah Bunda Allah dan para pengikut Kristus tidak akan memiliki harapan akan kebangkitan diri mereka sendiri. Dan intisari Kekristenan hancur lebur.<ref>PL 54, 221, C 226</ref> [[Paus Leo Agung]] meminta pemberian penghormatan kepada Sang Perawan Maria baik di palungan maupun di tahta Bapa di surga. Peristiwa dimulainya sebuah kehidupan manusia melalui Maria yang paling luar biasa terjadi saat melahirkan Yesus, Putra Allah dan Putra dari garis keturunan Raja [[Daud]].<ref>Khotbah-khotbah, 9,PL54, 227,CF,and 205 BC</ref>
Baris 108:
Santo [[Alfonsus dari Liguori]] (1696-1787), seorang Doktor Gereja menulis “Kejayaan Maria”, “Devosi-devosi kepada Maria”, “Doa-doa kepada Bunda Ketuhanan”, “Lagu-lagu Spiritual”, “Kunjungan ke Sakramen Suci dan Sang Perawan Maria”, “Sang Pendamping Sejati Yesus Kristus” dan lainnya. Ia memberikan pengaruh yang luar biasa pada Mariologi selama Masa Pencerahan. Entusiasmenya yang menyala-nyala sangat bertolak belakang dengan dinginnya paham rasionalisme dari Masa Pencerahan. Dengan kebanyakan di antaranya adalah tulisan-tulisan kepastoran, Mariologi Santo [[Alfonsus dari Liguori]] menemukan kembali, mengintegrasi dan mempertahankan Mariologi Santo [[Agustinus dari Hippo]], Santo [[Ambrosius]] dan Bapa-bapa Gereja lainnya, dan mewakili pembelaan intelektual Mariologi pada abad ke-18.<ref>P Hitz, Alfons v. Liguori, dalam ''Marienkunde'', 1967 130</ref>
 
Santo [[Louis de Montfort]] adalah seorang pembela Mariologi melawan paham Jansenisme yang efektif, dimanadi mana tulisannya “Devosi Sejati kepada Maria” menyatukan banyak tulisan dan ajaran para orang suci mengenai Maria sebelumnya. Pendekatan Montfort “penyucian menyeluruh kepada [[Yesus Kristus]] melalui Maria” memiliki sebuah pengaruh yang kuat bagi devosi Maria baik di kegiatan-kegiatan masyarakat umum maupun di dalam spiritualitas para ordo/tarekat/organisasi rohani. Salah satu pengikutnya yang terkenal adalah [[Paus Yohanes Paulus II]]. Menurut surat apostolik-nya ''Rosarium Virginis Mariae'', motto pribadi Sri Paus “[[Totus Tuus]]” terinspirasi oleh doktrin Santo [[Louis de Montfort]] mengenai keunggulan devosi kepada Maria dan penyucian menyeluruh, dimanadi mana ia mengutip:
 
“Semenjak Maria adalah yang paling selaras dengan [[Yesus Kristus]] dibandingkan semua makhluk lainnya, maka di antara semua devosi yang ada yang paling menyucikan dan menyelaraskan sebuah jiwa dengan Tuhan adalah devosi kepada Maria, ibu-nya yang suci, dan bahwa semakin banyak sebuah jiwa disucikan kepada Maria, semakin banyak pula jiwa tersebut disucikan kepada [[Yesus Kristus]].”
Baris 117:
Tidak seperti kebanyakan teologi Katolik Roma yang berasal dari tingkatan atas Gereja, Mariologi seringkali berasal dari bawah oleh puluhan juta umat Katolik dengan sebuah devosi khusus kepada Sang Perawan Suci. Dalam beberapa kasus penting, devosi-devosi ini tidak dimulai dengan keputusan yang dikeluarkan di Roma, namun malah berasal dari pengalaman-pengalaman rohani (dan pengelihatan) individu-individu yang lugu dan sederhana (kebanyakan adalah anak-anak) yang terjadi di puncak gunung yang terpencil yang dalam beberapa waktu kemudian menciptakan emosi yang kuat di tengah-tengah umat Katolik yang sangat besar jumlahnya. Reaksi kuat di tengah-tengah umat Katolik ini kemudian memengaruhi tingkatan atas hierarki Gereja Katolik Roma.
 
Sebuah contoh bagus dari hal ini adalah kasus Santo Juan Diego yang ketika sebagai anak muda pada tahun 1531 melaporkan sebuah penampakan Santa Perawan Maria pada suatu subuh dimanadi mana ia diperintahkan untuk membangun sebuah gereja di Bukit Tepeyac di [[Meksiko]]. Imam kepala lokal tidak percaya pada ceritanya dan, sebagai bukti, ia meminta sebuah peristiwa ajaib. Permintaanya ini kemudian dipenuhi dengan hadirnya gambaran Ratu Guadalupe Kami yang secara permanen tercetak di mantel Juan Diego yang dikenakannya saat mengumpulkan bunga mawar.
 
Secara keseluruhan, Juan Diego tidak menerima banyak perhatian dari Roma selama era tahun 1530-an semenjak pihak gereja di Roma sedang sibuk menghadapi tantangan gerakan Reformasi Protestan antara tahun 1521 hingga tahun 1579. Walau demikian, pada saat banyak orang meninggalkan Gereja Katolik Roma di Eropa sebagai hasil dari gerakan Reformasi Protestan, berita penampakan Sang Perawan Maria dari Juan Diego merupakan unsur yang penting dalam menambah hampir delapan juta orang umat Katolik di Benua Amerika antara tahun 1532 hingga tahun 1538. Pada akhirnya dengan puluhan juta pengikut, Juan Diego memengaruhi Mariologi di benua Amerika dan di tempat lainnya, dan dinyatakan sebagai “Yang Patut Dimuliakan” oleh [[Gereja Katolik Roma]] pada tahun 1987.
Baris 125:
=== Pengaruh Penampakan ===
[[Berkas:Bernadette Soubirous.png|thumb|right|140px|Santa Bernadette dari [[Lourdes]]]]
Santo Juan Diego bukanlah satu-satunya anak muda yang melaporkan pengelihatan pada suatu subuh di sebuah puncak bukit dimanadi mana seorang wanita agung menampakkan diri dan meminta agar sebuah gereja dibangun di atas bukit tersebut. Pengelihatannya akan Ratu Guadalupe Kami di banyak aspek sama dengan kasus laporan pengelihatan Santa Bernadette Soubirous akan Ratu Lourdes Kami pada tahun 1858. Kedua orang suci ini melaporkan seorang wanita agung penuh keajaiban di sebuah bukit yang memerintahkan mereka untuk meminta para imam lokal untuk membangun sebuah kapel di tempat terjadinya pengelihatan. Kedua pengelihatanan ini sama-sama memiliki rujukan pada bunga mawar dan menyebabkan dibangunnya gereja-gereja agung di lokasi-lokasi tersebut. Seperti juga Ratu Guadalupe Kami di [[Meksiko]], Ratu Lourdes Kami adalah sebuah simbol penting Katolik di [[Perancis]].
 
Sebagai seorang gadis petani sederhana berusia 14 tahun yang tidak memiliki pendidikan formal yang berarti, Santa Bernadette Soubirous melaporkan pengelihatannya akas seorang wanita berpakaian putih yang berkata ''"Que soy L’Immaculado concepciou"'' (Akulah Buah Tubuh Tanpa Noda) dan meminta agar sebuah gereja dibangun di sana. Diolok-olok, diinterogasi dan dianggap remeh oleh pejabat-pejabat gereja dan orang-orang pada zaman itu, ia tetap memegang teguh cerita pengelihatannya. Akhirnya Gereja pun percaya padanya dan ia dikanonisasi oleh [[Paus Pius XI]] pada tahun 1933.<ref>R Lauretin, Lourdes, ''Dossier des documents authentiques'', Paris, 1957</ref> Dalam beberapa waktu kemudian, banyak gereja dibangun di atas bukit tersebut (salah satunya adalah Basilika Santo Paus Pius X yang mampu menampung 25.000 orang di dalamnya). Lourdes saat ini adalah salah satu lokasi ziarah Maria yang penting. Di dalam wilayah [[Perancis]], hanya [[Paris]] yang memiliki jumlah hotel lebih banyak daripada [[Lourdes]].
Baris 137:
''Miserentissimus Redemptor'' Ensiklik dari [[Paus Pius XI]] http://www.vatican.va/holy_father/pius_xi/encyclicals/documents/hf_p-xi_enc_08051928_miserentissimus-redemptor_en.html</ref>
 
Mariette Beco masih berusia dua belas tahun ketika ia melaporkan penampakan Maria pada tahun 1933 di Banneux, [[Belgia]]. Dalam kasus ini, Wanita berbaju Putih diceritakan menyatakan dirinya sebagai Sang Perawan dari Yang Papa dan berkata: “Percayalah padaku dan aku akan percaya padamu”. Pada tahun 1942 [[Tahta Suci]] mengijinkanmengizinkan uskup lokal untuk memperbolehkan pemberian penghormatan kepada Sang Perawan dari Yang Papa.<ref>van Houtryve, La Vierge des Pauvres, Banneux, 1947</ref>
 
=== Pengaruh pada Gereja Katolik Roma ===
Walaupun orang-orang di atas dan banyak orang lainnya menghadapi banyak permasalahan awalnya, pihak gereja, dengan penundaan beberapa waktu, memperhatikan iman Mariologi, seperti yang diakui di dalam situs resmi [[Vatikan]] pada tahun 2004. Oleh karenanya, “dogma mengenai Pembuahan Suci yang dipaparkan oleh [[Paus Pius IX]] sebagian besar tidak lahir dari bukti-bukti di dalam Kitab Suci atau tradisi kuno, tapi lahir dari sebuah [[sensus fidelium]] yang mendalam, sebuah pendirian para umat yang telah bertahan lama dan Magisterium”.<ref>[http://www.fides.org/eng/approfondire/totustuus/immacolata02.html Agenzia Fides - Congregazione per l'Evangelizzazione dei Popoli<!-- Bot generated title -->]</ref> Dalam hal ini, [[Vatikan]] mengutip ''Fulgens Corona'' dimanadi mana [[Paus Pius XII]] mendukung keyakinan ini:
 
Apabila pujian-pujian terkenal bagi Sang Perawan Suci Maria diberikan pemikiran yang sepantasnya, siapa yang berani meragukan bahwa Ia, yang lebih suci dari para malaikat dan selalu suci di segala waktu, pernah, bahkan dalam waktu yang sesingkat apapun, tidak terbebaskan dari noda dosa?”<ref>Fulgens Corona, 10</ref>
Baris 158:
 
=== Konsili Vatikan Kedua ===
[[Konsili Vatikan Kedua]] (1962-1965) mengeluarkan ringkasan gereja mengenai doktrin Katolik tentang Maria di bab delapan ''Lumen Gentium''. Ahli-ahli Mariologi sebelumnya berharap akan lahirnya sebuah dogma tentang Maria sebagai Mediatrix (perantara), dimanadi mana dasar-dasar untuk status ini telah diletakkan oleh beberapa paus terutama [[Paus Leo XIII]], [[Paus Pius X]], [[Paus Benediktus XV]] dan [[Paus Pius XII]]. Hal ini dianggap sebagai sebuah “hal yang jelas”. Berbagai persiapan bagi konsili ini meliputi sebuah skema bebas berjudul “Mengenai Sang Perawan Suci Maria, Bunda Allah dan Bunda Manusia”.<ref name="ReferenceA">Leo Cardinal Scheffczyk, Vaticanum II, dalam ''Marienlexikon'' 567</ref> Beberapa pengamat menginterpretasikan penolakan terhadap dokumen Maria ini sebagai hal minimalisme; yang lain menginterpretasikannya penyertaan Maria sebagai sebuah bab di dalam dokumen gereja sebagai sesuatu yang menegaskan perannya bagi Gereja.<ref name="ReferenceA"/>
 
Bab tentang maria ini memiliki lima bagian yang menghubungkan Maria pada misteri-misteri penyelamatan yang berlangsung di dalam Gereja, yang didirikan oleh Kristus sebagai tubuh mistis-Nya. Peran Maria dalam hubungannya dengan putra-Nya diletakkan sebagai sesuatu yang bukan paling penting. Yang disoroti adalah kepribadian dan kepenuhan rahmatnya. Bagian kedua menggambarkan peranan Maria dalam sejarah penyelamatan. Perannya sebagai seorang mediator diperinci karena Maria dianggap memastikan keselamatan kita melalui banyak perantaraannya setelah pengangkatan dirinya ke surga. Konsili menolak untuk memakai gelar mediator bagi semua rahmat, dan hanya menetapkan Maria sebagai mediator tanpa penjelasan lebih lanjut.<ref>Leo Cardinal Scheffczyk, Vaticanum II, dalam ''Marienlexikon'' 569</ref>
Baris 164:
== Mediatrix dan Co-Redemptrix ==
[[Berkas:LeoXIII1900.jpg‎|thumb|left|190px| ''Sang Paus Rosario [[Paus Leo XIII]] Sebelas ensiklik mengenai rosario-nya mendukung secara penuh konsep Maria menjadi perantara semua rahmat'']]
Konsep-konsep Mariologi mediatrix (perantara) dan co-redemptrix (pendamping penebus) sangatlah berbeda antara satu dengan yang lain. Keduanya belum ditegaskan sebagai dogma oleh Gereja, namun dukungan umum dan dukungan dari lingkungan gereja bagi keduanya terus tumbuh besar akhir-akhir ini. Konsep-konsep ini telah digunakan di dalam berbagai ensiklik kepausan dan didukung oleh banyak teolog, mulai dari buku “Penderitaan Maria” karya Romo Frederick William Faber pada abad ke-19, hingga tokoh Mariologi (dan penasehatpenasihat Tahta Suci) abad ke-20 yang sangat dihormati, Romo Gabriel Roschini.<ref>[[Gabriel Roschini]], ''Compendium Mariologiae'', Roma 1946.</ref>
 
Definisi dogma bagi konsep-konsep ini diajukan pada [[Konsili Vatikan II]] oleh uskup-uskup Italia, [[Spanyol]] dan [[Polandia]] namun tidak dibahas, dan masih ada penentangan terhadap konsep-konsep ini di dalam lingkaran [[Vatikan]].
 
Pada awal tahun 1990-an lebih dari enam juta tanda tangan dikumpulkan dari 148 negara, termasuk juga tanda tangan dari [[Bunda Teresa]] dari [[Kalkuta]], Kardinal John O’Connor dari [[New York]], dan 41 kardinal serta 550 uskup lainnya, mendesak [[Paus Yohanes Paulus II]] untuk menggunakan [[Infalibilitas kepausan]] untuk menetapkan Maria sebagai Perantara dan Pendamping Penebus. Pada tanggal 8 Februari 2008, lima Kardinal Katolik Roma mengeluarkan sebuah petisi meminta [[Paus Benediktus XVI]] untuk secara dogmatis menetapkan Sang Perawan Suci Maria sebagai Sang Perantara dan Sang Pendamping Penebus.<ref>Pemberitaan ''Vatican News'' mengenai Petisi Mediatrix kepada Sri Paus http://www.zenit.org/article-21743?l=english</ref>. Dan sebuah gerakan umat awam bernama ''Vox Populi Mariae Mediatrici'' menyediakan berbagai petisi yang bisa ditanda-tangani oleh umat Katolik Roma yang tersebar dimanadi mana-mana dan yang bisa dikirimkan ke Sri Paus sebagai dukungan atas sebuah ketetapan dogmatis akan kedua konsep tersebut.<ref>Artikel EWTN mengenai ''Vox Popoli'' http://www.ewtn.com/library/MARY/MEDIATRI.HTM</ref><ref>Vox Popoli website http://www.voxpopuli.org</ref>
 
=== Mediatrix ===
Baris 215:
== Pusat Penelitian Mariologi ==
Penelitian resmi tentang Mariologi di dalam lingkungan yang berhubungan dengan [[Tahta Suci]] mengalami suatu kemajuan besar dalam Tahun Suci tahun 1950 dan dalam tahun 1958 akibat keputusan-keputusan [[Paus Pius XII]] yang mengijinkanmengizinkan berbagai institusi untuk meningkatkan penelitian akademis tentang penghormatan terhadap Perawan Suci Maria.
 
* ''Academia Mariana Salesiana''. Paus Pius XII mengabulkan pendirian Academia Mariana Salesiana yang merupakan suatu bagian dari perguruan tinggi kepausan. Akademi ini mendukung penelitian-penelitian kaum Salesian dengan tujuan untuk mengembangkan penghormatan kepada Sang Perawan Suci dalam tradisi Santo Yohanes Bosco.<ref name="Bäumer, Marienlexikon, 534">Bäumer, Marienlexikon, 534</ref>
 
* ''Centro Mariano Montfortano''. Juga pada tahun 1950, Centro Mariano Montfortano dipindahkan dari Bergamo ke Roma. Centro menyebar-luaskan ajaran-ajaran Santo Louis de Montfort yang sebelumnya dikanonisasi oleh Paus Pius XII. Institusi ini menerbitkan bulanan Madre e Regina yang menyebar-luaskan orientasi Maria dari Montfort.<ref name="Bäumer, Marienlexikon, 535">Bäumer, Marienlexikon, 535</ref>
 
* ''Marianum'' dibentuk pada tahun 1950 dan pengoperasiannya dipercayakan kepada Ordo Servites. Institusi ini diberikan kuasa untuk menganugerahi semua gelar akademis termasuk sebuah gelar doktor di bidang teologi. Semenjak tahun 1976, Marianum mengadakan konferensi internasional setiap dua tahun untuk menemukan perumusan baru yang mengukur misteri Maria.<ref name="Bäumer, Marienlexikon, 535"/>
 
* ''Collegamento Mariano Nazionale'' (1958) adalah prakarsa mengenai Maria terakhir dari Paus Pius XII. Institusi ini mengkoordinasi semua aktivitas institusi-institusi yang berorientasi pada Maria di [[Italia]], menyelenggarakan ziarah-ziarah yang berorientasi pada Maria dan menyelenggarakan minggu-minggu pembahasan Maria bagi para imam. Selain itu, institusi ini juga memulai penyelenggaraan pertemuan-pertemuan pemuda-pemudi Maria dan menebitkan Jurnal “Madonna”.<ref name="Bäumer, Marienlexikon, 534"/>