Kroya, Cilacap: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Ryanardiyanto (bicara | kontrib)
Baris 1:
[[Berkas:Lapangan Tugu Kroya.JPG|thumb|306x306px|Alun-alun Tugu Kroya, sebagai pusat kotaKecamatan kroya.]]
'''Kroya''' adalah sebuah K[[kota|ota]]Kecamatan di wilayah kabupaten Cilacap, [[Jawa Tengah]], [[Indonesia]]. Masyarakat Kroya mayoritas menggunakan [[Bahasa Jawa Sumpiuh|Bahasa Jawa]]Banyumasan dan Bahasa Jawa Surakarta. KotaKecamatan ini merupakan kotaKecamatan berkembang dan menjadi pusat perdagangan di wilayah timur Cilacap. Kroya juga dikenal sebagai jalur pertemuan antara jalur KA dari arah Bandung-Tasikmalaya dengan jalur KA dari Cirebon (Kejaksan)-Purwokerto menuju antara dari Yogyakarta, Madiun dan Surabaya.
 
Hal ini mengakibatkan Stasiun Kroya memiliki tingkat lalu lintas terpadat di Daerah Operasi 5 Purwokerto, dan untuk mengakomodasinya, emplasemen stasiun ini dibuat sepanjang 600 m. Stasiun Kroya diklaim merupakan stasiun terbesar di wilayah Kab. Cilacap. Di sisi lain kotaKecamatan Kroya memiliki sebuah pasar tradisonal yang cukup besar serta berada di tempat yang strategis. Kroya berbatasan langsung dengan wilayah kabupaten Banyumas di sebelah utara, dan timur laut, kemudian berbatasan dengan kecamatan Nusawungu di sebelah timur ,kecamatan Adipala di sebelah barat dan kecamatan binangun di sebelah selatan.
 
Batas kewilayahan kotaKecamatan kroya terlihat dari arah barat (cilacap,adipala) tepatnya berada di wilayah desa pekuncen, sedangkan batas kotaKecamatan di wilayah timur (kebumen,nusawungu) berada di perempatan desa pucung kidul.
 
Nama kota ini mirip dg di daerah Indramayu, Jawa Barat yaitu Kroya.
 
== Sejarah ==
Sejarah berdirinya KotaKecamatan Kroya tidak lepas dari sejarah terbentuknya wilayah karisidenan Banyumas.KotaKecamatan Kroya awal mulanya adalah daerah desa kecil pada masa kadipaten Wirasaba. Kemudian setelah perang Diponegoro usai secara politis seluruh daerah Banyumas atau Mancanegara Kulon menjadi milik pemerintah Belanda dan KotaKecamatan Kroya termasuk di dalamnya. Hal ini terbukti karena pada tanggal 20 September 1830, seorang pegawai pemerintah Hindia Belanda bernama Hallewijn memberikan laporan umum hasil kerjanya kepada pihak Komisaris Kerajaan yaitu Jenderal De Kock yang berada di Sokaraja. Laporan tersebut berhubungan dengan luasnya cakupan wilayah karisidenan Banyumasan yang hendak dibentuk dimana meliputi daerah Kebumen, Banjar (Banjarnegara), Panjer (Kebumen) , Ayah, Prabalingga (Purbalingga), Banyumas, Kroya, Sumpiuh, Adireja, Karanganyar (Kebumen), Patikraja, Purwakerta (Purwokerto), Ajibarang, dan berbagai daerah lain. Dengan dibentuknya wilayah karisidenan,tahun 1843 akhirnya pemerintah Belanda mulai membangun akses jalan dari Banyumas ke selatan menerobos gunung Karangrau hingga ke Buntu dan disambung ke selatan lagi sampai Kroya.
 
Mulanya KotaKecamatan Kroya justru masuk ke wilayah distrik Adireja dan hanya berstatus sebagai kawedanan. Kala itu distrik Adireja mencakup wilayah Adipala, kroya, Nusawungu, Pantai Ayah, Maos, Kalireja dan sekitarnya. Namun pada akhirnya status Kroya naik menjadi distrik yang membawahi sebagian besar bekas distrik Adireja. Kenaikan status Kroya menjadi distrik karena wilayah ini lebih cepat berkembang, akses lebih dekat dari pusat karisidenan, dan terdapat jalur rel kereta api startegis yang menghubungkan jalur dari Cirebon, Purwokerto dari utara dan Bandung, Cilacap dari selatan.
 
Selang beberapa lama pasca kemerdekaan, pemekaran wilayah Cilacap bagian timur dilakukan sekitar tahun 1980-an. Kroya yang awalnya menjadi distrik akhirnya dipecah menjadi beberapa kecamatan, di antaranya adalah KotaKecamatan Kroya, kecamatan Adipala, kecamatan Nusawungu, kecamatan Sampang, dan kecamatan Binangun.
 
Demografi wilayah secara kepemerintahan Kecamatan Kroya bisa disimpulkan memang sudah mengalami penurunan status, jika sebelumnya merupakan wilayah Kawedanan (yang meliputi 5 Kecamatan) pada masa Hindia Belanda Hingga tahun 1980-an, maka kini hanya menjadi wilayah kecamatan saja. idealnya Kecamatan Kroya bisa menjadi daerah otonom baru (KotaKecamatan / Kabupaten), persyaratan yang sesuai dengan RUU DOB (Daerah Otonomi Baru) yang telah diperkuat dengan Amanat Presiden Nomor R-66/PRES/12/2013 yang meliputi Aspek Administratif, Syarat Kewilayahan dan Syarat Teknis bisa dipenuhi Kecamatan Kroya.
 
(kontributor : Awim Haryanto, dari berbagai sumber)
 
== Demografi ==
[[Berkas:GPDI kroya.JPG|thumb|GPDI Kroya, salah satu gereja di kotaKecamatan Kroya]]
Kondisi kerukunan umat beragama di KotaKecamatan Kroya terbina dengan baik, dimana para tokoh agama senantiasa menjalin silaturahmi dalam rangka meningkatkan peran serta dalam memperkokoh persatuan dan kesatuan antar umat beragama.
Jumlah penduduk di KotaKecamatan Kroya menurut agama yang dianut, terdiri dari ;
Islam : 136.663 jiwa,
Katholik : 617 jiwa,
Baris 28 ⟶ 26:
Hindu : 56 jiwa,
Budha : 418 jiwa.
Dengan luas wilayah 58 KM2, dan jumlah penduduk 139.667 jiwa (2013), kepadatan penduduk di kotaKecamatan kroya mencapai 2.019 jiwa /KM2.
 
Sedangkan jumlah tempat peribadatan adalah:
Baris 37 ⟶ 35:
Vihara : 7 buah.
 
Mayoritas penduduk KotaKecamatan Kroya adalah suku Jawa Banyumasan menggunakan [[Bahasa Jawa Surakarta]], sisanya adalah suku pendatang seperti Sunda, Madura, Manado, Minang, Batak dan lain-lain. Mengenai etnis Tionghoa di KotaKecamatan Kroya, banyak yang sudah bermukim selama lebih dari 50 tahun. Orang-orang Tionghoa menguasai sektor pertokoan di jalan Jend. Ahmad Yani maupun jalan-jalan utama di kotaKecamatan Kroya.
 
Kondisi sosial meliputi aspek Ideologi, Politik, Ekonomi, Sosial Budaya dan Hankam (IPOLEKSOSBUD HANKAM). Secara umum kondisi social ekonomi masyarakat di KotaKecamatan Kroya berada pada kondisi yang cukup baik, artinya secara prinsipil tidak terdapat tindakan–tindakan yang mengarah pada upaya penggantian idiologi negara, ancaman disintegrasi bangsa, serta tindakan-tindakan sara khususnya yang mengarah pada perpecahan antar etnis, suku dan agama.
 
== Transportasi ==
[[Berkas:Kroya train station 120401 0298.jpg|thumb]]
Kondisi sarana dan prasarana transportasi darat di KotaKecamatan Kroya secara umum cukup memadai meskipun belum sepenuhnya memenuhi tuntunan kebutuhan yang di harapkan. Fasilitas perhubungan di KotaKecamatan Kroya meliputi 1 buah terminal dan 2 buah stasiun yaitu stasiun besar Kroya dan stasiun sikampuh. Jaringan transportasi darat di KotaKecamatan Kroya tercatat sepanjang 209,9 km. Kondisi ini tentu saja masih memerlukan peningkatan atau pengembangan demi mendukung percepatan pembangunan yang bergerak cepat.
Dilihat dari jenis jalan, maka dapat dirinci sebagai berikut :
a. Jalan Beraspal : 110,10 km
Baris 52 ⟶ 50:
 
== Perekonomian ==
Guna mendukung iklim investasi di Kabupaten Cilacap serta kegiatan industri dan perdagangan, tersedia fasilitas pasar baik milik pemerintah daerah maupun desa. Untuk pasar milik pemerintah daerah yang berada di KotaKecamatan Kroya tercatat ada 3 buah, sedangkan pasar milik desa sebanyak 10 buah, selain itu terdapat beberapa swalayan yang juga menopang perekonomian di Kroya. Dua swalayan besar di Kroya yang cukup terkenal adalah Toserba Jadi Baru dan Kato, keduanya berada di Jalan A.Yani. Hanya saja untuk Kato berada di bangunan sisi selatan Pasar Kroya.
 
Beberapa Swalayan dan minimarket di KotaKecamatan Kroya antara lain.
 
1. Jadi Baru Toseba di Jl.Jend Ahmad Yani
Baris 62 ⟶ 60:
3. AM Cahaya Toserba dan Karaoke di Jl.Jend Ahmad Yani
 
4. Alfamart di berbagai sudut KotaKecamatan
 
5 Indomart, dan masih banyak lagi
Baris 81 ⟶ 79:
6. 7 Pondok Pesantren.
 
Beberapa Sekolah yang sangat favorit di KotaKecamatan Kroya antara lain:
 
1. Untuk tingkat SMA/Sederajat ada SMA N 1 Kroya, SMA N 2 Kroya, SMK Tamtama 1 Kroya, SMK Ma'arif 1 Kroya, SMK YPE Kroya, SMA Plus Al-Hidayah Kroya, SMA Buana 1 Kroya, dan masih banyak lagi.
Baris 87 ⟶ 85:
2. Untuk tingkat SMP/Sederajat ada SMP N 1, SMP N 2, SMP N 3, SMP N 6, SMP N 4, SMP N 5 Kroya, SMP Plus Al-Hidayah Kroya,dan masih banyak yang lainya.
 
3. Beberapa perguruan tinggi di kotaKecamatan kroya meliputi;
- Akbid Dulang Mas Kroya,Jl Betet Kroya.
- Universitas 17 Agustus 1945 Kroya, Jl. Yos Sudarso Kroya.
Baris 96 ⟶ 94:
 
=== '''Kesehatan''' ===
Jumlah Prasarana Kesehatan yang ada di KotaKecamatan Kroya terdiri dari 3 buah Rumah Sakit, 2 buah Puskesmas, 10 Puskesmas Pembantu, 11 Polindes, dan 108 Posyandu. Konstribusi masyarakat KotaKecamatan Kroya dalam menunjang PAD Kabupaten Cilacap di sektor Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) cukup besar, dimana pada tahun 2008 total baku ketetapan sebesar Rp. 1.157.550.000,- (satu milyard seratus lima puluh tujuh juta lima ratus lima puluh ribu rupiah) dengan 51.161 lembar SPPT,- telah lunas dibayarkan sesuai ketentuan yang berlaku.
Rumah sakit di kotaKecamatan kroya antara lain;
- RSU Aghisna Medika Kroya, JL.Yos Sudarso, Kroya.
- RSU PKU Muhamadiyah Kroya, JL. Kroya-Mujur km4. Kroya.
Baris 103 ⟶ 101:
 
=== '''Fasilitas''' ===
Di KotaKecamatan Kroya juga berdiri kantor cabang atau cabang pembantu Bank Nasional seperti : BCA, MANDIRI, BRI, BNI, LIPPO, DANAMON,PUNDI, PERMATA, BANK JATENG, BII beserta ATM sebagai penunjang aktifitas bisnis dan investasi. Sebagian besar berasal dari aktifitas perniagaan pasar, industri jamu, industri sapu, lap, keset, sumpit kayu ekspor, TKI / TKW, transportasi darat, pertanian dan peternakan.
 
==== Industri ====