Nia Samsihono: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Wagino Bot (bicara | kontrib)
k minor cosmetic change
Rachmat-bot (bicara | kontrib)
k tidy up, replaced: Kaos → Kaus, removed stub tag
Baris 1:
[[Berkas:Nia Samsihono.jpg|thumb|200 px|Nia Samsihono]]
'''Dra. Dad Murniah, M.Hum.''' atau lebih dikenal dengan '''{{BASEPAGENAME}}Nia Samsihono''' ({{lahirmati|[[Pontianak]], [[Kalimantan Barat]]|16|9|1959}}) adalah [[sastrawan]] berkebangsaan [[Indonesia]]. Ia memublikasikan puisi dan [[esai]] sastra di berbagai [[media massa]], daerah dan [[nasional]]. {{BASEPAGENAME}}Nia Samsihono merupakan salah satu anggota Tim Penyusun [[Kamus Besar Bahasa Indonesia]] di Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Direktorat Jederal Kebudayaan, [[Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan]] [[Republik Indonesia]].<ref>[http://www.badanbahasa.kemdikbud.go.id/ Badan Bahasa Kemdikbud RI], diakses 14 Juni 2015</ref><ref>[http://www.core.ac.uk/download/pdf/12136657.pdf Core.ac.uk: Konflik dalam novel Bekisar Merah karya Ahmad Tohari], diakses 14 Juni 2015</ref><ref>[http://www.sastra-indonesia.com/2010/11/demokratisasi-sastra-pasca-kongres-ksi/ Sastra Indonesia: Demokratisasi Sastra Pasca-Kongres KSI], diakses 14 Juni 2015</ref><ref>[http://www.catalogue.nla.gov.au/Record/2315622 Catalogue: Dad Murniah], diakses 14 Juni 2015</ref><ref>[http://www.konfrontasi.com/content/budaya/kenangan-puisi-nia-samsihono Konfrontasi], diakses 14 Juni 2015</ref>
 
== Latar belakang ==
{{BASEPAGENAME}}Nia Samsihono menempuh pendidikan dasar di SD Kristen I [[Sragen]], namun waktu kelas 3 [[Kabupaten Purbalingga]] karena ayahnya, Samsihono, berdinas sebagai Camat. Di kota itu dia melanjutkan sampai sekolah menengah atas. Karya tulisnya dihasilkan dari pengalaman budaya yang dia alami dari daerah ke daerah. Kebetulan ibunya berasal dari suku Dayak Maanyan di [[Barito Timur]], [[Kalimantan Tengah]]. Sedang ayahnya berasal dari [[Sragen]], [[Jawa Tengah]]. Hal itu menyebabkan kemampuan berbahasa daerahnya beragam. Nia Menyelesaikan pendidikannya di Fakultas Sastra dan Budaya, [[Universitas Diponegoro]] [[Semarang]]. Ketika mahasiswa, dia aktif mengikuti kegiatan [[ekstrakurikuler]] yang berhubungan dengan seni, antara lain tergabung dalam Teater Emper Kampus di Fakultas Sastra, Teater Kelas [[Universitas Diponegoro]], dan anggota grup paduan suara. Di kampus itu pula dia mengawali debutnya sebagai [[penyair]] ketika memublikasikan karyanya di ''Harian [[Suara Merdeka]]'' berjudul ''Tak Ada Keramaian''. Setelah tamat dari S-1, dia bekerja sebagai reporter di ''Koran Prioritas'', kenudian pindah ke Penerbit Mutiara Sumber Widya, dan akhirnya dia memilih berkarier sebagai [[pegawai negeri sipil]] (PNS) di [[Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan]]. Nia menyelesaikan pendidikan pascasarjana di Fakultas Ilmu Budaya di [[Universitas Indonesia]] [[Jakarta]].
 
Karya-karyanya masuk dalam sejumlah buku, di antaranya ''Merenung Pembangunan'' ([[Universitas Kristen Satya Wacana]], [[2009]]), ''Indonesia Memahami Khalil Gibran'' (Editor [[Eka Budianta]], Badan Pelestari Pustaka Indonesia, [[2011]]), ''Sejumlah Kritik'' ([[Bambang Sadono]], Citra Almamater, [[2012]]), ''Profil Perempuan Pengarang dan Penulis Indonesia'' ([[Kurniawan Junaedhie]], Kosa Kata Kita, [[Jakarta]] [[2012]]), ''Jula-Juli Jakarta'' (Antologi Puisi Esai, 2013), ''Antologi Perempuan Langit 1, Perempuan Langit 2'' ([[2014]]). Kemampuannya di kancah kesusastraan menjadikan dirinya sering diundang di berbagai seminar dan diskusi antara lain di [[Singapura]], [[Kuala Lumpur]], [[Malaysia]], [[Bangkok]], [[Filipina]], dan [[Bandar Seri Begawan]], [[Brunei Darussalam]]. Di bidang organisasi, saat ini Nia Samsihono aktif mengelola Komunitas Cinta Sastra, [[Jakarta]] sebagai salah satu ketua, menjadi Pengelola Lingua Ginurit Jurnal Ilmu Pengetahuan Bahasa dan Sastra, sebagai Ketua Dewan Editor.
Baris 39:
* Antologi Puisi Hati Perempuan ([[2011]])
* Antologi Puisi Akulah Musi ([[2011]])
* Antologi Puisi KaosKaus Hitam Cinta ([[2009]])
* Antologi Puisi Suluk Mataram, 50 Penyair Membaca Yogya ([[2011]])
* Antologi Puisi Bangga Menjadi Rakyat Indonesia ([[2012]])
Baris 75:
 
{{reflist}}
 
{{bio-stub}}
{{Penyair DNP}}