Abdullah bin Nuh: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
BeeyanBot (bicara | kontrib)
k SURABAYA DAN HADROL MAUT SCHOOLNYA: ejaan, replaced: praktek → praktik
Rachmat-bot (bicara | kontrib)
k tidy up, replaced: personil → personel (2), faham → paham, dzuhur → zuhur
Baris 95:
Di Kota Surabaya pada waktu itu ada sebuah gedung besar dan tinggi letaknya dekat jembatan besar di Jln. Darmokali (dulu Noyo Tangsi). Penulis melihat di muka gedung itu sebelah atas ada tulisan tahun 1914 waktu didirikannya. Di gedung inilah Sayyid Muhammad bin Hasyim mendirikan sekolah “Hadrolmaut School” untuk menyebar ilmunya dan melatih anak-anak didik yang dibawanya dari Pekalongan, dalam rangka mengembangkan bakat dan penampilan kemampu§n anak-anak didiknya tersebut.
 
Hadrolmaut Shool di Surabaya laksana Masjid [[Quba]] di [[Madinah]] sewaktu Rosulullah saw mulai menginjakkan kakinya dibumi Madinatul Munawwaroh: Tempat [[Rosulullah saw]], mempersaudarakan ummat yang berbeda-beda bakat dan adat istiadat, tempat mempersatukan kaum [[Muslimin]] yang bermacam-macam fahampaham dan pendapatnya, tempat Rosulullah saw mengatur siasat; bermasyarakat dan lain-lain.
 
Gedung “Hadrolmaut School” ialah tempat Rd. Abdullah bin Nuh dan teman-temannya dididik, dibina, digembleng cara praktik mengajar, berpidato, memimpin dan lain-lain yang dipertukan.
Baris 143:
Tanggal 6 Agustus 1945 senjata dahsyat bom atom dijatuhkan Amerika Serikat di atas kota Hiroshima, disusul kemudian tanggal 9 Agustus born atom gelombang kedua dijatuhkan pula di atas Nagasaki. Sekutu mengumandangkan kemenangannya. Bangsa Indonesia saat itu sangat optimis dengan tekuk lututnya Jepang terhadap sekutu. Ternyata pada tanggal [[17 Agustus 1945]] beberapa hari setelah pengeboman terhadap kedua kota itu kita bangsa Indonesia memperoleh hikmah, yaitu kemerdekaan yang diperoklamirkan oleh [[Bung Karno]] dan [[Bung Hatta]]. Apakah ini bukan rohmat dari Allah SWT?
 
Cobaan demi cobaan telah dan akan selalu kita hadapi. Pada tanggal 19 September 1945 di Surabaya terjadi peristiwa besar yang merupakan titik awal yang menyulut semangat kepahlawanan rakyat Surabaya. Beberapa personilpersonel Belanda yang saat itu membonceng sekutu berhasil menyamar sebagai Missi Sekutu mengibarkan bendera merah putih biru di Hotel Yamato, Tunjungan Surabaya. Kemudian personilpersonel Belanda lainnya setelah tiba di Tanjung Priok merayap keseluruh pelosok Jawa di antaranya ke Bandung, Yogya, Magelang dan Surabaya. ini merupakan tantangan berat lagi bagi bangsa Indonesia. Namun rakyat tiada mengenal mundur atau menyerah.
Begitu pula AI-Ustadz Rd. H. Abdullah bin Nuh terus melanjutkan perjuangan mempertahankan kemerdekaan dengan memimpin barisan Hizbutlah dan BKRI TKR di kota Cianjur bersama-sama dengan barisan lainnya hingga pertengahan tahun 1945.
 
Baris 173:
Majlis-majlis Ta’lim yang ada dalam asuhan Mama adalah : AI-Ghazaly (Kotaparis) AI-Ihya(Batu Tapak) Al-Khaeriyah (Bojong Neros) AI-Husna (Layungsari) Nurul Imdad (Babakan Fakultas, belakang IPB) Nahjussalam (Sukaraja).
 
Kesemuanya itu adalah tempat pengabdian Mama setelah usianya lanjut. Bagi Mama tiada hari tanpa kuliah shubuh. Kegiatan rutin setiap minggunya adalah hari Senin s.d. Kamis di Majlis Ta’lim AI-Ihya, Jumat s.d. Ahad di AI-Ghazaly, sedangkan Ahad siang (ba’da dzuhurzuhur) di Nahjussalam Sukaraja.
 
Selain itu, Mama juga mengadakan pengajian khusus untuk para pemuda dan pelajar, mahasiswa/ mahasiswi. Demikian kegiatan Mama di “AI-Ghazaly” yang tidak mengenal istirahat.