Masjid Babri: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Wagino Bot (bicara | kontrib)
k top: minor cosmetic change
Wagino Bot (bicara | kontrib)
k top: minor cosmetic change
Baris 25:
 
Dalam bukletnya, ''Communal History and Rama's Ayodhya'', Profesor [[Ram Sharan Sharma]] menuliskan, "[[Ayodhya]] tampaknya muncul sebagai tempat ziarah keagamaan pada masa kuno. Walaupun bab 85 [[Vishnu]] [[Smriti]] menuliskan daftar sebanyak 52 tempat ziarah, termasuk kota-kota, danau, sungai, gunung, dan sebagainya, [[Ayodhya]] tidak termasuk dari daftar ini."<ref>{{cite news
|url = http://www.countercurrents.org/comm-sikand050806.htm
|title = Ayodhya's Forgotten Muslim Past
|first = Yoginder
|last = Sikand
|authorlink = Yoginder Sikand
|publisher = Counter Currents
|date = 2006-08-05
|accessdate = 2008-01-12
}}</ref> Sharma juga menyebutkan bahwa [[Tulsidas]], yang menulis [[Ramcharitmanas]] pada tahun 1574 di Ayodhya, tidak menyebutkan tempat itu sebagai tempat ziarah.<ref>{{cite news
|url = http://www.countercurrents.org/comm-sikand050806.htm
|title = Ayodhya's Forgotten Muslim Past
|first = Yoginder
|last = Sikand
|authorlink = Yoginder Sikand
|publisher = Counter Currents
|date = 2006-08-05
|accessdate = 2008-01-12
}}</ref> Setelah peruntuhan Masjid Babri, Profesor [[Ram Sharan Sharma]] bersama dengan [[sejarawan]] Suraj Bhan, [[M.Athar Ali]] dan [[Dwijendra Narayan Jha]] menuliskan pembahasan ''Historian's report to the nation'' tentang bagaimana rakyat memiliki pandangan yang salah bahwa di tempat tersebut dulunya dibangun kuil Hindu, juga tentang perlakuan perusakan yang dianggap vandalisme.<ref>{{cite book
|first = M.Athar