Daun berlangkas: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Rachmat-bot (bicara | kontrib) k Robot: Perubahan kosmetika |
Wagino Bot (bicara | kontrib) k →Manfaat & kegunaan: minor cosmetic change |
||
Baris 39:
Semak ini dipergunakan sebagai [[lalab]]an. Diperjualbelikan terutama di [[pasar]]-pasar di [[Jawa Barat]]. Penduduk mengambil daunnya dari hasil menanam di sekitar rumah mereka, dan acap kali dpergunakan sebagai [[tanaman pagar]]. Karena [[daun]]nya indah berwarna-warni, spesies ini sering dijadikan sebagai hiasan.<ref name=Sas./> Selain itu, [[daun]], pucuk muda, dan [[akar]] dikonsumsi mentah-mentah atau dimasak terlebih dahulu. Dahulu, di [[Ternate]], masyarakat memasak daun berlangkas dengan [[ikan]] dan [[daging]] sebagai campuran sayur. Rumphius mengataan bahwa rasa seluruh bagian daripada daun berlangkas adalah tajam. Sementara itu, [[W.G. Boorsma]] sebagaimana dikutip oleh Heyne, mengatakan kalau akar daun berlangkas rasanya tawar. Akar dan daun dilumat dan direbus dan disaring, dapat dipergunakan sebagai peluruh air seni.<ref name=Heyne/> Tumbuhan ini juga dipergunakans sebagai [[obat]] di [[Vietnam]], [[Jawa]], [[Fiji]], dan [[Kamboja]] sebagai [[analgesi]]k, obat penurun panas, dan pelancar air seni. Tangkainya dipergunakan sebagai [[dupa]] oleh pendeta [[Buddha]] di [[Kamboja]].<ref name=P.Hanelt/>
Tumbuhan ini juga bernilai ekonomi, dimana sejak tahun 1970 petani di daerah [[Kabupaten Sukabumi]] menanam daun kedondong sebagai tanaman hias yang dijual ke [[Korea]] dan [[Jepang]] dengan harga sebatang pohon harganya 10 ribu [[Rupiah]] untuk tanaman berumur 18 [[bulan]].<ref name=Kedondong>{{cite news
== Referensi ==
|